Kecanduan Gim Ditetapkan WHO Sebagai Bentuk Gangguan Mental

Apabila seseorang mengutamakan gim daripada aktivitas lainnya, hal tersebut bisa dikategorikan sebagai kecanduan oleh WHO

oleh Giovani Dio Prasasti diperbarui 21 Jun 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2018, 10:30 WIB
Ilustrasi ibu dan gawai (iStock)
WHO tetapkan kecanduan gim sebagai gangguan mental (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan bahwa kecanduan gim merupakan gangguan pada kesehatan mental di dalam klasifikasi penyakit terbaru mereka.

Mengutip Times of India pada Kamis (21/6/2018), organisasi tersebut menggambarkan kecanduan sebagai "pola perilaku permainan yang terus menerus atau berulang" yang menjadi begitu luas sehingga mendahulukan hal tersebut daripada kepentingan hidup lainnya.

Klasifikasi ini bertujuan untuk memperingatkan para petugas kesehatan profesional terhadap adanya kondisi kecanduan gim ini. Mereka harus memastikan bahwa orang yang menderita gangguan tersebut bisa mendapatkan bantuan yang tepat.

Kecanduan gim sendiri memiliki tiga karakteristik utama.

"Salah satunya adalah ketika perilaku bermain lebih diutamakan daripada kegiatan lain yang membuatnya terpinggirkan," ujar Dr. Vladimir Poznyak dari Departemen Kesehatan Mental dan Penyalahgunaan Zat WHO pada CNN, seperti dilansir dari New York Post.

Saksikan juga video menarik berikut ini:

 

 

Dilihat dalam 12 Bulan

Ilustrasi Game mobile
Gim bisa bikin kecanduang (iStockPhoto)

Selain itu, bermain gim bisa menjadi gangguan mental apabila jika kondisi itu menyebabkan tekanan yang signifikan dan gangguan dalam kehidupan pribadi, keluarga, sosial, pendidikan, atau pekerjaan.

Kondisi tersebut juga bisa dikatakan sebagai gangguan apabila mengganggu pola tidur, makan, dan juga kurangnya aktivitas fisik. Sehingga, psikiater menekankan perlunya detoks secara digital sebagai penyembuhannya.

Pola perilaku tersebut harus ada setidaknya 12 bulan sebelum secara resmi dikategorikan sebagai gangguan.

"Ini tidak bisa dilihat dalam beberapa jam atau hari," tambah Poznyak.

Menurut Dr. Sameer Malhotra, ahli kesehatan dan perilaku di bidang kesehatan di Max Healthcare mengatakan, peningkatan waktu di depan layar menyebabkan kurangnya interaksi manusia, hubungan emosional yang rendah antara anak dan orang dewasa karena mereka terhubung ke dunia maya.

 

Tidak Semua Ahli Kesehatan

Ilustrasi Game konsol
Tidak semua ahli kesehatan setuju tentang kecanduan gim (iStockPhoto)

Walaupun begitu, tidak semua ahli kesehatan menyatakan bahwa terlalu banyak waktu di depan layar bisa dikategorikan sebagai sebuah gangguan.

"Orang-orang perlu memahami ini, tidak berarti setiap anak yang menghabiskan berjam-jam di kamar mereka bermain gim adalah seorang pecandu, kalau begitu petugas medis akan dibanjiri permintaan bantuan," ujar Dr. Joan Harvey, juru bicara dari British Psychological Society.

American Psychiatric Association juga belum mengakuinya sebagai masalah kesehatan mental. Menurut mereka, kondisi tersebut masih membutuhkan lebih banyak penelitian dan pengalaman klinis sebelum dimasukkan dalam panduannya sendiri.

Kecanduan gim sendiri secara resmi ditambahkan dalam revisi ke 11 dari pedoman International Classification of Diseases WHO yang diterbitkan hari Senin.

ICD digunakan oleh dokter dan petugas kesehatan profesional sebagai standar diagnostik dan beberapa perusahaan asuransi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya