10-7-1040: Legenda Lady Godiva, Berkuda Telanjang demi Turunkan Pajak

Kisah Lady Godiva, yang rela berkuda dalam kondisi telanjang demi menurunkan pajak menjadi bagian dari legenda Kota Coventry, Inggris.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 10 Jul 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2018, 06:00 WIB
Lukisan Lady Godiva karya Edmund Blair Leighton
Lukisan Lady Godiva karya Edmund Blair Leighton (Wikipedia/Public Domain)

Liputan6.com, London - Alkisah di Kota Coventry, Inggris pada Abad pertengahan, beban pajak 'mencekik rakyat' di sana. Upaya warga untuk meminta penurunan cukai tak menggerakkan hati Leofric, Earl of Mercia dan Lord of Coventry yang berkuasa.

Istri Leofric, Lady Godiva juga berkali-kali memohon agar pajak rakyat diringankan. Namun, tak berhasil.

Suatu ketika, tak tahan dengan permintaan istrinya yang diucapkan berulang kali, Leofric berkata, ia akan menurunkan pajak asalkan Lady Godiva bersedia naik kuda menyusuri jalan, dalam kondisi telanjang di siang bolong.

Lady Godiva menyanggupinya. Tubuhnya yang tanpa busana hanya ditutupi oleh rambut panjangnya yang indah saat berkuda di jalanan Coventry. Sejumlah versi menyebut, aksi nekatnya itu dilakukan pada 10 Juli 1040.

Perintah pun dikeluarkan, setiap orang harus tinggal di dalam rumah dengan jendela tertutup.

Konon, satu orang bernama Tom, yang tidak mengikuti aturan dan mengintip apa yang dilakukan Lady Godiva. Tindakan pemuda itu mengilhami istilah 'Peeping Tom' yang mewakili para tukang intip.

Kabar bahwa Lady Godiva, seorang bangsawan kelas tinggi, rela mempermalukan dirinya demi menurunkan pajak membuat perempuan tersebut dianggap sebagai pahlawan rakyat.

Legenda Lady Godiva menjadi penggalan sejarah yang menarik. Masalahnya, apakah kisah tersebut nyata atau mitos belaka?

Sejumlah sejarawan yang ahli soal Abad Pertengahan berpendapat, peristiwa sang lady berkuda telanjang tak pernah terjadi.

"Kisah tersebut didasarkan pada kehidupan Godifu (versi lain menyebut Godgifu), sosok perempuan sebenarnya yang tinggal di Coventry pada akhir Abad ke-11 dan menikah dengan salah satu orang paling kuat di Inggris," kata pengajar bahasa dan sastra Inggris dan Amerika di Harvard University, Daniel Donoghue, seperti dikutip dari situs harvardmagazine.com, Senin (9/7/2018).

Beberapa sejarawan kontemporer tak menganggap Godifu sebagai tokoh penting. Catatan historis hanya menyebutnya sebagai istri orang terkenal.

Seperti dikutip dari History.com, namun ada informasi yang menyebut Godifu dikenal karena kemurahan hatinya kepada gereja. Bersama dengan suaminya Leofric, ia membantu mendirikan biara Benediktin di Coventry.

Catatan kontemporer tentang kehidupannya menyebut, Godifu alias Lady Godiva adalah satu dari segelintir perempuan yang menjadi pemilik tanah di Inggris pada tahun 1000-an.

 

Saksikan juga video menarik tentang sejarah berikut ini:

Lahirnya Legenda Lady Godiva

Legenda Lady Godiva yang naik kuda dalam kondisi tanpa busana
Legenda Lady Godiva yang naik kuda dalam kondisi tanpa busana (Wikipedia)

Pengajar Harvard University, Daniel Donoghue menyebut, dua abad setelah kematiannya, penulis sejarah di biara Benediktin dari St. Albans memasukkan sebuah narasi soal sosok Godifu. Dan, lahirnya legenda Lady Godiva.

"Tak ada yang tahu benar mengapa legenda itu diciptakan dan melekat pada namanya," kata Donoghue. "Namun, sepertinya berfungsi sebagai semacam mitos kota Coventry."

Dan, faktanya Count Leofric membatalkan keputusannya sendiri yang menaikkan pajak rakyat.

Sementara, sosok 'Peeping Tom' si pengintip belum masuk dalam legenda hingga Abad ke-17.

"Seiring waktu, Tom menjadi kambing hitam dan menjadi simbol mereka yang memiliki nafsu untuk mengintip orang telanjang," kata Donoghue.

'Peeping Tom' mewakili dianggap definisi klinis Sigmund Freud tentang scopophilia. Sementara, Lady Godiva mewakili eksibisionisme.

Sementara, sejumlah sejarawan mengaku mengidentifikasi unsur-unsur upacara kesuburan sesuai keyakinan pagan dalam narasi tersebut. Mungkin hal itu ritual untuk merayakan datangnya musim semi.

Selain mitos Lady Godiva, sejumlah kejadian bersejarah terjadi pada tanggal 10 Juli. Pada 1962,  satelit komunikasi pertama, Telstar diluncurkan.

Telstar dalah sebuah satelit komunikasi aktif pertama yang merupakan kolaborasi antara badan penyiaran Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris, yakni AT&T, Bell Labs, NASA, British General Post Office, French National Post, Telegraph, dan Telecom Office.

Telstar itu memungkinkan program TV disiarkan melintasi Samudra Atlantik. Dilansir Wired, satelit sebesar satu meter itu juga merupakan yang pertama mengirim sinyal televisi, telepon, dan gambar faks melalui ruang angkasa.

Selain itu, pada 10 Juli 1913, termometer mencatat, suhu udara di Death Valley -- area gurun pasir California, Amerika Serikat -- mencapai 56,7 derajat Celsius. Sejumlah orang bahkan mengumpamakannya sebagai Hell on Earth.

Panas ekstrem Death Valley dipengaruhi dua hal: ia berada di tengah gurun, juga terletak 250 kaki atau 90 meter di bawah permukaan laut. Pegunungan Sierra Nevada turut andil menghalangi kelembaban masuk ke lembah itu.

Pada tanggal yang sama tahun 1992, seorang diktator Panama bernama Manuel Antonio Noriega dijatuhi hukuman penjara 40 tahun oleh Pengadilan Amerika Serikat (AS). Ia dinyatakan terlibat kasus perdagangan narkoba dan pemerasan.

Dengan vonis tersebut, Noriega menjadi kepala negara asing pertama yang dipidana oleh Pengadilan AS.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya