Liputan6.com, Moskow - Tahun 2010 menjadi akhir dari perselisihan antara Serbia dengan Kosovo yang ingin memperjuangkan kemerdekaan. 22 Juli, Pengadilan Internasional di bawah PBB menyatakan bahwa negara kecil Balkan itu berhak merdeka dari Serbia dan menjadi negara berdaulat.
Putusan tersebut berdasarkan hasil voting internal majelis hakim internasional yang terdiri dari 14 hakim. Seperti dimuat CNN, 10 hakim menyatakan Kosovo berhak merdeka, sedangkan 4 hakim lainnya berpendapat sebaliknya.
Baca Juga
Menanggapi putusan ini, perayaan digelar di Pristina dengan beragam kembang api di ibu kota Kosovo. Namun bagi Serbia, kabar bebasnya Kosovo bukalah sesuatu yang enak didengar.
Advertisement
Menteri Luar Negeri Serbia kala itu, Vuk Jeremic, menyatakan kekecewaannya terhadap pengadilan internasional. Dia berharap adanya solusi agar Serbia dan Kosovo bisa berdamai, dan bukan malah memutuskan hal yang menjadi preseden buruk bagi Serbia.
Putusan Pengadilan Internasional itu berdasarkan permohonan yang diajukan Serbia pada tahun sebelumnya. Kemudian Majelis Umum PBB meneruskan permohonan tersebut untuk menginstruksikan agar digelar persidangan. Hasilnya, Kosovo berhak jadi negara merdeka.
Sebelum hakim Pengadilan Internasional membacakan putusan, Wakil Presiden Amerika Serikat waktu itu, Joe Biden, sempat memanggil Presiden Kosovo Boris Tadic. Biden menjelaskan bagaimana arah putusan PBB atas sengketa tersebut.
Kepada Tadic, Biden menegaskan bagaimana sikap AS yang tetap kokoh pada pendirian untuk mendukung Kosovo sebagai negara yang berdaulat. Dia juga meminta pemimpin Serbia untuk menyelesaikan penuh masalah dengan Kosovo dan menjalin hubungan baik.
Apa yang diputuskan Pengadilan Internasional ini bersifat tidak mengikat. Untuk selanjutnya keputusan ada di tangan Majelis Umum PBB yang pada akhirnya diputusan bahwa Serbia resmi merdeka.
Sejak putusan Pengadilan Internasional, Kosovo sejauh ini telah diakui 69 negara, termasuk Amerika Serikat dan hampir semua negara anggota Uni Eropa.
Untuk menjadi negara yang diakui secara sah di PBB, Kosovo membutuhkan pengakuan dari minimal 100 negara. Sementara negara lain seperti Rusia dan China, belum mengakui kemerdekaan Kosovo.
Sejarah lain mencatat, 22 Juli 1987 merupakan momen buruk saat kartunis kontroversial Palestina tewas ditembak di London, Inggris.
Sedangkan pada 2003, anak-cucu mantan diktator Irak Saddam Hussein meninggal tragis di tangan pasukan AS.