Liputan6.com, Singapura- Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah menerima suntikan dosis kedua vaksin Virus Corona COVID-19 produksi Pfizer-BioNTech.
PM Lee menerima suntikan dosis kedua vaksin itu di Rumah Sakit Umum Singapura pada Jumat (29/1/2021) pagi waktu setempat.Â
Sebelumnya, PM Lee menerima suntikan pertama vaksin Pfizer-BioNTech pada 8 Januari lalu, dengan anggota kabinet yang disuntik pertama kali.
Advertisement
"Sama seperti suntikan pertama saya, itu berlangsung cepat dan tidak menyakitkan," tulis PM Lee dalam sebuah postingan di Facebook.
"Para dokter mengawasi saya selama 30 menit setelah (suntikan) itu, untuk berjaga-jaga. Senang menceritakan bahwa saya merasa baik-baik saja," lanjutnya.
Ditambahkannya juga bahwa Singapura meningkatkan program vaksin COVID-19-nya dan membuka lebih banyak pusat vaksinasi.
"Lakukan vaksinasi ketika giliran Anda tiba. (Vaksinasi) ini akan melindungi tidak hanya diri Anda sendiri, tetapi juga keluarga Anda, teman-teman dan semua orang yang dekat dengan Anda," kata PM Lee, seperti dikutip dari Channel News Asia.
Sejauh ini, lebih dari 113.000 orang di Singapura telah menerima dosis pertama vaksin COVID-19, sementara lebih dari 50 orang telah menerima dosis kedua, menurut Kementerian Kesehatan Singapura (MOH).
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Saksikan Video Berikut Ini:
Efek Samping Vaksin Bisa Tertangani
Di antara mereka yang menerima suntikan vaksin COVID-19, Otoritas Ilmu Kesehatan menerima 432 "laporan efek samping", menurut MOH.
Sebagian besar untuk gejala biasa seperti nyeri dan bengkak di tempat suntikan, kemudian ada juga demam, sakit kepala, kelelahan, badan pegal, pusing, dan mual.Â
Adapun reaksi alergi seperti gatal, ruam, bengkak pada mata atau bibir.
"Gejala ini adalah reaksi yang umumnya terkait dengan semua vaksinasi dan umumnya sembuh sendiri dalam beberapa hari," terang MOH.
Ada juga tiga kasus dari vaksinasi yang dilaporkan, yakni timbulnya reaksi alergi parah yang cepat.
Ketiga orang yang mengalami alergi itu, berusia antara 20-an dan 30-an.
Mereka kini telah pulih dan sudah dipulangkan dari rumah sakit setelah observasi atau perawatan dalam sehari.
Advertisement