Anwar Ibrahim Klaim Tak Akan Ambil Gaji Jadi PM ke-10 Malaysia

Perdana Menteri (PM) Malaysia yang baru dilantik, Anwar Ibrahim terus menerima telepon ucapan selamat dari para pemimpin dunia, ketika ia mengusulkan lebih sedikit menteri kabinet dengan kemungkinan pengurangan gaji.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 25 Nov 2022, 18:47 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2022, 18:35 WIB
PM Malaysia Anwar Ibrahim.
PM Malaysia Anwar Ibrahim. Dok: Facebook/Anwar Ibrahim

Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri (PM) Malaysia yang baru dilantik, Anwar Ibrahim terus menerima telepon ucapan selamat dari para pemimpin dunia, ketika ia mengusulkan lebih sedikit menteri kabinet dengan kemungkinan pengurangan gaji.

PM Malaysia Anwar Ibrahim dari Malaysia telah memulai diskusi untuk membentuk kabinetnya saat ia mulai bekerja sebagai perdana menteri pada masa yang sulit, dengan ekonomi yang melambat dan negara tersebut terpecah secara politik setelah pemilu yang ketat.

Dalam konferensi pers pada Jumat (25/11/2022), seperti dikutip dari TRT World, Anwar Ibrahim mengumumkan bahwa kabinet menteri di pemerintahannya akan lebih kecil dibandingkan dengan pemerintahan sebelumnya, dan kemungkinan akan menerima gaji yang lebih rendah.

"Ukuran Kabinet pasti akan lebih kecil dan saya meminta menteri baru untuk menyetujui usulan saya untuk mengurangi gaji mereka," katanya.

Dalam konferensi pers terpisah pada Kamis 24 November malam, Anwar mengatakan kepada wartawan bahwa dia tidak akan menerima gaji sebagai perdana menteri, sambil menegaskan kembali sumpahnya untuk mengatasi meningkatnya biaya hidup dan masalah ekonomi negara.

Anwar Ibrahim yang berusia 75 tahun dilantik sebagai perdana menteri pada hari Kamis, mengakhiri perjalanan politik tiga dekade dari anak didik pemimpin veteran Mahathir Mohamad menjadi pemimpin protes, seorang tahanan dan tokoh oposisi.

Anwar, yang diangkat oleh raja Malaysia setelah pemilihan yang tidak meyakinkan, mengatakan bahwa rakyat Malaysia telah lama menunggu perubahan.

"Kami tidak akan pernah berkompromi dengan pemerintahan yang baik, gerakan anti-korupsi, independensi peradilan, dan kesejahteraan rakyat biasa Malaysia," katanya dalam konferensi pers Kamis malam.

 

Penunjukan Anwar Akhiri Krisis Pascapemilu yang Belum Pernah Terjadi

PM Malaysia Anwar Ibrahim. (AP Photo/Vincent Thian, File)
PM Malaysia Anwar Ibrahim. (AP Photo/Vincent Thian, File)

Penunjukan Anwar mengakhiri lima hari krisis pascapemilu yang belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi dapat menyebabkan ketidakstabilan lebih lanjut dengan saingannya, mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, yang menantangnya untuk membuktikan mayoritasnya di parlemen.

Koalisi kedua pria gagal memenangkan mayoritas dalam pemilihan hari Sabtu, tetapi raja konstitusional Malaysia, Raja Al Sultan Abdullah, menunjuk Anwar Ibrahim setelah berbicara dengan beberapa anggota parlemen.

Pada hari Jumat, Anwar mengatakan bahwa pemerintah persatuannya telah mencapai mayoritas dua pertiga di parlemen yang terdiri dari 148 anggota parlemen, setelah blok partai lain dari Sabah mengumumkan dukungannya kepadanya.

“Ini menunjukkan bahwa kita telah melampaui dua pertiga dukungan anggota parlemen yang akan mendorong stabilitas politik. Kita dapat memusatkan perhatian pada upaya menegakkan negara dan memperkuat ekonomi,” katanya.

Pesan Ucapan Selamat

PM Malaysia yang baru Anwar Ibrahim.
PM Malaysia yang baru Anwar Ibrahim. Dok: Facebook/Anwar Ibrahim

Sementara itu, politikus veteran Malaysia dan mantan perdana menteri Mahathir Mohamad mengucapkan selamat kepada saingan lamanya, Anwar, pada hari Jumat, menulis di media sosial, "Semoga berhasil.".

Perseteruan keduanya telah mendominasi politik Malaysia selama dua dekade terakhir.

Anwar juga menerima pesan ucapan selamat dan telepon dari para pemimpin dunia, termasuk Presiden Türki Recep Tayyip Erdogan.

Dalam panggilan telepon hari Kamis, Erdogan mengatakan dia berharap kerja sama erat antara Türkiye dan Malaysia akan tumbuh lebih kuat berdasarkan rasa saling percaya, menurut pernyataan Direktorat Komunikasi Turki.

"Saya dengan sepenuh hati mengucapkan selamat kepada Anda atas kemenangan pemilu 19 November, kepemimpinan koalisi Anda, dan atas penunjukan Anda sebagai perdana menteri," kata Erdogan dalam panggilan tersebut, yang sebagian disiarkan secara publik, setelah Anwar berbicara melalui telepon saat berada di tengah-tengah konferensi pers.

Anwar juga menerima telepon dari Presiden Indonesia Joko Widodo, sementara Narendra Modi dari India dan Lee Hsien Loong dari Singapura menyapanya di media sosial.

FPCI: Pertanda Hubungan Malaysia-Indonesia akan Semakin Dekat

Konferensi Pers CIFP 2022
Ketua FPCI bersama perwakilan organisasi nasional lain yang sepakat untuk memberikan penghargaan Global Leadership Award kepada Jokowi dalam konferensi pers tentang CIFP 2022. (Safinatun Nikmah/Liputan6.com)

Ketua dan Pendiri Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) Dino Patti Djalal mengutarakan pendapatnya tentang kemenangan Anwar Ibrahim sebagai Perdana Menteri atau PM Malaysia yang baru. 

"Kami menyambut baik Anwar Ibrahim sebagai perdana menteri yang baru. Beliau banyak mengalami jatuh bangun. Partainya pun sempat menang pemilu sebelumnya, tapi baru ini dia bisa menang. Selamat, semoga sukses memimpin Malaysia yang sedang sulit, ujar Dino dalam konferensi pers tentang Conference on Indonesia Foreign Policy atau CIFP 2022.

 Ia meneruskan bahwa terpilihnya Anwar Ibrahim adalah pertanda hubungan Malaysia-Indonesia akan semakin dekat.

"Dia sahabat Indonesia sejak lama, secara rutin menjalin silaturahmi dengan petinggi-petinggi Indonesia. Pertanda hubungan Indoenesia-Malaysia akan semakin dekat. Saya tidak melihat adanya hubungan yang mengganggu, kalau ada itu migrant worker tapi sudah ada mekanisme untuk menanganinya," ujar Ketua FPCI kepada wartawan, Kamis (24/11/2022).

Dia berharap, kedua negara ini akan saling berkolaborasi untuk menangani krisis di sekitarnya sekaligus kerjasama untuk memperkuat kedua negara.

"Bagaimana Indonesia-Malaysia akan menangani krisis di Myanmar, sehingga krisis dapat terselesaikan dan demokrasi kembali. Termasuk masalah Rohingya kita berdua juga terdampak. Jadi perlu kerja sama untuk memperkuat Indonesia-Malaysia. Misalnya, dulu ada aliansi moderat untuk mengani radikalisme. Kemudian, pamor kelapa sawit pamor Indonesia-Malaysia sebagai 90% produsen internasional, itu perlu dipastikan aman, terutama untuk pasar ke Eropa."

Infografis Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia
Infografis Anwar Ibrahim Jadi PM Malaysia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya