17 Orang Tewas dalam Ledakan di Masjid Afghanistan

Jelang pemilu parlemen Afghanistan yang akan berlangsung pada Oktober mendatang, terjadi sejumlah serangan.

oleh Khairisa Ferida diperbarui 07 Mei 2018, 09:09 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2018, 09:09 WIB
Korban luka ledakan di masjid di Afghanistan
Korban luka ledakan di masjid di Afghanistan (AFP)

Liputan6.com, Kabul - Setidaknya 17 orang tewas dan 37 lainnya terluka dalam ledakan di sebuah masjid di provinsi Khost, Afghanistan. Warga tengah berkumpul di lokasi kejadian untuk melaksanakan salat maghrib. Masjid yang sama juga digunakan sebagai pusat pendaftaran pemilih.

Seperti dikutip dari BBC, Senin(7/5/2018), saat laporan ini diturunkan, sejumlah korban luka akibat ledakan di masjid di Afghanistan ini berada dalam kondisi kritis.

Sejauh ini belum ada kelompok yang mengklaim bertanggung jawab atas insiden ini. Namun, ISIS, lekat dengan serangan serupa.

Insiden ledakan terbaru ini disebutkan, bukan dipicu oleh pelaku bom bunuh diri, melainkan bahan peledak yang ditinggalkan di lokasi.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Serangan Jelang Pemilu

Bom Bunuh Diri Hancurkan Pusat Pendaftaran Pemilu Afghanistan, 31 Orang Tewas
Bom Bunuh Diri Hancurkan Pusat Pendaftaran Pemilu Afghanistan, 31 Orang Tewas (SHAH MARAI / AFP)

Terdapat sejumlah serangan di pusat pendaftaran pemilih sejak proses pemilu parlemen Afghanistan dimulai pada bulan lalu. Pemungutan suara untuk memilih anggota parlemen akan dilaksanakan pada Oktober mendatang.

Pada 22 April, serangan bom bunuh diri terjadi di pusat pendaftaran pemilih di Kabul. Setidaknya 57 orang tewas dalam tragedi itu.

ISIS mengklaim mendalangi serangan tersebut. Namun di lain sisi, Taliban juga telah memeringatkan warga untuk tidak ambil bagian dalam pemilu.

Sementara itu, polisi di provinsi Baghlan mengatakan, tujuh insinyur India dan seorang warga Afghanistan yang menjadi sopir mereka diculik oleh kelompok Taliban pada Minggu pagi. Mereka bekerja untuk perusahaan penyedia listrik.

Seorang juru bicara polisi, Zabihullah Shuja, mengatakan kepada BBC bahwa mereka tengah melakukan perjalanan ke sebuah pembangkit listrik yang dikelola pemerintah di Pul-e Khomri ketika insiden penculikan terjadi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya