Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Pelemahan IHSG terjadi di tengah aksi jual investor.
Pada awal perdagangan saham, IHSG sempat bergerak di zona hijau. Bahkan sempat sentuh level tertinggi 6.118,90. Namun, sayang penguatan IHSG hanya sementara. IHSG berbalik arah ke zona merah dan sentuh posisi level terendah 6.033,14.
Pada penutupan perdagangan saham, Selasa (28/5/2019), IHSG melemah 65,83 poin atau 1,08 persen ke posisi 6.033,14. Indeks saham LQ45 susut 1,49 persen, dan indeks saham acuan kompak melemah.
Advertisement
Sebanyak 264 saham merosot sehingga seret IHSG ke zona merah. 151 saham menguat dan 120 saham diam di tempat.
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 455.243 kali dengan volume perdagangan 18,1 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 16,7 triliun. Investor asing jual saham Rp 296,79 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.375.
Sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham pertanian naik 0,35 persen dan sektor saham industri dasar mendaki 0,88 persen. Sektor saham infrastruktur melemah 2,38 persen, dan bukukan penurunan terbesar. Disusul sektor saham keuangan susut 1,72 persen dan sektor saham barang konsumsi merosot 1,16 persen.
Saham-saham yang menguat di tengah laju IHSG melemah antara lain saham KONI naik 22,13 persen ke posisi Rp 298 per saham, saham BELL mendaki 15,84 persen ke posisi Rp 585 per saham, dan saham DART naik 14,11 persen ke posisi Rp 372 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham MTPS turun 12,39 persen ke posisi Rp 1.025 per saham, saham PGLI tergelincir 11,79 persen ke posisi Rp 344 per saham, dan saham ABMM susut 9,14 persen ke posisi Rp 1.540 per saham.
Di pasar regular, transaksi saham mencapai Rp 14,6 triliun. Sejumlah saham membukukan transaksi besar antara lain saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencapai Rp 1,4 triliun, saham PT Barito Pacific Tbk (BRPT), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) masing-masing mencapai Rp 1,2 triliun, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) ditransaksikan Rp 1,1 triliun.
Bursa saham Asia bervariasi. Indeks saham Hong Kong Hang Seng naik 0,38 persen, indeks saham Korea Selatan Kospi mendaki 0,23 persen, indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,37 persen dan indeks saham Shanghai mendaki 0,61 persen.
Sementara itu, indeks saham Thailand susut 0,07 persen, indeks saham Singapura turun 0,17 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,21 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, pergerakan bursa di regional di zona positif. Di sisi lain, harga komoditas dunia menguat dan sentimen perang dagang saat ini masih minim.
"Dengan demikian, minimnya sentimen positif dari dalam negeri turut pengaruhi pelemahan IHSG karena sebelumnya overbought atau jenuh jual," ujar dia saat dihubungi Liputan6.com.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
IHSG Menghijau di Awal Sesi Perdagangan
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada pembukaan perdagangan hari ini. Adapun posisi Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.378.
Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa 28 Mei 2019, IHSG menguat 2,86 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.101,84. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG kembali naik 12,83 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.111,80.
Indeks saham acuan LQ45 menguat 0,26 persen ke level 961,69. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.078,38 dan terendah 6.054,76.
Sebanyak 112 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu 23 saham melemah dan 133 saham diam di tempat.
Total frekuensi perdagangan saham mencapai 7.489 kali dengan volume perdagangan 634,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 155,9 miliar.
Investor asing melakukan aksi jual Rp 8,29 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.378.
Seluruh sektor saham kompak menghijau, kecuali keuangan yang turun 0,04 persen. Saham aneka industri naik 0,97 persen, dan bukukan kenaikan terbesar.
Disusul sektor saham industri dasar menanjak 0,79 persen dan sektor saham perkebunan menguat 0,57 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham TIRA naik 9,09 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham BELL mendaki 7,92 persen ke posisi Rp 545 per saham dan saham TFCO menanjak 7,58 persen ke posisi Rp 710 per saham.
Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SIPD turun 5,43 persen ke posisi Rp 870 per saham, saham POLA merosot 4,8 persen ke posisi Rp 1.285 per saham dan saham TRUL turun 4,72 persen ke level Rp 101.
Â
Advertisement
Prediksi Analis
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan dengan rentang 6.029-6.149 pada perdagangan Selasa pekan ini.
Analis Artha Sekuritas, Juan Harahap menilai, eskalasi perang dagang masih mewarnai pergerakan indeks di bursa saham. Namun, pihaknya tetap memproyeksikan IHSG bakal kembali perkasa pada hari ini.
"Secara teknikal candlestick IHSG membentuk formasi three white soldier yang mengindikasikan akan melanjutkan trend penguatan di kisaran 6.063-6.123," terangnya di Jakarta, Selasa, 28 Mei 2019.
Seirama, jelang tiga hari perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Analis Reliance Sekuritas optimistis IHSG akan bergerak ke zona hijau dengan diperdagangkan di support dan resistance 6.080-6.155.
"Meski berpotensi menguat, kemungkinan peluang penguatan pada perdagangan hari ini masih bersifat terbatas atau akan sedikit terbatas," ujar Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi.Â
"Sentimen selanjutnya akan datang dari Eropa di mana akan rilis data tingkat kepercayaan konsumen dan Industri yang diekspektasi cukup baik," tambah dia.
Kali ini, Reliance Sekuritas merekomendasikan saham perbankan seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).
Sementara itu, Artha Sekuritas menyarankan untuk mengoleksi saham PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).
Â