Presiden Baru Filipina Galau Jalani Hubungan Bilateral dengan AS

Berbincang dengan Obama melalui telepon, Duterte menunjukkan sikap skeptisnya terkait masa depan hubungan kedua negara.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 18 Mei 2016, 14:15 WIB
Diterbitkan 18 Mei 2016, 14:15 WIB
Umbar Lelucon Perkosaan, Capres Filipina Dikecam
Sosok Duterte, salah satu calon presiden Filipina itu, juga disebut-sebut kerap memamerkan kehidupan seksualnya.

Liputan6.com, Manila - Presiden terpilih Filipina, Rodrigo Duterte mendapat ucapan selamat dari Presiden AS, Barack Obama. Dalam perbincangan keduanya melalui sambungan telepon, Duterte menunjukkan sikap skeptisnya terhadap masa depan hubungan Filipina dan AS -- pernyataan serupa pernah ia ungkapkan ketika berkampanye.

Dalam kasus sengketa Laut China Selatan misalnya, Duterte mengatakan Filipina akan mendukung AS, namun ia juga memperingatkan bahwa tidak menutup kemungkinan dukungan itu akan hilang dan Filipina akan melakukan pembicaraan bilateral dengan Tiongkok.

 

"Kita bersekutu dengan Dunia Barat dalam persoalan Laut China Selatan tapi bukan tidak mungkin kami akan melakukan pembicaraan bilateral," ujar Duterte kepada Obama seperti dilansir GMA News Online dan dikutip Bloomberg, Rabu (18/5/2016).

Selama kampanye, Duterte telah menunjukkan sikap skeptisnya atas kelanjutan hubungan Filipina - AS. Ini sangat bertentangan dengan pemerintahan Benigno Aquino yang telah memperkuat hubungan bilateral kedua negara.  

Pemerintahan Aquino sebelumnya telah menyeret China ke Pengadilan Arbitrase Internasional terkait dengan sengketa di Laut China Selatan. Proses yang ditempuh Filipina ini didukung AS -- Obama pun meminta Duterte untuk tidak terlibat dalam konflik itu sebelum putusan pengadilan diumumkan.

Panggilan telepon Obama ke Duterte dilakukan ketika presiden terpilih Filipina itu tengah melakukan wawancara televisi dengan GMA. Kabar ini telah dikonfirmasi oleh Gedung Putih.

"Saya bertanya secara gamblang, apakah Anda (AS) bersama kami? Atau Anda tidak bersama kami? Jika kami berperang, akankah Anda di belakang kami untuk mendukung kami? Atau akankah Anda membiarkan kami berperang sendiri?," demikian pertanyaan Duterte kepada Obama seperti yang ia sampaikan kepada GMA News Online.

Tahun lalu, Duterte pernah mengomentari keterlibatan AS atas sengketa Laut China Selatan. Ia mengatakan, Negeri Paman Sam itu tidak akan ikut berperang demi mendukung Filipina di kawasan itu.

"AS takut untuk berperang. Kita lebih baik berteman dengan China," ujarnya pada saat itu.

Namun dalam kesempatan yang sama ia menegaskan tidak akan bersikap lunak bahkan mengalah atas China terkait dengan konflik di wilayah yang disebut-sebut kaya akan kandungan minyak dan mineral itu.

Duterte bukanlah sosok asing di ranah politik Filipina. Pria berusia 71 tahun yang pernah berprofesi sebagai pengacara ini, sangat berpengalaman karena selama 22 tahun memimpin Kota Davao.

Ketika menjabat sebagai Wali Kota Davao, Duterte dinilai sukses mengubah kota tersebut. Kota yang dulunya dikenal sebagai daerah dengan tingkat kriminalitas yang tinggi berubah menjadi kota ke-4 teraman di dunia.

Kehidupan asmara mantan wali kota Davao itu juga menjadi sorotan. Ia diketahui pernah menikah dan dari pernikahan pertamanya yang kandas Duterte memiliki 3 anak.

Sosok kontroversial itu diketahui menjalin hubungan cinta tanpa status pernikahan dengan Cielito Avancena atau yang kerap disapa Honeylet, namun di sisi lain ia mengakui  punya 3 kekasih lain.

Kelakuan Dutarte terhadap perempuan membuat aktivis wanita di Filipina jengah. Mereka bahkan melaporkan kelakuannya ke Komnas HAM Filipina. Kelompok itu, menuduh Duterte telah mencederai UU Filipina soal perlindungan wanita.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya