Liputan6.com, Kiev - Sebuah bom Rusia telah menghantam pusat transfusi darah di wilayah Kharkiv, Ukraina, kata Presiden Volodymyr Zelensky.
Di Telegram, presiden Ukraina mengklaim ada korban jiwa dan cedera setelah serangan di kota Kupiansk, Kharkiv demikian seperti dikutip dari Sky News, Minggu (6/8/2023).
Baca Juga
Zelenskyy mengatakan petugas penyelamat memadamkan api di tempat kejadian, dan dia menggambarkan serangan itu sebagai "kejahatan perang".
Advertisement
Kupiansk adalah pusat kereta api yang berjarak kurang dari 10 mil dari garis depan. Pada titik ini, tidak jelas berapa banyak orang yang terbunuh atau terluka.
Rusia sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dalam invasi skala penuh yang telah menewaskan ribuan orang, menyebabkan jutaan orang mengungsi, dan menghancurkan kota-kota.
Sepanjang Sabtu 5 Agustus 2023, ledakan dan peringatan udara dilaporkan di seluruh Ukraina, termasuk di ibu kota Kiev.
Itu terjadi setelah kementerian pertahanan Rusia memperingatkan pembalasan menyusul serangan pesawat tak berawak Ukraina terhadap kapal-kapal Rusia di Laut Hitam.
Sebuah kapal tanker yang mengangkut bahan bakar untuk pasukan Putin dihantam pada Jumat 4 Agustus malam oleh drone yang diisi dengan 450kg (992lbs) TNT, dan sebuah pelabuhan utama menjadi sasaran pada hari sebelumnya.
"Tidak ada pembenaran untuk tindakan barbar seperti itu, otak serta pelaku pasti akan dihukum," kata juru bicara Maria Zakharova.
Â
Ukraina Gunakan Amunisi Tandan untuk Serang Rusia
Dalam perkembangan lain, Ukraina dilaporkan telah menggunakan amunisi tandan di kota Donetsk yang diduduki Rusia, menyebabkan sebuah universitas terbakar.
Senjata kontroversial dilarang di lebih dari 120 negara karena mereka memiliki rekam jejak membunuh dan melukai warga sipil.
Mereka meledak di udara dan melepaskan "bom" yang tersebar di area yang luas, tetapi amunisi yang lebih kecil dapat gagal meledak dan menimbulkan risiko jangka panjang bagi warga sipil.
Amunisi tandan telah dipasok ke pasukan Ukraina oleh AS.
Presiden Joe Biden mengatakan keputusan kontroversial itu "sulit" - tetapi dia harus bertindak karena pasukan Zelenskyy kehabisan amunisi.
Advertisement