Liputan6.com, Ramallah - Israel melancarkan operasi militer besar-besaran ke Kota Jenin di Tepi Barat pada Minggu (2/7/2023) malam, memicu baku tembak yang berlangsung hingga Senin (3/7) pagi.
Kementerian Kesehatan Palestina mengonfirmasi bahwa tiga warganya tewas dalam serangan tersebut, sementara lebih dari 20 lainnya terluka.
Baca Juga
Militer Israel mengklaim bahwa pasukannya menyerang sebuah gedung yang berfungsi sebagai pusat komando bagi anggota kelompok Brigade Jenin. Mereka menggambarkan tindakannya sebagai upaya kontraterorisme ekstensif di Tepi Barat.
Advertisement
"Kami tidak akan berdiam diri sementara teroris terus menyakiti warga sipil dengan menggunakan kamp (pengungsi) Jenin sebagai tempat persembunyian," ungkap Pasukan Pertahanan Israel (IDF), seraya menambahkan bahwa kamp pengungsi Palestina di Jenin adalah benteng teroris, seperti dilansir BBC, Senin.
Brigade Jenin adalah unit yang terdiri dari berbagai kelompok militan Palestina seperti Fatah, Hamas, dan Jihad Islam. Mereka disebut bermarkas di kamp pengungsi Palestina.
Merespons serangan yang menargetkannya, Brigade Jenin mengatakan, "Kami akan melawan pasukan pendudukan sampai napas dan peluru terakhir, dan kami akan bekerja sama serta bersatu dengan semua faksi dan formasi militer."
Tensi Tinggi di Tepi Barat
Bulan lalu, militer Israel menewaskan sedikitnya enam warga Palestina selama serangan ke kamp Jenin. Itu menandai serangan pertama kali dalam beberapa tahun terakhir menggunakan helikopter tempur ke Tepi Barat.
Tujuh tentara Israel dan petugas polisi perbatasan terluka dalam serangan itu.
Kekerasan telah meningkat di Tepi Barat selama 15 bulan terakhir oleh serangan reguler Israel ke sejumlah kota seperti Jenin; serangkaian serangan mematikan oleh warga Palestina terhadap orang Israel; dan amukan pemukim Yahudi terhadap desa-desa Palestina.
Israel merebut Tepi Barat dalam Perang 1967. Adapun pembicaraan damai Israel-Palestina yang yang ditengahi Amerika Serikat beku sejak 2014.​
Advertisement