Donald Trump Bahas Keamanan Jaringan Telekomunikasi dengan PM Inggris

Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berdiskusi mengenai keamanan jaringan telekomunikasi dengan PM Inggris, Boris Johnson.

oleh Andina Librianty diperbarui 27 Jan 2020, 16:30 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2020, 16:30 WIB
Ekspresi Donald Trump Saat Hadiri National Prayer Breakfast
Ekspresi Presiden AS Donald Trump saat menghadiri National Prayer Breakfast atau Sarapan Doa Nasional di sebuah hotel di Washington DC (8/2). (AFP Photo/Mandel Ngan)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, berdiskusi mengenai keamanan jaringan telekomunikasi dengan PM Inggris, Boris Johnson.

Diskusi ini dilakukan menjelang keputusan Inggris terkait penggunaan teknologi Huawei untuk jaringan 5G di negara tersebut.

Dilansir The Guardian, Senin (27/1/2020), pemerintah AS tengah berusaha agar para sekutunya tidak menggunakan produk-produk Huawei, termasuk teknologi jaringannya. AS mengklaim hal tersebut dapat membahayakan keamanan. Klaim AS ini dibantah keras oleh Huawei.

Menurut keterangan Gedung Putih, dikusi Trump dan Johnson dilakukan melalui panggilan telepon pada Jumat lalu.

"Kedua pemimpin membahas masalah regional dan bilateral yang penting, termasuk bekerja bersama untuk memastikan keamanan jaringan telekomunikasi kami," ungkap pihak Gedung Putih.

Juru bicara kantor PM Inggris mengatakan, "PM berbicara dengan Trump. Mereka membahas berbagai masalah, termasuk kerja sama untuk memastikan keamanan jaringan telekomunikasi kami."

Inggris dilaporkan akan mengeluarkan keputusan akhir terkait penggunaan teknologi jaringan Huawei pada pekan ini.

Pemerintah AS pada tahun lalu memberlakukan pembatasan perdagangan terhadap Huawei dengan alasan kekhawatiran keamanan perusahaan, serta hubungannya dengan pemerintah Tiongkok.

AS mengklaim peralatan telekomunikasi Huawei dapat digunakan untuk kegiatan mata-mata. Klaim ini berulang kali dibantah oleh Huawei.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inggris Pakai Teknologi 5G Huawei, AS: Itu Kegilaan

Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)
Salah satu toko resmi Huawei di Beijing, China (AP/Mark Schiefelbein)

Sebelumnya, AS telah memperingatkan Inggris tentang risiko keamanan menggunakan teknologi Huawei di jaringan 5G. Hal ini disampaikan oleh pejabat senior AS kepada menteri Inggris pada Senin (13/1/2020).

Menurut pihak AS, menggunakan teknologi Huawei di jaringan 5G Inggris akan membahayakan kegiatan berbagi intelijen trans-atlantik. Mereka menyebut memberikan akses kepada perusahaan asal Tiongkok tersebut sebagai sebuah kegilaan.

Ultimatum itu disampaikan delegasi khusus yang dipimpin oleh deputi keamanan nasional Donald Trump, Matt Pottinger. Mereka dilaporkan memperlihatkan bukti tentang risiko keamanan dengan mengandalkan teknologi Huawei di jaringan telepon pada masa depan.

Pernyataan AS tersebut dinilai membuat Boris Johnson harus berpikir keras. Ia diperkirakan akan segera membuat keputusan akhir tentang Huawei, setelah berulang kali mendapatkan masukan dari lembaga keamanan Inggris bahwa segala risiko keamanan dapat diatasi.


Pernyataan Inggris Soal Huawei

Huawei HQ
Device Laboratory milik Huawei di Beijing, Tiongkok. Liputan6.com/Andina Librianty

Menjelang keputusan itu, pimpinan badan intelijen Inggris MI5, Andrew Parker, mengatakan pada akhir pekan lalu, "Tidak ada alasan untuk berpikir" bahwa menggunakan teknologi Huawei dapat mengancam kegiatan berbagi intelijen dengan AS." Pernyataannya itu mengindikasikan persetujuan Inggris untuk Huawei.

Pernyataan Parker ditentang tegas oleh seorang pejabat senior AS, yang merupakan bagian dari delegasi. "Kongres telah memperjelas bahwa akan menginginkan evaluasi pembagian intelijen kami," tutur pejabat tersebut.

Anggota delegasi lain mengatakan, Donald Trump berharap hubungan kedua negara tetap berjalan dengan baik. "Donald Trump mengawasi dengan cermat," katanya.

Sebelumnya, Inggris telah mengindikasikan akan mengizinkan Huawei menyulai teknologi non-inti seperti tiang dan antena ponsel untuk jaringan 5G di masa depan. Namun, hal itu tidak cukup untuk menghilangkan kekhawatiran AS.

(Din/Isk)

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya