Liputan6.com, Jakarta - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) atau PGAS bagian dari Subholding Gas Pertamina, telah melunasi sisa obligasi senilai USD 396.709.000 atau USD 396,70 juta atau sekitar Rp 6,37 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.076).
Pelunasan tepat waktu sesuai jatuh tempo pada 2024 ini merupakan bagian dari pelunasan keseluruhan nilai obligasi sebesar USD 1,35 miliar yang diterbitkan pada 2014 dan dicatatkan pada Singapore Exchange. Adapun pelunasan tersebut dilakukan sesuai periode jatuh tempo atas surat utang tersebut. Demikian mengutip dari keterangan tertulis, Senin (27/5/2024).
Baca Juga
Pelunasan ini dilakukan menggunakan kombinasi dana internal dan fasilitas kredit yang dimiliki oleh PGN sejak 2023. Nilai pelunasan 2024 sesuai dengan sisa surat utang yang masih beredar setelah beberapa aksi korporasi yang dilakukan Manajemen melakukan pembelian kembali surat utang tersebut pada 2022 dan 2023.
Advertisement
Pada 2022, PGN melakukan pembelian kembali sebagian surat utang ini senilai USD 400.000.000. Aksi ini kemudian dilanjutkan kembali dengan melakukan pembelian kembali senilai USD 553.440.000 pada 2023.
Pelunasan ini merupakan bagian dari strategi manajemen atas liabilitas PGN yang bertujuan untuk memperkuat kinerja keuangan perusahaan dan meningkatkan kepercayaan investor.
"Langkah ini menunjukkan komitmen kami dalam menjaga stabilitas keuangan perusahaan dan memberikan nilai lebih bagi investor," ujar Direktur Keuangan PGN, Fadjar Harianto Widodo.
Ia menambahkan, selanjutnya PGN tetap komit melaksanakan program kerja yang telah disusun dan termasuk rencana investasi yang akan diselengarakan tahun ini dengan tetap memonitor perkembangan terkini situasi global.
Dampak Positif
Setelah pelunasan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan PGN ke depannya terutama dalam aspek yang terkait beban bunga dan memperkuat posisi keuangan perusahaan.
Hal ini juga akan memperkuat rencana kerja operasi di mana peluang pemanfaatan gas bumi di masa transisi, PGN akan mengambil peran terdepan dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi dengan integrasi infrastruktur eksisting agar semakin berkembang termasuk agregasi komoditas gas bumi.
"Dengan integrasi dan agregasi infrastruktur serta molekul gas, maka PGN akan dapat memenuhi kebutuhan demand-demand di titik ekonomi baru, kawasan-kawasan industri baru, melalui berbagai moda transportasi gas dan jenis molekul gas bumi termasuk CNG LNG demi pertumbuhan ekonomi baru yang berdampak secara nasional," ujar Fadjar.
Advertisement
Anak Usaha PGN Lunasi Obligasi pada Awal Mei 2024, Nilainya Segini
Sebelumnya, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) yakni PT Saka Energi Indonesia melunasi obligasi yang diterbitkan dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS).
SAKA telah melunasi obligasi senilai USD 156 juta pada 5 Mei 2024. Surat utang senior ini diterbitkan SAKA pada 5 Mei 2017 dengan jangka waktu 7 tahun di Singapore Exchange (SGX) dengan total nilai USD 625 juta.
Pada 2022, sejalan dengan strategi perusahaan untuk meningkatkan efisiensi bisnis, SAKA melunasi sebagian surat utang tersebut sebesar USD 248.787.000. Langkah tersebut berlanjut pada 2023 dengan pelunasan sebesar USD 220.000.000.
"Sumber dana pelunasan obligasi SAKA ini 100% berasal dari kas internal. Pelunasan ini tidak akan berdampak terhadap likuiditas SAKA dan PGN,” ujar Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama, seperti dikutip dari keterangan resmi Selasa, (14/5/2024).
Selain obligasi PT Saka Energi Indonesia, PGN juga akan melunasi surat utang yang diterbitkan oleh perusahaan senilai USD 397 juta pada 15 Mei 2024. Senior Unsecured Fixed Rate yang diterbitkan pada 12 Mei 2014 senilai USD 1.350.000.000 ini jatuh tempo pada 16 Mei 2024.
Komitmen Perseroan
Sebelumnya, PGN juga telah melunasi sebagian surat utang yang dicatatkan di Singapore Exchange Securities Trading Limited ini masing-masing sebesar USD 400.000.000 pada 2022 dan selanjutnya tahun 2023 senilai USD 553.291.000
"Pelunasan obligasi PGN ini menggunakan kombinasi pendanaan internal dan eksternal sesuai rencana yang dianggarkan dalam RKAP perusahaan 2024. Bank of New York Mellon bertindak selaku Trustee dari obligasi ini," ujar Rachmat.
Tuntasnya pelunasan obligasi USD yang diterbitkan PGN dan SAKA ini diharapkan dapat memantapkan keberlanjutan usaha PGN ke depan. Sebagai subholding gas, PGN memiliki peran strategis dalam mewujudkan program transisi energi yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
"Komitmen PGN adalah pengelolaan kinerja yang sehat dan berkelanjutan. Dengan demikian PGN akan mampu memainkan peran yang semakin luas dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik dan memperluas kiprahnya ke pasar global,” ujar Rachmat.
Advertisement
PGN Kantongi Tambahan 2 Kargo LNG pada 2024
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mengkonfirmasi PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) mendapat tambahan pasokan dua kargo gas alam cair, atau liquified natural gas (LNG) di 2024.
Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Hudi Suryadipuro mengatakan, pihaknya sudah menyepakati tambahan dua kargo LNG untuk PGN.
"Jadi yang sudah diokekan dan sudah ada kesepakatannya itu untuk PGN ada 2 kargo. Itu dari tangguh train 3 rencananya," ujar Hudi saat ditemui di Kantor SKK Migas, Jakarta, Senin (6/5/2024).
Hudi menambahkan, suplai LNG untuk PGN tersebut akan disesuaikan dengan kebutuhan dari perseroan. Namun, ia belum menyebut secara rinci berapa detil tambahan LNG yang akan dipasok kepada PGN.
"Ini tentu saja akan tergantung nanti ke depannya PGN kebutuhannya itu seperti apa, dan itu kita juga melakukan diskusi yang intensif lah dengan PGN terkait dengan kebutuhannya itu sendiri," ungkapnya.
Optimalkan Produk Gas Alam Cair
Adapun PGN selaku Subholding Gas PT Pertamina (Persero) tengah menjalankan inisiatif untuk mengoptimalkan produk gas alam cair. Selain dalam rangka memenuhi kebutuhan industri di tengah terus menurunnya produksi gas bumi, penetrasi produk energi masa depan ini juga menjadi bagian dari strategi untuk tetap tangguh menghadapi risiko geopolitik global yang sedang terjadi.
"Ada satu inisiatif yang saat ini sedang PGN dorong yaitu melakukan penetrasi pasar dengan LNG. Tentu ini perlu menjadi pertimbangan industri apabila ada kebutuhan industri yang tidak terpenuhi melalui gas pipa," kata Direktur Strategi & Pengembangan Bisnis PGN, Rosa Permata Sari beberapa waktu lalu.
Menurutnya, ini bentuk antisipasi atas tantangan natural decline (penurunan produksi alami gas bumi) yang terjadi, dan sebagai bagian dari komitmen PGN sebagai energy provider untuk tetap membantu pemenuhan kebutuhan energi para pelanggan, terutama dalam hal ini adalah sektor industri. Sehingga diharapkan bisa tetap tumbuh di tengah dinamika yang terjadi saat ini.
Advertisement