Berkunjung ke Rusia, Raja Salman Beli Rudal Rp 40 Triliun

Dalam kunjungannya ke Rusia, Raja Salman juga turut memboyong delegasi bisnis dalam jumlah besar.

oleh Vina A Muliana diperbarui 09 Okt 2017, 19:01 WIB
Diterbitkan 09 Okt 2017, 19:01 WIB
Raja Salman-Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin dan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud mendengarkan lagu kebangsaan di Kremlin, Moskow, Rusia (5/10). Raja Salman tercatat sebagai raja Saudi pertama yang menjejakkan kaki ke Rusia. (AP Photo/Pavel Golovkin)

Liputan6.com, Moskow - Pemimpin Arab Saudi, Raja Salman bin Abdulaziz Al Saud melakukan kunjungan bersejarah ke Rusia. Ini merupakan kali pertama pemimpin dari negeri kaya minyak tersebut menginjakkan kakinya di Rusia.

Seperti dilaporkan Independent, Senin (9/10/2017), dalam kunjungannya tersebut, Raja Salman juga turut memboyong delegasi bisnis dalam jumlah besar. Saat bertemu Putin pada Kamis waktu setempat, Raja Salman menandatangani kesepakatan pembelian-pembelian senjata senilai US$ 3 miliar atau sekitar Rp 40,4 triliun.

Senjata yang dibeli Arab Saudi ini merupakan bagian dari sistem pertahanan udara. Rudal buatan Rusia berjenis S-400 diumumkan pembeliannya saat Presiden Rusia Vladimir Putin menyambut Raja Salman di Kremlin.

Selain membeli rudal antipesawat S-400, Arab Saudi bersiap membeli sistem peluru kendali antitank, roket, dan beberapa peluncur roket.

Tak hanya di sektor pertahahanan, Arab Saudi juga meneken kerja sama di bidang energi. Saudi dikabarkan telah mengincar teknologi nuklir Rusia dan diduga siap membuka keran impor makanan yang lebih luas dari negara bekas Uni Soviet ini.

Menteri Energi Rusia Alexander Novak kepada Financial Times pada Rabu waktu setempat mengatakan, Arab Saudi dan Ruisa telah menandatangani kesepakatan senilai US$ 1,1 miliar untuk pembangunan pabrik petrokimia di Saudi.

Sejak berakhirnya Perang Suriah, hubungan antara Rusia-Arab Saudi terus membaik. Hal ini ditunjukkan dengan intensnya pertemuan antara Putra Mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman dengan Presiden Putin.

Mencairnya hubungan kedua negara telah membantu terwujudnya perjanjian pada November lalu, di mana OPEC dan 10 negara penghasil minyak lainnya, termasuk Rusia, sepakat untuk memangkas produksi mereka dalam upaya mengatasi kekurangan pasokan dan menopang harga minyak mentah.

Simak video pilihan di bawah ini:

 

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya