Masih Ngeluh Mahal Bangun Fasilitas di Papua, Ini Respons Jokowi

Presiden Jokowi menuturkan, untuk rakyat Papua, pembangunan harus dilakukan agar menciptakan keadilan.

oleh Vina A Muliana diperbarui 21 Des 2017, 14:45 WIB
Diterbitkan 21 Des 2017, 14:45 WIB
Presiden Jokowi Pimpin Ratas Persiapan Natal dan Tahun Baru
Presiden Joko Widodo berisap mengikuti rapat terbatas di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (18/12). Dalam ratas tersebut Jokowi membahas persiapan Natal dan Tahun Baru. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Nabire - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menekankan pentingnya listrik bagi pembangunan di daerah Timur Indonesia terutama Papua dan Papua Barat. Menurut dia, adanya pasokan listrik yang memadai akan jadi kunci datangnya investasi di daerah tersebut.

"Orang yang mau investasi di Nabire, Papua, Papua Barat atau di mana pun, akan berani masuk untuk bangun hotel, karena listriknya ada. Kalau tidak ada, orang akan mikir 1.000 kali. Oleh sebab itu, listrik jadi kunci investasi di Papua," ujar Jokowi saat meresmikan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) di Nabire, Papua, seperti ditulis Kamis (21/12/2017).

Lebih lanjut, adanya listrik juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan sehari-hari. Warga Papua yang dahulunya tidak bisa beraktivitas pada malam hari karena tidak ada listrik, kini bisa memanfaatkan waktu dengan lebih baik.

"Supaya usaha-usaha rakyat di desa terus berkembang dan tentu saja anak-anak kita bisa belajar di malam hari dengan baik, karena listriknya ada," tutur Jokowi.

Anggaran pembangunan yang lebih besar dibanding tempat-tempat lain di Indonesia jadi salah satu tantangan dalam pembangunan di Papua. Namun, orang nomor satu di Indonesia ini menegaskan, pembangunan di Papua harus tetap berlanjut demi memberikan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

"Dulu ada yang bilang ke saya, kalau mau bangun Papua, 'Pak mahal'. Saya dilapori Menteri ESDM, PLN, membangun satu desa itu Rp 2 miliar. Kalau di lain tempat Rp 1 miliar. Memang lebih mahal, bedanya dua kali lipat. Tapi Ini bukan mahal dan murah. Ini keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, yang harus kita penuhi," tegas Jokowi.

Jokowi juga mengkritisi pihak-pihak yang masih suka mengeluh soal besarnya dana yang harus dikeluarkan saat membangun fasilitas di Papua. Ia percaya upaya untuk memasok listrik ke Papua bukanlah hal mustahil untuk dilakukan, sama dengan program BBM satu harga atau Trans Papua yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.

"Kalau jawabannya 'Pak Mahal', pasti saya marahi. Untuk itu selalu saya bilang, untuk rakyat Papua harus bisa kita lakukan," tegas dia.

"BBM satu harga juga sudah bisa kita lakukan. Semen yang dulunya, terutama di pegunungan tengah, sampai Rp 1,5 juta, Rp 2 juta, Rp 2,5 juta sekarang saya belum ngecek di lapangan, katanya sudah turun bisa sampai Rp 500 ribu, sampai Rp 400 ribu. Dan kita harapkan nanti dengan jalan-jalan Trans Papua yang selesai, harga-harga juga mengikuti turun, dan kita harapkan hampir mirip-mirip dengan daerah-daerah yang lain baik di Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan lainnya," jelas Jokowi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

 

Listrik 119 Desa di Papua, Jokowi Sebut Ini Keadilan

Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)
Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua Barat. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)Petugas PLN memasang listrik di rumah warga di Desa Parauto, Nabire, Papua. (Vina A. Muliana/Liputan6.com)

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Program 74 Desa Baru Berlistrik di Nabire, Papua, pada Rabu 20 Desember 2017. Peresmian tersebut juga disiarkan serempak melalui telekonferensi ke empat desa yang tersebar di Papua dan Papua Barat.

Keempat desa tersebut adalah Desa Bomopai, Desa Pamaha Pegunungan Arfak, Desa Kosimeaga Wamenda, dan PLTMG Jayapura.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi mengatakan yang menjadi kendala saat pembangunan di Papua adalah dana yang mahal dan medan yang sulit. Namun, ini tidak boleh menjadi halangan agar semua rakyat Papua bisa mendapatkan keadilan terutama yang menyangkut persoalan listrik.

"Tadi saya dilaporkan pak ESDM dan PLN, membangun desa di Papua Rp 2 miliar. Kalau di dua tempat lain biasanya Rp 1 miliar. Ya bedanya tiga kali lipat," kata Jokowi di Nabire, Papua, Rabu pekan ini.

"Tapi ini bukan urusah mahal atau murah, ini persoalan keadilan seluruh rakyat Indonesia yang harus dipenuhi," lanjut dia.

Sebanyak 74 desa baru berlistrik ini tersebar di 20 kecamatan dan 12 kabupaten di Papua dan Papua Barat. Total di 2017, PLN telah mampu mengalirkan listrik ke 191 desa di Papua dan Papua Barat.

Turut mendampingi Jokowi dalam acara peresmian adalah Menteri BUMN Rini Soemarno dan Menteri ESDM Ignasius Jonan. Gubernur Papua Lukas Enembe, Bupati Nabire Isias Dow, dan Direktur Utama PT PLN Sofyan Basir juga hadir dalam acara tersebut.

Pembangunan listrik pedesaan merupakan salah satu Program Strategis Pemerintah untuk meningkatkan Rasio Elektrifikasi (RE) dan Rasio Desa Berlistrik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya