WHO Minta Asia Tenggara Waspadai COVID-19 Varian Omicron yang Mengkhawatirkan

Asia Tenggara diminta tetap waspada melihat adanya varian baru yang berasal dari Afrika Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Nov 2021, 18:56 WIB
Diterbitkan 28 Nov 2021, 15:00 WIB
WHO Diminta Bantu Atasi Pemasaran Makanan Anak yang Tak Pantas
Masalah gizi ibu dan anak menjadi perhatian dalam sidang paripurna World Health Assembly (WHA) di Gedung PBB Jenewa.

Liputan6.com, New Delhi - Disaat lonjakan kasus COVID-19 di beberapa negara belum mereda, varian baru Omicron menjadi perhatian. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 27 November 2021 menghimbau negara-negara di Kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan pengawasan dan meningkatkan cakupan vaksinasi.

WHO menyebutkan bahwa meskipun kasus COVID-19 telah menurun di sebagian besar negara di wilayah Asia Tenggara, varian baru menunjukkan kekhawatiran.

Negara-negara harus meningkatkan pengawasan yang lebih ketat, terutama menilai risiko impor melalui perjalanan internasional, dan mengambil tindakan yang bijaksana untuk menghindari varian Omicron yang penyebarannya lebih cepat.

“Langkah-langkah kesehatan masyarakat dan sosial yang komprehensif dan disesuaikan untuk mencegah penularan harus terus berlanjut,” kata Dr Poonam Khetrapal Singh, Direktur Regional WHO Wilayah Asia Tenggara, dalam siaran pers resmi yang diterima Liputan6.com, Minggu (28/11/2021).

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Perketat Diri Untuk Mengurangi Risiko Terpapar

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)
Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Dr Poonam mengatakan per 27 November, 31% dari populasi Kawasan Asia Tenggara telah divaksinasi penuh, 21% divaksinasi sebagian, sementara hampir 48% atau sekitar satu miliar orang belum menerima bahkan satu dosis vaksin COVID-19.

Bahkan setelah divaksinasi pun, setiap orang harus terus mengambil tindakan pencegahan agar mencegah terinfeksi dan menginfeksi orang lain yang mungkin terkena dampak virus Corona.

“Kita tidak boleh lupa bahwa pandemi masih jauh dari selesai. Saat masyarakat terbuka, kita harus membatasi. Perayaan harus mencakup protokol pencegahan, kerumunan dan pertemuan besar harus dihindari,” kata Dr Poonam.

WHO menetapkan B.1.1529 sebagai varian yang mengkhawatirkan dan menamakannya Omicron. Para peneliti sedang melihat seberapa bahaya varian ini, dan bagaimana hal tersebut berdampak pada diagnostik, terapi dan vaksin.

Perketat pemakaian masker dengan benar, menjaga jarak, menghindari ruang ramai atau berventilasi buruk, mencuci tangan, menutupi batuk dan bersin, serta vaksinasi COVID-19 menjadi anjuran untuk mengurangi risiko terpapar virus.

 

Reporter: Cindy Damara

Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi

Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Upaya Wujudkan Target Indonesia dari Pandemi Covid-19 ke Endemi. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya