15 April 1912: Kisah Tragis Pelayaran Maut Kapal Bersejarah Titanic yang Tewaskan Lebih dari 1.500 Orang

Titanic, tragedi maritim ini menewaskan lebih dari 1.500 orang. Kejadian ini menjadi salah satu bencana pelayaran yang paling terkenal dalam sejarah.

oleh Santi Rahayu diperbarui 15 Apr 2024, 06:00 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2024, 06:00 WIB
Titanic
Kapal titanic. (SOUTHAMPTON CITY COUNCIL / AFP)

Liputan6.com, Newfoundland - Siapa yang tidak pernah mendengar tentang kapal Titanic? Kapal terbesar dan termegah yang dianggap sebagai mahakarya teknik pada masanya ini tenggelam karena menabrak gunung es di wilayah Grand Banks of Newfoundland tepat pada hari ini, 112 tahun yang lalu.

Meskipun sudah berumur satu abad lebih, kisah tentang tenggelamnya kapal Titanic seakan tidak pernah dilupakan dari generasi ke generasi.

Fakta-fakta mengejutkan dan cerita tidak terduga di belakang pelayaran maut Titanic selalu menarik perhatian. Bagaimana kapal sebesar dan semegah itu dapat tenggelam? Merupakan pertanyaan besar yang selalu muncul.

Titanic memulai perjalanan dari Southampton, Inggris menuju New York pada hari Rabu, 10 April 1912. pada hari ke empat, saat larut malam hari Minggu, 14 April dia menabrak gunung es di lepas pantai Grand Banks of Newfoundland.

Dilansir dari The Guardian, Senin (15/4/2024), diketahui bahwa para petugas mengirimkan sinyal bahaya melalui telegrafi nirkabel dan beberapa kapal penumpang lain berada cukup dekat untuk menangkap dan merespons panggilan tersebut.

Bencana ini mengakibatkan kematian lebih dari 1.500 orang, menjadikannya salah satu tragedi pelayaran paling memilukan dalam sejarah.

Kesulitan mendapatkan informasi saat itu membuat ketidakpastian tentang apa yang terjadi meningkat. Berita yang simpang siur mengkhawatirkan banyak orang.

Bahkan setelah tengah malam, informasi yang didapat mengatakan semua penumpang dalam keadaan aman. Semua laporan bergantung pada pada telegram nirkabel dari jarak yang sangat jauh.

Saat larut malam, para pejabat White Star (Perusahaan pelayaran Inggris) di New York mengumumkan bahwa sebuah pesan telah diterima yang menyatakan bahwa Titanic tenggelam pada pukul 02.20 dini hari waktu setempat setelah semua penumpang dan awaknya dipindahkan ke kapal lain.

Kemudian mereka mengakui bahwa banyak nyawa melayang atas insiden itu.

 

Berita yang Semakin Simpang Siur

William Thomas Stead
Iluatrasi saat penyelamatan kapal Titanic (The Vintage)

Sebuah pesan tidak resmi dari Cape Race, Newfoundland, menyatakan bahwa hanya 675 orang yang berhasil diselamatkan dari 2.200 hingga 2.400 orang yang berada di dalam kapal.

Hal ini kemudian dikonfirmasi oleh pejabat White Star di Liverpool, yang mengatakan bahwa mereka khawatir laporan itu kemungkinan besar benar.

Dengan asumsi bahwa hanya 675 penumpang dan kru yang berhasil diselamatkan, dan perkiraan terkecil dari jumlah orang di atas kapal, bencana ini merupakan salah satu yang paling mengerikan dalam sejarah navigasi, karena setidaknya 1.500 nyawa telah hilang.

Saat insiden terjadi, laporan-laporan tentang bencana Titanic sangat bertentangan satu sama lain, sehingga sulit untuk mencocokkan laporan optimis di awal dengan berita lebih buruk yang diterima setelah tengah malam.

Namun, karena tidak adanya pertentangan antara berbagai laporan yang muncul kemudian (saat tengah malam), ada alasan kuat untuk percaya bahwa berita terbaru tersebut mungkin lebih dekat dengan kebenaran.

 

Keyakinan yang Tidak Dapat Dibuktikan

Kapal tenggelam
Ilustrasi Kapal Titanic berusia 112 tahun yang dipenuhi lumut (Unsplash/Noaa)

Harapan utama yang tersisa adalah bahwa kapal Virginian atau Parisian yang berada dekat dengan lokasi kejadian mungkin telah mengangkut lebih banyak penumpang dan kru daripada yang diselamatkan oleh Carpathia (salah satu kapal penumpang yang membantu saat insiden tragis ini terjadi).

Pernyataan dari White Star di New York pada pukul 21.35 malam waktu setempat menyiratkan bahwa sebelumnya, perusahaan yakin bahwa Titanic tidak akan tenggelam dan tidak akan ada kehilangan nyawa.

Keyakinan ini terbantah dengan pesan yang diterima pada malam itu dari Kapten Haddock, yang memberikan berita yang menentang keyakinan perusahaan tersebut.

Pada pukul 21.50 malam, pejabat White Star mengakui bahwa kemungkinan hanya 675 dari 2.200 penumpang yang berhasil diselamatkan dari kapal Titanic.

 

Fakta-Fakta Kapal Titanic

MENU MAKANAN KELAS SATU KAPAL TITANIC DILELANG CAPAI HARGA HINGGA RP 1,3 MILIAR
MENU MAKANAN KELAS SATU KAPAL TITANIC DILELANG CAPAI HARGA HINGGA RP 1,3 MILIAR

Di balik kengerian dan ketidakpastian yang terjadi saat peristiwa tragis yang menewaskan lebih dari 1.500 orang, ini dia 3 fakta mencengangkan yang dialami oleh orang-orang yang ada di dalam kapal saat insiden:

1.  "Be British, boys, be British"

Tidak ada insinyur dan masinis Titanic yang selamat. Kapten Edward John Smith diceritakan telah mendorong krunya dengan kata-kata, 'Be British, boys, be British' (jadilah orang Inggris, jadilah orang Inggris). Penumpang kelas satu, pengusaha Benjamin Guggenheim, dilaporkan mengatakan, "Kami telah berdandan sebaik mungkin dan bersiap untuk turun, seperti pria terhormat."

Sedangkan pengusaha real estate John Jacob Astor berkata, "Saya tadi minta es, tapi sekarang ini konyol." Dia membantu seorang perempuan muda dan seorang anak ke sekoci. Dari sekitar 2.240 penumpang, hanya 700 orang yang selamat dari bencana.

 

2. Minum Alkohol Agar Tetap Hangat

Laut malam itu bersuhu sekitar nol derajat Celsius. Seseorang biasanya hanya bisa bertahan selama maksimal 15 menit. Charles Joughin, kepala pembuat roti di Titanic, adalah salah satu yang selamat dan menjadi terkenal. Meski terpilih sebagai kapten salah satu sekoci, dia memutuskan untuk menyerahkan posisinya karena sudah ada pelaut di sekoci itu.

Joughin masuk air dengan kapal yang tenggelam, tetapi dia sebelumnya minum begitu banyak alkohol sehingga tidak merasakan dinginnya air. Setelah dua jam berenang, dia ditarik ke sekoci yang terbalik dan akhirnya dijemput kapal penyelamat.

 

3. Kisah Cinta Titanic

Kisah cinta Rose dan Jack yang ditampilkan dalam film "Titanic" James Cameron adalah murni fiksi. Namun, ada kisah kekasih yang mengalami akhir yang tragis. Salah satu contohnya adalah pemilik department store Amerika Macy's dan istrinya: Isidor dan Ida Straus.

Mereka telah menghabiskan musim dingin di Eropa dan sedang dalam perjalanan pulang ke New York. Keduanya ditawari tempat duduk di sekoci, tetapi Isidor menolak — selama ada anak-anak dan perempuan berada di kapal yang tenggelam, dia tidak mau naik ke sekoci.

 

 

Infografis 115 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 115 Pulau di Indonesia Terancam Tenggelam. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya