IHSG Menghijau, Rupiah pada Posisi 14.378 per Dolar AS

Sebanyak 112 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau.

oleh Nurmayanti diperbarui 28 Mei 2019, 09:14 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2019, 09:14 WIB
20170210- IHSG Ditutup Stagnan- Bursa Efek Indonesia-Jakarta- Angga Yuniar
Pengunjung melintasi layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (10/2). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau pada pembukaan perdagangan hari ini. Adapun posisi Dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.378.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Selasa (28/5/2019), IHSG menguat 2,86 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.101,84. Pada pukul 09.00 waktu JATS, IHSG kembali naik 12,83 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.111,80.

Indeks saham acuan LQ45 menguat 0,26 persen ke level 961,69. Sebagian besar indeks saham acuan menghijau. Pada awal sesi perdagangan, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.078,38 dan terendah 6.054,76.

Sebanyak 112 saham menguat sehingga mendorong IHSG ke zona hijau. Sementara itu 23 saham melemah dan 133 saham diam di tempat.

Total frekuensi perdagangan saham mencapai 7.489 kali dengan volume perdagangan 634,4 juta saham. Nilai transaksi harian saham Rp 155,9 miliar.

Investor asing melakukan aksi jual Rp 8,29 miliar di total pasar. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.378.

Seluruh sektor saham kompak menghijau, kecuali keuangan yang turun 0,04 persen. Saham aneka industri naik 0,97 persen, dan bukukan kenaikan terbesar.

Disusul sektor saham industri dasar menanjak 0,79 persen dan sektor saham perkebunan menguat 0,57 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan sehingga mendorong IHSG ke zona hijau antara lain saham TIRA naik 9,09 persen ke posisi Rp 240 per saham, saham BELL mendaki 7,92 persen ke posisi Rp 545 per saham dan saham TFCO menanjak 7,58 persen ke posisi Rp 710 per saham.

Sedangkan saham-saham yang merosot antara lain saham SIPD turun 5,43 persen ke posisi Rp 870 per saham, saham POLA merosot 4,8 persen ke posisi Rp 1.285 per saham dan saham TRUL turun 4,72 persen ke level Rp 101.

IHSG Berpeluang Lanjutkan Penguatan, Simak Saham Pilihan Ini

Tiupan Terompet Warnai Penutupan IHSG 2018
Karyawan berswafoto saat penutupan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 2018 di Kantor BEI, Jakarta, Jumat (28/12). IHSG kompak dengan bursa Asia lainnya dibuka dengan berada di zona hijau. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melanjutkan penguatan dengan rentang 6.029-6.149 pada perdagangan Selasa pekan ini.

Analis Artha Sekuritas, Juan Harahap menilai, eskalasi perang dagang masih mewarnai pergerakan indeks di bursa saham. Namun, pihaknya tetap memproyeksikan IHSG bakal kembali perkasa pada hari ini.

"Secara teknikal candlestick IHSG membentuk formasi three white soldier yang mengindikasikan akan melanjutkan trend penguatan di kisaran 6.063-6.123," terangnya di Jakarta, Selasa (28/5/2019).

Seirama, jelang tiga hari perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Analis Reliance Sekuritas optimistis IHSG akan bergerak ke zona hijau dengan diperdagangkan di support dan resistance 6.080-6.155.

"Meski berpotensi menguat, kemungkinan peluang penguatan pada perdagangan hari ini masih bersifat terbatas atau akan sedikit terbatas," ujar Head of Research PT Reliance Sekuritas Lanjar Nafi. 

"Sentimen selanjutnya akan datang dari Eropa di mana akan rilis data tingkat kepercayaan konsumen dan Industri yang diekspektasi cukup baik," tambah dia.

Kali ini, Reliance Sekuritas merekomendasikan saham perbankan seperti PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), dan PT Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA).

Sementara itu, Artha Sekuritas menyarankan untuk mengoleksi saham PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Erajaya Swasembada Tbk (ERAA).

 

Penutupan IHSG Kemarin

Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu bertahan di zona hijau pada perdagangan saham awal pekan ini.

Aksi beli investor asing dan nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menopang laju IHSG.

Pada penutupan perdagangan saham, Senin 27 Mei 2019, IHSG menguat 41,62 poin atau 0,69 persen ke posisi 6.098,97. Indeks saham LQ45 naik 1,03 persen ke posisi 959,16. Seluruh indeks saham acuan kompak menguat.

Sebanyak 235 saham menguat sehingga mengangkat IHSG ke zona hijau. 178 saham melemah dan 116 saham diam di tempat.

Pada awal pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.114,53 dan terendah 6.054,76.

Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 491.575 kali dengan volume perdagangan 12,2 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 7,1 triliun.  Investor asing beli saham Rp 495,65 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran Rp 14.380.

Sebagian besar sektor saham menguat kecuali sektor saham aneka industri turun 0,32 persen, sektor saham perdagangan melemah 0,43 persen dan sektor saham barang konsumsi turun 0,03 persen.

Sektor saham industri dasar menguat 2,27 persen, dan catatkan penguatan terbesar. Disusul sektor saham infrastruktur menanjak 1,40 persen dan sektor saham konstruksi menguat 1,39 persen.

Sedangkan saham-saham yang mencatatkan penguatan besar antara lain saham TINS naik 10,70 persen ke posisi Rp 1.190 per saham, saham MPPA menanjak 10,50 persen ke posisi Rp 200 per saham, dan saham INKP menguat 9,72 persen ke posisi Rp 6.775 per saham.

Sementara itu, saham-saham yang tertekan antara lain saham AKSI melemah 15,72 persen ke posisi Rp 268 per saham, saham TAXI tergelincir 15,25 persen ke posisi Rp 50 per saham, dan saham ABMM merosot 15,25 persen ke posisi Rp 1.695 per saham.

Bursa saham Asia cenderung menguat kecuali indeks saham Korea Selatan Kospi melemah 0,05 persen dan indeks saham Hong Kong Hang Seng turun 0,24 persen.

Indeks saham Jepang Nikkei menguat 0,31 persen, indeks saham Thailand mendaki 0,62 persen, indeks saham Shanghai menanjak 1,38 persen.

Sementara itu, indeks saham Singapura naik 0,02 persen dan indeks saham Taiwan menguat 0,06 persen.

Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, penguatan IHSG didorong pemerintah mampu menjaga tingkat stabilitas fundamental makroekonomi domestik yang inklusif dan berkesinambungan di tengah dinamika politik di Indonesia.

Ditambah ketidakpastian global sehingga memberikan katalis positif bagi meningkatnya tingkat kepercayaan investor. “Adapun rupiah terapresiasi terhadap dolar AS di tengah meningkatnya sentimen perang dagang,” ujar dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya