Liputan6.com, Kuala Lumpur - China dan Malaysia menandatangani serangkaian kesepakatan pada Rabu (19/6/2024), memperbarui pakta kerja sama ekonomi lima tahun. Hal ini dilakukan saat kunjungan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang ke Kuala Lumpur untuk menandai 50 tahun hubungan diplomatik kedua negara.
PM Li bertemu PM Malaysia Anwar Ibrahim di ibu kota administratif Putrajaya pada hari Selasa (18/6).
Baca Juga
"China siap bekerja sama dengan Malaysia," kata PM Li Qiang seperti dilansir CNA, Kamis (20/6) seraya menambahkan bahwa area fokusnya mencakup strategi pembangunan, kerja sama yang saling menguntungkan, dan pertukaran untuk mendorong pembangunan komunitas China-Malaysia.
Advertisement
Setelah pertemuan tertutup pada hari Rabu, PM Li Qiang dan Anwar menyaksikan penandatanganan lebih dari selusin perjanjian kerja sama di berbagai bidang mulai dari ekonomi digital hingga pembangunan ramah lingkungan, perumahan, pariwisata, komunikasi, dan lain-lain.
Perjanjian lima tahun baru yang berlaku hingga tahun 2028 ini menyediakan kolaborasi strategis di berbagai bidang seperti perdagangan dan investasi, pertanian, manufaktur, infrastruktur dan jasa keuangan.
Adapun program lima tahun ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 2013.
Mitra Dagang Terbesar Malaysia
Bertepatan dengan kunjungan PM Li Qiang, China juga setuju untuk mengizinkan impor durian segar dari Malaysia setelah memenuhi persyaratan sanitasi
Malaysia sebelumnya hanya diizinkan mengirimkan buah beku utuh dan produknya ke China, dengan nilai ekspor sebesar USD 253 juta pada tahun 2023.
Kedua negara juga berjanji untuk meninjau kembali pengaturan perjalanan bebas visa yang akan berakhir dalam beberapa bulan mendatang.
China telah menjadi mitra dagang terbesar Malaysia sejak tahun 2009 dan kementerian luar negeri mengatakan total perdagangan bernilai USD 98,9 miliar pada tahun 2023.
Advertisement
Negara Ketiga yang Dikunjungi
Malaysia merupakan negara ketiga yang disinggahi Li Qiang dalam lawatannya kali ini. Dia lebih dulu berkunjung ke Selandia Baru dan Australia.
Kunjungan PM Li Qiang terjadi saat China berupaya memperluas pengaruh dan investasi di kawasan Asia-Pasifik di tengah ketegangan dan persaingan dengan Amerika Serikat.
Di Malaysia, PM Li Qiang juga bertemu dengan Raja Malaysia Sultan Ibrahim dan menghadiri upacara peletakan batu pertama di lokasi pembangunan East Coast Rail Link, bagian dari Belt and Road Initiative, pada hari Rabu.
Jalur kereta api sepanjang 665 km senilai RM 50 miliar ini akan menghubungkan pantai timur dan barat Semenanjung Malaysia pada akhir tahun 2026.