Gerindra: Sebagian Besar Anggota Fraksi Tak Dukung RUU Ketahanan Keluarga

Setelah ada penjelasan Sodik kepada fraksi mengenai usulan RUU Ketahanan Keluarga, Gerindra akan memberikan keputusan.

oleh Liputan6.com diperbarui 21 Feb 2020, 12:06 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2020, 12:06 WIB
Berkas Dokumen Arsip File
Ilustrasi Foto Berkas atau Dokumen. (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, sebagian besar anggota fraksinya di DPR tidak mendukung RUU Ketahanan Keluarga. Namun, Gerindra tidak bisa mencabut dukungan karena sejak awal yang mengusulkan hanya anggota individu, Sodik Mujahid.

"Justru sebagian besar sudah menyatakan tidak mendukung," ujar Dasco di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (21/2/2020).

Dasco mengakui, RUU Ketahanan Keluarga tersebut menjadi kontroversi di masyarakat. Sehingga Gerindra memutuskan untuk menginventarisir masalah dan juga akan meminta klarifikasi kepada Sodik.

"Ada rencana dari fraksi meminta klarifikasi dari salah satu anggota Gerindra yang menjadi pengusul RUU tersebut," ujarnya.

Setelah ada penjelasan Sodik kepada fraksi mengenai usulan RUU Ketahanan Keluarga, Gerindra akan memberikan keputusan.

"Secara fraksi nanti akan diputuskan dan itu juga bukan karena usulan inisiatif DPR dan fraksi, sehingga pada saat ini kita tidak bisa menyatakan mencabut dukungan apa pun karena kita tidak pernah menjadi pengusul secara fraksi," ucap Dasco.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Pengusul dari Golkar Menarik Diri

Berkas Dokumen Arsip File
Ilustrasi Foto Berkas atau Dokumen. (iStockphoto)

Anggota Fraksi Golkar Endang Maria menarik diri sebagai pengusul RUU Ketahanan Keluarga. Endang mengakui RUU itu hanya usulan pribadi dirinya tanpa membawa nama Fraksi Golkar.

"Sebetulnya itu usulan pribadi dan memang sudah ditarik," ujar Endang kepada wartawan, Kamis (20/2/2020).

Endang menyebut, yang menjadi alasannya ikut mengusulkan RUU Ketahanan Keluarga ini karena tingginya masalah kekerasan seksual, narkoba, sampai miras. Hingga kasus pemerkosaan anak-anak terhadap balita.

"Perilaku anak-anak SD, SMP, SLTA yang sudah mengarah ke seks bebas dan tiba-tiba anak SMP melahirkan tanpa dia tahu sudah hamil. Itu sangat memprihatinkan pribadi saya," ucap dia.

Dia mengatakan, saat rapat dengan Kementerian Agama dan Kementerian PPA, belum ada perkembangan signifikan. Sehingga perlu solusi pencegahan dari keluarga.

"Kita berharap solusi utamanya pencegahan yang paling baik harus dari keluarga. Jika keluarga rapuh, yang terjadu seperti saya uraikan di atas," kata Endang.

Dia juga menyinggung visi misi presiden terkait SDM unggul dan revolusi mental. Kata dia, dua hal itu tercapai dengan diawali dari keluarga.

"SDM unggul harus diawali dari keluarga dan bagaimana keluarga tidak rapuh. Itu sebagai PRnya," kata Endang.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya