8-2-1983: Badai Debu Terburuk Sepanjang Sejarah Australia Melanda

Badai debu menghantam Melbourne tepat sebelum jam 15.00, disertai dengan penurunan suhu yang cepat dan angin kencang yang menumbangkan pohon dan merusak rumah.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Feb 2019, 06:00 WIB
Diterbitkan 08 Feb 2019, 06:00 WIB
Debu terangkat dari tanah pertanian di sebelah barat Melbourne menuju kota pada tahun 1983.(Katsuhiro Abe/ Bureau of Meteorology/BOM)
Debu terangkat dari tanah pertanian di sebelah barat Melbourne menuju kota pada tahun 1983.(Katsuhiro Abe/ Bureau of Meteorology/BOM)

Liputan6.com, Melbourne - Sejarah mencatat bahwa fenomena meteorologis dahsyat di Australia terjadi pada 36 tahun lalu. Saat itu, badai debu melanda pada sore hari di sebagian besar Victoria dan memengaruhi ibu kota, Melbourne.

Menurut OnlyMelbourne.com.au yang dikutip untuk Today in History Liputan6.com, Jumat (8/2/2019), tanah merah, debu, dan pasir dari Australia Tengah dan Tenggara tersapu angin kencang dan terbawa ke tenggara melalui Victoria.

Badai debu saat itu disebut sebagai salah satu konsekuensi paling dramatis dari kekeringan tahun 1982 hingga 1983, dan menjadi yang terburuk dalam sejarah Australia. Fenomena ini juga dianggap sebagai pemicu kebakaran semak yang dikenal dengan sebutan Ash Wednesday, yang terjadi delapan hari kemudian.

Pada akhir 1982 dan awal 1983, siklus cuaca El Nino telah mengakibatkan kekeringan besar di hampir seluruh Australia timur, di mana Mallee Victoria dan Wimmera utara sangat terpengaruh.

Fenomena badai debu itu yang terjadi pada Selasa, 8 Februari 1983 pagi, bermula dari embusan angin dingin yang kuat tetapi kering melintasi Victoria, didahului oleh angin utara yang panas dan kencang.

Kemudian tanah lapisan atas di Mallee dan Wimmera terlepas dan terangkut oleh angin yang berkumpul menjadi awan debu besar, yang menandai perubahan suhu dingin.

Di Horsham, Victoria barat, debu yang naik terpantau pada pukul 11.00. Dalam satu jam langit menjadi kelabu.

Embusan angin dari utara dengan cepat membuat suhu di Melbourne naik, pada pukul 14.35 tercatat mencapai 43,2 derajat Celcius (109.8 ° F), pada saat itu rekor tertinggi di Februari. Tak lama setelahnya, terlihat awan merah kecoklatan yang dramatis bergerak mendekati kota.

Badai debu menghantam Melbourne tepat sebelum pukul 15.00, disertai dengan penurunan suhu yang cepat dan angin kencang yang menumbangkan pohon dan merusak rumah. Dalam beberapa menit, visibilitas di ibu kota merosot hingga 100 meter.

Para pekerja yang menyaksikan fenomena itu takjub dan berkerumun di ambang pintu, menutupi mulut mereka dari debu yang membuat tersedak. Lalu lintas pun terhenti.

Badai terburuk dalam sejarah itu berakhir satu jam kemudian pada pukul 16.00, ketika kecepatan angin turun.

Laporan yang beredar menyebut awan debu setinggi sekitar 320 meter (1.050 kaki) menghantam Melbourne, tetapi di daerah lain di Victoria, konon membentang ribuan meter ke atmosfer.

Diperkirakan sekitar 50.000 ton tanah lapisan atas terlepas dari Mallee (sekitar 1.000 tonnya dihempaskan ke kota).

Efek gabungan dari kekeringan dan badai debu menimbulkan kerusakan pada tanah yang menurut Presiden Asosiasi Petani Victoria dan Graziers, akan membutuhkan waktu hingga 10 tahun dan puluhan juta dolar untuk memulihkan kondisi tersebut.

Pola cuaca dramatis itu kemudian menyebabkan badai debu terulang satu pekan kemudian, ketika kebakaran Ash Wednesday menyebabkan kerusakan besar dan hilangnya nyawa.

Selain badai debu dahsyat di Australia, pada tanggal yang sama tahun 1950 tercatat sebagai momen saat Stasi, polisi rahasia Jerman Timur dibentuk. Lalu pada 8 Februari 1952 merupakan saat Elizabeth II dinobatkan sebagai Ratu Britania Raya.

Saksikan juga video berikut ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya