Liputan6.com, Moskow - Burung sama seperti manusia, bisa terluka dalam kecelakaan lalu lintas. Seekor elang betina di Rusia ditabrak oleh mobil dan kehilangan kaki dan sayap, tetapi sebuah perusahaan perintis asal Siberia memberikannya semangat hidup baru.
Dikutip dari laman RBTH Indonesia, Selasa (2/5/2018), jutaan burung terbunuh atau terluka oleh kendaraan setiap tahunnya; 80 juta mati di AS sendiri, termasuk spesies yang terancam punah. Mengapa mereka tidak bisa aman saat terbang?
Advertisement
Baca Juga
Menurut penelitian, mekanisme kognitif mereka untuk mendeteksi bahaya bisa tak berfungsi ketika mobil melaju terlalu lambat.
Itulah yang terjadi pada seekor elang betina di Siberia, yang untungnya diselamatkan oleh Pusat Rehabilitasi Burung Liar setempat.
Burung itu dirawat karena cedera dan diberi nama Grom ("guntur" dalam bahasa Rusia). Namun begitu, kecelakaan menyebabkan elang itu tak bisa berdiri atau kawin.
Pusat tersebut mendekati Rosnano, perusahaan yang disponsori pemerintah Rusia yang bertindak sebagai investor dalam proyek-proyek nanoteknologi. Tiga perusahaan perintis kemudian memutuskan untuk membantu.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Dibuat Lewat Teknologi 3D
Perusahaan pembuat drone asal Siberia, Optiplane, mengukur elang dan menyiapkan desain. Dua perusahaan lain, produsen prostesis 3D-Bimimplant dan perusahaan percetakan tiga dimensi GML AT, menciptakan kaki palsu.
Menurut Kirill Yakovchenko, kepala Optiplane, ini bukan situasi biasa, tetapi mereka memutuskan untuk menyelesaikannya dengan pendekatan teknologi yang sama dengan yang mereka gunakan saat membuat drone.
"Elang ini sekarang dalam kondisi prima, dan kami memantau kondisi kesehatannya," kata Yakovchenko, menambahkan bahwa Optiplane berencana untuk memulihkan burung-burung yang terluka lainnya di masa depan.
Advertisement