Saham Bank dan Konflik di Suriah Bebani Wall Street

Wall Street tertekan menjelang akhir pekan didorong saham bank melemah dan ketegangan geopolitik di Suriah.

oleh Agustina Melani diperbarui 14 Apr 2018, 05:00 WIB
Diterbitkan 14 Apr 2018, 05:00 WIB
Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Wall Street melemah didorong saham bank yang tertekan. Hal itu dipicu hasil laporan keuangan bank besar tak sesuai harapan. Ditambah sentimen negatif  dari konflik di Suriah yang dapat meluas.

Pada ada penutupan perdagangan saham Jumat (Sabtu pagi WIB), indeks  saham Dow Jones merosot 122,91 poin atau 0,5 persen ke posisi 24.360,14. Indeks saham S&P 500 tergelincir 7,69 poin atau 0,29 persen ke posisi 2.656,3 dan indeks saham Nasdaq susut 33,60 poin atau 0,47 persen ke posisi 7.106,65.

Walau wall street cenderung tertekan, selama sepekan ini  mampu catatkan penguatan. Indeks saham S&P 500 naik 1,99 persen, indeks saham Dow Jones menguat 1,79 persen. Indeks saham Nasdaq bertambah 2,77 persen.

Wall street tertekan dipicu sektor saham keuangan. Indeks saham S&P sektor bank melemah 2,6 persen dan keuangan tergelincir 1,6 persen. Sektor saham keuangan alami penurunan terbesar di antara 11 sektor saham. Sedangkan sektor saham energi naik 1,1 persen seiring harga minyak menguat.

Saham bank terbesar di AS berdasarkan aset yaitu JP Morgan Chase and Co turun 2,7 persen usai laba kuartal bank sedikit turun dari harapan. Saham Wells Fargo susut 3,4 persen usai bank tersebut kemungkinan bayar denda USD 1 miliar untuk selesaikan penyelidikan.

Sementara itu, saham Citigroup melemah 1,6 persen. Kepala Perdagangan di Keefe, Bruyette, dan Wood, RJ Grant menilai pertumbuhan kredit yang lemah bebani saham bank.

 

Ketegangan Geopolitik di Suriah

Perdagangan Saham dan Bursa
Ilustrasi Foto Perdagangan Saham dan Bursa (iStockphoto)

Sentimen negatif buat wall street didorong Departemen Luar Negeri menyatakan memiliki bukti Suriah melakukan serangan senjata kimia baru-baru ini di kota Douma. “Kemungkinan serangan di Suriah cukup membuat panas di pasar. Ada banyak ketidakpastian sekarang sehingga  investor wait and see,” ujar Direktur Per Stirling Capital Management, Robert Philips.

Akhir pekan ini, laporan keuangan emiten bank mengawali musim laporan keuangan. Berdasarkan data Reuters, laba perusahaan masuk S&P 500 diprediksi naik 18,6 persen pada kuartal I 2018.

Akan tetapi, masalah geopolitik bebani pasar saham pada 2018. Para anggota parlemen senior Rusia mengatakan kalau majelis parlemen akan pertimbangan aturan untuk melarang dan batasi daftar impor AS. Ini sebagai respons dari sanksi baru AS terhadap para taipan dan pejabat Rusia.

Saham Boeing turun 2,4 persen usai anggota parleme Rusia mengatakan akan berhenti pasok titanium ke perusahaan. Saementara itu, saham Tesla naik 2,1 persen usai pendiri Tesla Elon Musk mengatakan perseroan akan mencatatkan untung pada kuartal III dan IV.

Volume perdagangan saham tercatat di wall street  sekitar 5,78 miliar saham. Angka itu lebih rendah dari rata-rata perdagangan saham sekitar 7,22 miliar saham.                         

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

                                                                                                          

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya