Alasan Rusia Invasi Ukraina, 7 Faktor Utama Perang Antara 2 Negara Eks-Soviet

Berikut 7 alasan Rusia melakukan invasi atas Ukraina.

oleh Hariz Barak diperbarui 26 Feb 2022, 15:00 WIB
Diterbitkan 26 Feb 2022, 15:00 WIB
FOTO: Garis Depan Prajurit Ukraina Hadapi Separatis Dukungan Rusia
Seorang prajurit Ukraina memeriksa senapannya pada posisi di garis depan dengan separatis yang didukung Rusia dekat Gorlivka, Donetsk, 14 April 2021. (STR/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan operasi militer di Ukraina pada Kamis 24 Februari 2022.

Segera setelah itu, ledakan terdengar di seluruh negeri dan Ukraina memperingatkan "invasi skala penuh" oleh Rusia sedang berlangsung atas negara mereka.

Rusia telah menyerang Ukraina dalam apa yang bisa menjadi awal perang di Eropa atas tuntutan Rusia untuk mengakhiri ekspansi NATO --aliansi militer pimpinan Amerika Serikat yang merupakan seteru Rusia-- ke arah Eropa timur.

Namun itu hanya menjadi satu dari sekian alasan lain. Dikutip dari NDTV (26/2/2022), berikut 7 penyebab utama Perang Rusia - Ukraina:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


1. Ukraina Ingin Bergabung dengan NATO

Presiden Ukraina Kunjungi Garis Depan Konflik Lawan Rusia
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengunjungi garis depan konflik melawan separatis yang didukung Rusia di Donetsk (6/12/2021). Kunjungan dilakukan ketika kekhawatiran di Kiev meningkat bahwa Rusia sedang bersiap menyerang. (Handout/Ukrainian presidential press-service/AFP)

Meskipun ada ketegangan antara Rusia dan Ukraina, bekas republik Soviet, untuk waktu yang lama, situasinya mulai tidak terkendali pada awal 2021.

Pada Januari tahun lalu, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mendesak Presiden AS Joe Biden untuk membiarkan Ukraina bergabung dengan NATO.


2. Rusia Marah Atas Keinginan Ukraina Bergabung NATO

Bangunan Pemukiman Warga Kota Kyiv Hancur Dihantam Invasi Rusia
Seorang prajurit Ukraina terlihat di jendela bangunan tempat tinggal yang rusak di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina Kiev (25/2/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan penyerang menargetkan warga sipil dan ledakan terdengar di ibu kota yang terkepung. (AFP/Daniel Leal)

Ini membuat marah Rusia, yang mulai mengirim pasukan di dekat perbatasan Ukraina untuk "latihan" pada musim semi tahun lalu dan meningkatkannya selama musim gugur.

Pada bulan Desember 2021, AS mulai cemas atas pengerahan pasukan Rusia dan Presiden Biden memperingatkan sanksi berat jika Rusia menginvasi Ukraina.

 


3. Rusia Ingin Negara Barat Tak Terima Ukraina ke NATO

Bangunan Pemukiman Warga Kota Kiev Hancur Dihantam Invasi Rusia
Seorang pria membersihkan puing-puing setelah peluru militer Rusia menghantam bangunan di Koshytsa Street, Kiev, Ukraina (25/2/2022). Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan pasukan penyerang menargetkan warga sipil dan ledakan terdengar di ibu kota yang terkepung. (AFP/Daniel Leal)

Rusia telah menuntut agar Barat memberikan jaminan yang mengikat secara hukum bahwa NATO tidak akan mengadakan kegiatan militer di Eropa timur dan Ukraina.

Vladimir Putin mengklaim Ukraina adalah boneka Barat dan tidak pernah menjadi negara yang layak.

 


4. Dipicu Tensi Krimea dan Donbas Sejak 2014

7 Potret Kondisi Ukraina Akibat Serangan Rusia, Nyatakan Keadaan Darurat
Kondisi Ukraina pasca serangan Rusia (Sumber: AP Photo/Emilio Morenatti)

Ini bukan pertama kalinya ketegangan antara Rusia dan Ukraina mencapai titik didih.

Rusia telah menginvasi Ukraina pada tahun 2014 ketika pemberontak yang didukung oleh Presiden Putin telah merebut sebagian besar wilayah Ukraina dan telah memerangi tentara Ukraina sejak saat itu.

Pada saat itu, Rusia telah mencaplok Krimea, wilayah di Ukraina selatan.

Rusia menyerang Ukraina ketika presiden pro-Rusia digulingkan pada awal 2014. Perang di timur telah merenggut lebih dari 14.000 nyawa.

 


5. Terkait dengan Sejarah Uni Soviet

Bangunan Pemukiman Warga Kota Kyiv Hancur Dihantam Invasi Rusia
Seorang pria membersihkan puing-puing setelah peluru militer Rusia menghantam di sebuah bangunan tempat tinggal di Koshytsa Street, pinggiran ibukota Ukraina, Kiev (25/2/2022). Pasukan Rusia mencapai pinggiran Kyiv pada hari Jumat (24/2). (AFP/Daniel Leal)

Sebagai bekas republik Soviet, Ukraina memiliki hubungan sosial dan budaya yang mendalam dengan Rusia, dan Rusia secara luas digunakan di sana.

Tetapi sejak Rusia menginvasi pada tahun 2014 hubungan itu telah retak.

 


6. Perjanjian Damai Minsk yang Tak Efektif

FOTO: Kota di Ukraina Timur Luluh Lantak Pasca Invasi Militer Rusia
Petugas berusaha memadamkan kebakaran pada sebuah gedung setelah pemboman di Kota Chuguiv, Ukraina timur, 24 Februari 2022. Angkatan bersenjata Rusia mencoba menyerang Ukraina dari beberapa arah, menggunakan sistem roket dan helikopter untuk menyerang posisi Ukraina di selatan. (Aris Messinis/AFP)

Rusia dan Ukraina telah menandatangani perjanjian damai Minsk untuk menghentikan konflik bersenjata di Ukraina timur, termasuk wilayah Donbas.

Tetapi ketika konflik berlanjut, Rusia mengatakan akan mengirim "pasukan penjaga perdamaian" ke wilayah di mana konflik sedang terjadi.

Negara Barat menyebutnya manipulasi oleh Moskow untuk menduduki wilayah kedaulatan Ukraina.

 


7. Terkait dengan Uni Eropa

FOTO: Aksi Lansia Ukraina Latihan Menggunakan Senjata
Seorang anak muda mengacungkan senjata selama latihan dasar perang untuk warga sipil, oleh Unit Pasukan Khusus Azov, dari Garda Nasional Ukraina, di Mariupol, wilayah Donetsk, Minggu (13/2/2022). Mereka disiapkan untuk bisa bertahan di tengah kekhawatiran akan invasi Rusia (AP Photo/Vadim Ghirda)

Ketegangan baru antara Rusia dan Ukraina, yang juga berbatasan dengan Uni Eropa, telah terjadi terkait dengan Uni Eropa.

Dan itulah sebabnya Uni Eropa, yang sebagian besar adalah penandatangan NATO telah bergabung dengan AS dalam mengumumkan sanksi, terhadap entitas Rusia.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya