Liputan6.com, Roma - Daya tarik utama Menara Miring Pisa (Torre di Pisa) di Italia justru ada pada ketidaksempurnaannya.
Pisa sebenarnya dibuat berdiri vertikal seperti menara lonceng pada umumnya, namun mulai miring tak lama setelah pembangunannya dimulai pada tahun 1173.
Baca Juga
Namun, baru pada 27 Februari 1964, Pemerintah Italia mengumumkan, bangunan bersejarah itu dalam kondisi kritis dan menyatakan menerima saran untuk mencegah Menara Pisa ambruk akibat kemiringan yang kian parah tiap tahunnya.
Advertisement
Seperti dikutip dari situs History, Minggu (26/2/2017), para ahli memperingatkan, bangunan bersejarah Abad Pertengahan, yang jadi salah satu daya tarik utama pariwisata Italia itu, terancam segera tumbang akibat guncangan gempa ataupun dihempas badai.
Proposal untuk menyelamatkan Menara Pisa datang dari seluruh dunia. Namun, baru pada 1999 pekerjaan restoratif sukses dimulai.
Miring Sejak Dibangun
Menara Pisa mulai dibangun pada 9 Agustus 1173, untuk menyimpan lonceng Katedral Piazza dei Miracoli.
Pisa -- kota di mana ia berada -- kala itu menjadi salah satu pusat dagang sekaligus yang terkaya di dunia. Pada masanya, menara itu dimaksudkan untuk menjadi bangunan termegah di Eropa.
Namun, ketika konstruksinya baru tiga tingkat, proses pembangunan dihentikan tanpa alasan jelas. Mungkin karena perselisihan ekonomi atau politik. Penjelasan lainnya, para insinyurnya mingkin menyadari satu sisi menara itu mulai ambles ke dalam tanah.
Baru beberapa tahun belakangan dipastikan, menara tersebut miring karena adanya sisa-sisa muara sungai kuno yang terletak di bawah bangunan. Tanah di sana terbentuk sebagian besar dari air dan pasir berlumpur.
Pembangunan dihentikan selama 95 tahun. Jeda tersebut memungkinkan bangunan menjadi ajek.
Insinyur baru yang diperintahkan melanjutkan pembangunan berusaha mengimbangi tampilan menara yang miring dengan membuat sisi selatan -- di mana kemiringan terjadi -- sedikit lebih tinggi.
Pada 1278, saat pembangunan dihentikan kembali, Menara Pisa sudah terdiri atas tujuh tingkat. Kala itu, kemiringan selatan hampir tiga kaki atau 0,9 meter.
Pada 1360, pembangunan ruang lonceng, di tingkat kedelapan atau yang terakhir, dimulai. Menara Pisa diresmikan penggunaannya pada 1370.
Meski miring, bangunan itu diakui sebagai keajaiban arsitektur. Orang-orang berdatangan dari jauh mengaguminya. Hingga kini.
Pada tahun 1934, diktator Italia, Benito Mussolini memutuskan menara yang miring itu tak pantas jadi simbol Fasisme Italia yang maskulin.
Ia memerintahkan Menara Pisa ditegakkan kembali. Para insinyur mengebor lubang hingga ke pondasi bangunan, 200 ton adukan beton kemudian dimasukkan.
Berhasil? Tidak. Menara Pisa justru kian miring 3 inci ke selatan.
Setelah mengakui kondisi kritis Menara Pisa pada 1964, sejumlah upaya perbaikan dilakukan. Namun, kemiringan tak lantas teratasi. Pada 1990, dengan pertimbangan keselamatan, pintu masuk ke bangunan bersejarah itu ditutup rapat.
Pada tahun 1992, dalam upaya untuk menstabilkan sementara, bangunan dilapisi plastik tendon baja yang dibangun di sekitar menara hingga lantai dua. Tahun berikutnya, pondasi dibangun sekitar menara, di mana tumpukan beton penyeimbang (counterweights) dipusatkan di sisi utara. Cara tersebut mengurangi kemiringan hingga 1 inci.
Pada tahun 1995, para pengawas ingin menyingkirkan tumpukan beton yang tak sedap dipandang itu, menggantinya dengan kabel baja bawah tanah. Sebagai langkah persiapan, para insinyur membekukan tanah dengan nitrogen cair. Namun, yang terjadi, kemiringan justru kian parah. Proyek pun dibatalkan.
Akhirnya, pada 1999, para ahli memulai proses ekstraksi tanah di bawah sisi utara yang dalam beberapa bulan menunjukkan efek positif.
Pengambilan tanah dilakukan secara lambat, tak lebih dari satu atau dua galon per hari. Kabel baja kemudian dipasang untuk menjaga Menara Pisa dari insiden destabilisasi yang terjadi secara tiba-tiba.
Dalam waktu enam bulan, kemiringan telah dikurangi lebih dari satu inci, dan pada akhir tahun 2000, hampir 1 kaki. Menara Pisa kembali dibuka untuk umum pada Desember 2001, setelah kemiringan berhasil dikurangi 1,5 kaki.
Dengan itu, Menara Pisa di Italia diperkirakan bisa bertahan hingga 300 tahun.
Nyaris Dibom
Tak hanya kemiringan yang mengancam eksistensinya, Menara Pisa pernah nyaris rata dengan tanah di tengah pertempuran.
Selama Perang Dunia II, Kota Pisa ada di bawah kendali Jerman, menara tersebut digunakan sebagai pos observasi. Karena itu lah bangunan itu nyaris dibom dan dihancurkan pasukan Sekutu.
Berkat Sersan Leon Weckstein, yang ditugaskan untuk mengobservasi menara tersebut, memutuskan untuk menyelamatkannya. Ia terkesima dengan keindahannya.
Padahal perintah untuk tentara 23 tahun itu gamblang. "Jika kau melihat sesuatu mencurigakan, jangan tunggu apapun, minta tembakan dilancarkan," demikian seperti dikutip dari The Guardian.
Sebelum tembakan sempat dilakukan untuk meruntuhkan menara itu, Jerman melakukan serangan udara, ia dan rekannya diminta kembali ke markas. Para pejabat keamanan Sekutu menargetkan serangan berbeda, Menara Pisa selamat.
Namun, apakah saat itu pasukan Jerman berada di menara itu, belum diketahui, namun Weckstein berpendapat, "Kau tahu? Aku sudah memikirkan selama 50 tahun, dan aku yakin mereka ada di sana."
Advertisement