Investor Antisipasi Kebijakan Bank Sentral, Dolar AS Tertekan

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.547 per dolar AS hingga 13.564 per dolar AS.

oleh Arthur Gideon diperbarui 27 Des 2017, 13:41 WIB
Diterbitkan 27 Des 2017, 13:41 WIB
Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Pekerja bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Pagi ini, Rupiah dibuka di Rp 13.509 per USD atau menguat tipis dibanding penutupan perdagangan sebelumnya di Rp 13.515 per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada perdagangan Rabu ini. Pelaku pasar mengantisipasi perubahan kebijakan dari Bank Sentral.

Mengutip Reuters, Rabu (27/12/2017), rupiah dibuka di angka 13.551 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 13.554 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 13.547 per dolar AS hingga 13.564 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah melemah 0,65 per dolar AS.

Adapun berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 13.562 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan pekan kemarin yang ada di angka 13.558 per dolar AS.

Dolar AS memang tertekan di Asia pada perdagangan hari ini. Selain itu, dolar AS juga tertekan terhadap enam mata uang utama dunia.

Konvergensi kebijakan moneter membebani gerak dolar AS. Bank Sentral AS mulai bergerak mengurangi berbagai stimulus pada 2018 nanti.

Menurut analis United Overseas Bank Peter Chia, kebijakan Bank Sentral AS ini akan diikuti dengan beberapa bank sentral lain, seperti Jepang dan Eropa. Tentu saja dengan perubahan kebijakan ini pelaku pasar harus menata kembali portofolio mereka.

"Saya rasa Bank Sentral Jepang sedang menyiapkan beberapa kebijakan untuk ke depannya," jelas dia.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Melemah terhadap 2 Mata Uang Lain

Rupiah Menguat Tipis atas Dolar
Petugas bank menghitung uang dollar AS di Jakarta, Jumat (20/10). Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) masih belum beranjak dari level Rp 13.500-an per USD. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, nilai tukar rupiah terhadap dua mata uang, yakni dolar Amerika Serikat (AS) dan dolar Australia terdepresiasi pada minggu kedua Desember 2017. Sementara terhadap yen dan euro, kurs mata uang Garuda justru menguat.

Kepala BPS, Suhariyanto atau yang akrab disapa Kecuk mengatakan telah melakukan survei di money changer di seluruh wilayah Indonesia. "Hasilnya, terjadi pelemahan mata uang rupiah terhadap dolar AS dan dolar Australia di minggu ke II-2017 terhadap minggu ke-V November ini," ujar Kecuk di kantornya, Jakarta, Jumat (15/12/2017).

Pada periode Desember minggu ke-II dibanding November pekan ke-V, kurs rupiah terhadap dolar AS jeblok 59,98 poin atau 0,44 persen menjadi Rp 13.550,29 dari level Rp 13.490,31 per dolar AS.

Sementara dengan dolar Australia, laju rupiah melemah 0,00 persen atau 0,23 poin dari Rp 10.249,89 menjadi Rp 10.250,12 per dolar Australia.

Sebaliknya, kurs rupiah menguat terhadap yen Jepang pada minggu II-2017 sebesar 0,81 persen atau 0,97 poin menjadi Rp 119,45 per yen dari minggu ke-V November yang sebesar Rp 120,42 per yen.

Mata uang rupiah juga menguat terhadap euro sebesar 0,16 persen atau 26,20 poin ke level Rp 15.924,52 dari sebelumnya Rp 15.950,72 per euro pada minggu ke-V November lalu. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya