Seminggu berlalu pasca-amukan Topan Haiyan, sebagian wilayah Filipina masih porak poranda. Data terakhir menyebut, sebanyak 3.637 nyawa melawang. Mereka yang terluka mencapai 12,487, sementara 1.179 lainnya dinyatakan hilang. Angka itu belum final.
Sedangkan mereka yang selamat makin depresi. Sudah lebih dari sepekan mereka hidup tanpa listrik juga tempat bernaung yang layak.
Orang-orang yang dilanda nestapa bertanya pada Pastor Edwin Bacaltos: mengapa Tuhan membiarkan malapetaka terjadi pada umatnya yang taat beribadah.
Dan Pastor Bacaltos biasanya menjawab, "Tuhan bukan penyebab penderitaan. Tuhan juga tidak bisa mencegahnya. Ini kerja alam," kata dia, seperti dikutip CNN.
Namun, mengapa bencana harus terjadi di Tacloban, menimpa lebih dari 200 ribu penduduknya, Pastor Bacaltos mengakui, "Sulit untuk menjelaskannya."
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal PBB punya pendapat berbeda. Soal takdir, itu hak mutlak Yang Kuasa, dan Bumi kita memang sudah tua. Namun, menurutnya, fakta yang tak bisa ditampik adalah: manusia punya andil.
Ban menambahkan, topan 'monster' yang menewaskan ribuan orang di Filipina adalah contoh nyata dampak perubahan iklim. Ini adalah peringatan untuk semua manusia!
Bicara di Tallin University di Estonia, Ban menambahkan, dunia sedang menghadapi titik kritis -- saat sejumlah negara sedang memperdebatkan kesepakatan yang akan ditandatangani pada 2015 mendatang. untuk mengurangi pemanasan Bumi akibat emisi gas rumah kaca.
"Masih banyak orang di dunia ini yang sepertinya yakin kita punya dua Bumi," kata Ban. Padahal, manusia hanya punya satu Bumi yang harus dirawat," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Minggu (17/11/2013).
"Kini kita lihat apa yang terjadi di Filipina. Itu adalah peringatan nyata," kata Ban. "Contoh dari perubahan pola cuaca, dan bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kita semua."
Perubahan Iklim Itu Nyata
Pada bulan September , Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim memperkirakan suhu permukaan global bisa naik rata-rata sebanyak 4,8 derajat Celcius abad ini -- salah satu pemicu gelombang panas, banjir, kekeringan, dan naiknya permukaan laut. [Lihat: Awas! Gunung Es Raksasa Seukuran Singapura Ancam Pelayaran]
"Kita perlu bertindak sebelum terlambat," kata Sekjen PBB, sembari memperingatkan kenaikan suhu akan berakibat pada seluruh umat manusia, tanpa pandang bulu, termasuk mereka yang berada di pojok terpencil dunia. "Ini nyata, kita harus bertanggung jawab untuk menghentikannya."
Pendapat bahwa manusia tak langsung punya andil terkait terjadinya amuk Topan Haiyan juga disuarakan delegasi Filipina di konferensi perubahan iklim yang berlangsung di Warsawa, Polandia.
"Hal yang negara saya alami adalah hasil dari peristiwa iklim yang ekstrem. Krisis iklim ini adalah kegilaan," kata Naderev Sano, anggota Komisi Perubahan Iklim Filipina. [Lihat: Wakil Filipina di PBB Mogok Makan: Tolong, Hentikan Kegilaan Ini] (Ein/Yus)
Sedangkan mereka yang selamat makin depresi. Sudah lebih dari sepekan mereka hidup tanpa listrik juga tempat bernaung yang layak.
Orang-orang yang dilanda nestapa bertanya pada Pastor Edwin Bacaltos: mengapa Tuhan membiarkan malapetaka terjadi pada umatnya yang taat beribadah.
Dan Pastor Bacaltos biasanya menjawab, "Tuhan bukan penyebab penderitaan. Tuhan juga tidak bisa mencegahnya. Ini kerja alam," kata dia, seperti dikutip CNN.
Namun, mengapa bencana harus terjadi di Tacloban, menimpa lebih dari 200 ribu penduduknya, Pastor Bacaltos mengakui, "Sulit untuk menjelaskannya."
Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal PBB punya pendapat berbeda. Soal takdir, itu hak mutlak Yang Kuasa, dan Bumi kita memang sudah tua. Namun, menurutnya, fakta yang tak bisa ditampik adalah: manusia punya andil.
Ban menambahkan, topan 'monster' yang menewaskan ribuan orang di Filipina adalah contoh nyata dampak perubahan iklim. Ini adalah peringatan untuk semua manusia!
Bicara di Tallin University di Estonia, Ban menambahkan, dunia sedang menghadapi titik kritis -- saat sejumlah negara sedang memperdebatkan kesepakatan yang akan ditandatangani pada 2015 mendatang. untuk mengurangi pemanasan Bumi akibat emisi gas rumah kaca.
"Masih banyak orang di dunia ini yang sepertinya yakin kita punya dua Bumi," kata Ban. Padahal, manusia hanya punya satu Bumi yang harus dirawat," kata dia seperti Liputan6.com kutip dari News.com.au, Minggu (17/11/2013).
"Kini kita lihat apa yang terjadi di Filipina. Itu adalah peringatan nyata," kata Ban. "Contoh dari perubahan pola cuaca, dan bagaimana perubahan iklim mempengaruhi kita semua."
Perubahan Iklim Itu Nyata
Pada bulan September , Panel Antarpemerintah PBB tentang Perubahan Iklim memperkirakan suhu permukaan global bisa naik rata-rata sebanyak 4,8 derajat Celcius abad ini -- salah satu pemicu gelombang panas, banjir, kekeringan, dan naiknya permukaan laut. [Lihat: Awas! Gunung Es Raksasa Seukuran Singapura Ancam Pelayaran]
"Kita perlu bertindak sebelum terlambat," kata Sekjen PBB, sembari memperingatkan kenaikan suhu akan berakibat pada seluruh umat manusia, tanpa pandang bulu, termasuk mereka yang berada di pojok terpencil dunia. "Ini nyata, kita harus bertanggung jawab untuk menghentikannya."
Pendapat bahwa manusia tak langsung punya andil terkait terjadinya amuk Topan Haiyan juga disuarakan delegasi Filipina di konferensi perubahan iklim yang berlangsung di Warsawa, Polandia.
"Hal yang negara saya alami adalah hasil dari peristiwa iklim yang ekstrem. Krisis iklim ini adalah kegilaan," kata Naderev Sano, anggota Komisi Perubahan Iklim Filipina. [Lihat: Wakil Filipina di PBB Mogok Makan: Tolong, Hentikan Kegilaan Ini] (Ein/Yus)