Liputan6.com, Jakarta - Balon mata-mata China yang melewati wilayah udara Amerika Serikat pada awal tahun ini ternyata menggunakan teknologi Amerika yang membantunya mengumpulkan informasi audio-visual, Wall Street Journal melaporkan pada Rabu, mengutip temuan awal dari penyelidikan yang dilakukan dengan cermat.
Analisis dari beberapa badan pertahanan dan intelijen Amerika Serikat, menemukan bahwa balon tersebut membawa peralatan AS yang tersedia secara komersial, bersama dengan sensor China yang lebih khusus dan peralatan lain untuk mengumpulkan foto, video, dan informasi lain untuk dikirim ke China, kata WSJ, mengutip pejabat AS.
Baca Juga
Temuan tersebut mendukung kesimpulan bahwa pesawat itu dimaksudkan untuk memata-matai, dan bukan untuk pemantauan cuaca seperti yang diklaim China, kata laporan itu, dikutip dari VOA Indonesia, Jumat (30/6/2023).
Advertisement
Namun balon itu ditengarai tidak mengirim data dari perjalanan delapan hari di atas Alaska, Kanada, dan beberapa negara bagian AS yang berdekatan kembali ke China, kata WSJ.
Â
Belum Ada Tanggapan dari Gedung Putih
Gedung Putih dan Biro Investigasi Federal tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Pada bulan Februari, AS menembak jatuh balon tersebut, yang terbang di atas lokasi militer yang sensitif, yang memicu krisis diplomatik.
Advertisement