Liputan6.com, Jakarta Posisi Singapura sebagai surga belanja para turis perlahan mulai beralih ke Bangkok, Thailand. Wisatawan mancanegara saat ini lebih memilih Negeri Gajah Putih itu untuk berwisata belanja. Bagaimana dengan Indonesia?
Â
Ketua Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) DKI Jakarta, Ellen Hidayat mengaku baru saja menjelajah pusat-pusat perbelanjaan di Singapura untuk membandingkan harga barang mewah di negara tersebut dengan Indonesia. Perjalanannya menyidak mal di luar negeri juga sekaligus menyinggahi pusat perbelanjaan di Bangkok.Â
Â
"Dari pengamatan saya, harga barang mewah baik merek dan jenis yang sama lebih murah di Singapura 15 persen dibanding di Indonesia. Tapi kalau sama Bangkok, Singapura kalah. Harga barang di sana bedanya 30 persen," kata Ellen saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Rabu (30/12/2015).
Â
Ia menceritakan dengan antusias rasa kagumnya kepada pemerintah Bangkok karena sukses meningkatkan pariwisatanya. Saat ini, Bangkok menjadi salah satu tujuan wisatawan mancanegara (wisman) yang hobi berbelanja barang berkualitas baik dengan harga lebih murah.Â
Â
Posisi Singapura sebagai wisata belanja, kata Ellen, perlahan akan mulai digantikan Bangkok, mengingat kurs mata uang dolar Singapura yang semakin mahal termasuk fasilitas hotel di Negeri Singa itu.Â
Â
"Bangkok sekarang jadi daya tarik untuk berbelanja. Departement store di sana bagus-bagus, pilihan barang sangat bervariasi, kemasan produk oke banget punya nilai jual. Pokoknya turis dimanjakan sekali deh," terangnya.Â
Â
Ada kelebihan, tentu ada kekurangan. Menurut Ellen, kelemahannya kini kondisi Bangkok macet parah sehingga jalan kaki menjadi alternatif untuk tiba di tempat tujuan dengan cepat. Kekurangan lain, sebagian besar warga Bangkok tidak mampu berbahasa Inggris sehingga turis kesulitan berkomunikasi dengan orang lokal.Â
Baca Juga
Â
Menurut Ellen, Indonesia belum sebaik Thailand dalam mengemas pariwisata, khususnya wisata belanja. Dari sisi variasi produk saja, dikeluhkannya, sangat kurang dan pada akhirnya orang-orang Indonesia lebih memilih terbang ke negara lain untuk mendapatkan pilihan produk.Â
Â
"Misalnya untuk satu pakaian dengan merek yang sama, di Indonesia paling cuma satu dua, tapi kalau di Bangkok banyak sekali pilihannya. Itu kan karena kita kebanyakan dilarang impor sana sini," paparnya.Â
Â
Ia berharap, pengusaha mampu menyediakan ragam produk yang dapat memanjakan konsumen agar warga Indonesia lebih tertarik berbelanja di dalam negeri. "Saya prihatin melihatnya, tapi sebenarnya kita punya potensi, asalkan retailer atau pengusaha dapat meningkatkan kualitas produk, desain dan kemasan serta ada dukungan dari pemerintah untuk mengerek wisata belanja Tanah Air,"Â tutur Ellen. (Fik/Nrm)*
Â
X