Menlu RI di DK PBB: Perdamaian Harus Kita Bangun, Rawat dan Jaga

Menteri Luar Negeri RI membuka pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian (Investing in Peace)" yang diselenggarakan pada Senin 6 Mei 2019 di Markas PBB New York.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 07 Mei 2019, 12:04 WIB
Diterbitkan 07 Mei 2019, 12:04 WIB
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian (Investing in Peace)" yang diselenggarakan pada Senin 6 Mei 2019 di Markas PBB New York (kredit: Kementerian Luar Negeri RI)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian (Investing in Peace)" yang diselenggarakan pada Senin 6 Mei 2019 di Markas PBB New York (kredit: Kementerian Luar Negeri RI)

Liputan6.com, New York - Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi membuka pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian (Investing in Peace)" yang diselenggarakan pada Senin 6 Mei 2019 di Markas PBB New York, dalam rangka Presidensi Indonesia dalam Dewan Keamanan (DK) selama satu bulan ini.

Dalam sambutannya, Menlu RI menyampaikan bahwa pameran foto menampilkan berbagai kegiatan diplomasi Indonesia dalam melakukan bina damai di berbagai negara.

Menurutnya, pameran foto menampilkan perspektif Indonesia dalam perdamaian, yang sejalan dengan tema yang diangkat Indonesia sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB yaitu Menabur Benih Perdamaian.

Menlu RI menyampaikan bahwa bagi Indonesia, perdamaian bukan hanya ditandai dengan tidak adanya perang, namun juga kondisi dimana demokrasi, HAM dan pembangunan sama-sama perjuangkan dan ditegakkan.

Karenanya, perwujudan perdamaian hanya dapat diraih dengan upaya nyata untuk membangun dan memeliharanya.

"Perdamaian harus kita bangun, rawat dan jaga," demikian ditegaskan oleh Menlu RI, Retno L. P. Marsudi seperti dikutip dari rilis pers resmi Kemlu RI yang dimuat Liputan6.com, Selasa (7/5/2019).

Berdasarkan prinsip itu, diplomasi kemanusiaan dan kerja sama pembangunan yang dijalankan Indonesia selama ini diarahkan untuk membuahkan hasil nyata, sebagaimana ditunjukkan oleh berbagai foto yang dipamerkan.

Perhelatan dalam rangka Presidensi Indonesia pada Dewan Keamanan PBB ini menampilkan dokumentasi atas tiga bentuk kontribusi Indonesia bagi perdamaian dunia, yakni: 1) demokrasi dan bina damai, 2) peranan perempuan sebagai agen perubahan dan perdamaian, serta 3) kerjasama pembangunan.

Pameran foto antara lain menunjukkan kontribusi pasukan pemelihara perdamaian perempuan Indonesia, bantuan pelatihan Indonesia bagi negara-negara Pasifik, Afrika dan Palestina, bantuan kemanusiaan Indonesia di Myanmar, dan sebagainya. 

Instalasi yang terpasang pada dinding South Wall gedung markas besar PBB di New York ini akan berlangsung selama dua pekan, 6-17 Mei 2019.

Turut hadir pada resepsi pembukaan pameran foto ini adalah duta besar/wakil tetap negara sahabat negara anggota PBB, antara lain anggota DK PBB dan ASEAN.

Jadi Presiden Dewan Keamanan PBB Sepanjang Mei 2019

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian (Investing in Peace)" yang diselenggarakan pada Senin 6 Mei 2019 di Markas PBB New York (kredit: Kementerian Luar Negeri RI)
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi membuka pameran foto bertema "Menabur Benih Perdamaian (Investing in Peace)" yang diselenggarakan pada Senin 6 Mei 2019 di Markas PBB New York (kredit: Kementerian Luar Negeri RI)

Indonesia akan memegang peranan sebagai Presiden Dewan Keamanan PBB sepanjang Mei 2019 dan akan mengangkat tema besar "UN Peacekeeping."

Adapun tema spesifik yang diangkat selama masa presidensi Indonesia adalah "Berinvestasi dalam Perdamaian: Meningkatkan Keamanan dan Kinerja Pemeliharaan Perdamaian PBB" (Investing in Peace: Improving Safety and Performance of UN Peacekeeping).

Setiap anggota Dewan Keamanan PBB berdasarkan urutan alfabet diberikan kesempatan untuk menjabat dan memimpin persidangan di dewan selama satu bulan. Indonesia mendapat giliran bulan Mei, setelah Jerman (Germany) yang menjabat pada April. Sedangkan pada Juni 2019 adalah giliran Kuwait.

Pemilihan tema Presidensi Indonesia, yakni UN Peacekeeping kiranya beranjak dari sejumlah parameter, yaitu: rekam jejak RI dan kapasitas RI dalam tema yang dipilih; animo dan dukungan, baik di dalam negeri maupun oleh anggota PBB lainnya, serta tantangan terkini terkait dewan keamanan.

Mengutip keterangan pers dari Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kemlu RI yang dimuat Liputan6.com pada Jumat (26/4/2019), sejumlah kegiatan besar yang akan dilaksanakan selama presidensi Indonesia antara lain:

Sidang resmi dalam format open debate mengenai operasi pemeliharaan perdamaian --yang merupakan signature event dari presidensi Indonesia. Kegiatan tersebut dijadwalkan setidaknya pada tanggal 7 Mei 2019.

Kegiatan itu akan mengaambil tema UN Security Council Open Debate on Strengthening the Capabilities of United Nations Peacekeeping Operations.

Indonesia juga akan menggelar sidang resmi dalam format open debate mengenai Protection of Civilians (PoC) in Armed Conflict, yang direncanakan berlangsung pada tanggal 23 Mei 2019 dalam rangka 20 tahun sejak resolusi pertama mengenai PoC dan perayaan 70 tahun Geneva Convention.

Sidang itu merupakan inisiatif bersama dengan badan PBB urusan koordinasi kemanusiaan (UNOCHA).

Rencananya, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi akan memimpin kedua agenda Dewan Keamanan PBB yang turut dihadiri oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Gutteres.

Bahas Palestina hingga Diplomasi Budaya

Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)
Ruang Sidang Dewan Keamanan PBB di New York (Kena Betancur / AFP PHOTO)

Selama masa presidensi, Indonesia juga akan menyelenggarakan diskusi informal Dewan Keamanan PBB dalam format Arria Formula mengenai Palestina, yang direncanakan berlangsung pada tanggal 9 Mei 2019.

Dalam kegitan itu, Indonesia mengusulkan isu tentang illegal settlement di wilayah Palestina yang diduduki, khususnya terkait aspek hukum dan kemanusiaan dengan penekanan pada "Resolusi DK PBB Nomor 2334 tahun 2016 tentang Pemukiman Israel di Teritori Palestina yang Diduduki sejak 1967, termasuk Yerusalem Timur".

Selain itu, Indonesia akan mengadakan Resepsi Diplomatik dan Pertunjukan Budaya, yang akan diselenggarakan pada 30 Mei 2019. Itu akkan dimanfaatkan untuk menunjukan kekayaan budaya Indonesia dan Indonesia di Dewan HAM untuk periode 2020-2022. Rencananya akan menghadirkan tim Tari Saman Gayo sebanyak 15 orang penari.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya