Pintu Kabin Bisa Dibuka Saat Pesawat Mengudara?

Pada awal Juli lalu, seorang penumpang membuat keonaran saat mencoba membuka pintu pesawat.

oleh Alexander Lumbantobing diperbarui 12 Jul 2017, 18:40 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2017, 18:40 WIB
20160412-pesawat terbang
Ilustrasi pesawat terbang lepas landas dari bandara.

Liputan6.com, Seattle - Pada awal bulan Juli lalu, seorang penumpang penerbangan menjadi berita karena mencoba membuka pintu pesawat terbang ketika sedang berada di ketinggian jelajah.

Upaya tersebut digagalkan oleh para penumpang lain yang sampai harus menggunakan kekerasan memukulkan dua botol wine ke kepala tersangka pelaku, demikian menurut sejumlah pemberitaan.

Namun demikian, seperti dikutip dari Live Science pada Rabu (12/7/2017) ternyata tidak semudah itu membuka pintu pesawat terbang selagi mengangkasa.

Menurut seorang pakar, jika ada orang yang mencoba membukanya, ia memerlukan kekuatan sebesar 10.700 kilogram untuk membuka paksa. Angka itu setara hampir dengan 2 ekor gajah Afrika berukuran rata-rata.

Dalam kejadian, seperti laporan FBI, pria yang bernama Joseph Hudek IV dari Tampa, Florida, mencoba membuka pintu penerbangan pada 6 Juli itu ketika sudah mengangkasa selama 1 jam.

Penerbangan Delta menggunakan Boeing 767 itu berangkat dari Seattle menuju Beijing.

Namun demikian, ia diduga tidak mengerti proses fisika dalam situasi tersebut. Tekanan udara dalam kabin pesawat terbang pada umumnya tidak penah lebih rendah daripada tekanan udara pada ketinggian 2.400 meter (8.000 kaki) di atas permukaan laut, demikian menurut John-Paul Clarke.

Sebagai catatan, profesor teknik dirgantara dan direktur di Air Transportation Laboratory, Georgia Institute of Technology, tersebut tidak ikut dalam penerbangan.

Melalui surel, penjelasan Clarke kepada Live Science menyebutkan, "Dengan demikian, di atas ketinggian 8.000 kaki, tekanan udara dalam kabin pesawat lebih tinggi daripada tekanan udara di luar."

Untuk membukanya, maka, menurut Clarke, "Orang harus menariknya ke dalam, menggesernya, baru mendorongnya ke luar."

Penjelasan Menurut Ilmu Fisika

Lalu, seberapa besar perbedaan tekanannya? Clarke memberikan perhitungan kira-kira.

Tekanan udara pada ketinggian 2.400 meter (8.000 kaki) adalah 75.260 pascal. Sedangkan tekanan udara dalam kabin pada ketinggian jelajah 11.000 meter adalah 23.000 pascal.

Pintu pada Boeing 767 berukuran sekitar 1,88 meter x 1,07 meter.

Jadi, untuk menarik pintu ke dalam ketika pesawat berada di ketinggian 11.000 meter, perlu tahu perbedaan tekanan itu lalu dikalikan dengan luas pintu. Hasilnya adalah 10.750 kilogram.

Beban sedemikian adalah angka yang besar, setara dengan berat 30 piano besar atau 6 ekor kuda nil dewasa.

Lain ceritanya kalau pesawat masih berada di bawah 2400 meter. Menurut Clarke, "Di bawah 2.400 meter, tekanan udara dalam kabin diatur agar setara dengan tekanan di luar pesawat."

"Itulah alasan kenapa telinga kita hanya sakit ketika pesawat turun mulai dari 2.400 meter."

Di bawah ketinggian tersebut, hanya ada sedikit – atau bahkan tidak ada – perbedaan tekanan udara antara bagian dalam kabin dan udara luar pesawat, jadi, menurut Clarke, "Jauh lebih mudah menarik pintu hingga terbuka, seperti layaknya sedang di darat."

Dalam kejadian nekat tersebut, pilot penerbangan memutar kembali pesawatnya dan mendarat di Seattle-Tacoma International Airport. Pihak Port of Seattle Police Department kemudian meringkus Hudek, demikian menurut laporan FBI.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya