Anak Usaha Pertamina dan PGN Sinergi Kembangkan FSRU Terapung

Anak perusahaan Pertamina dan PT PGN Tbk tersebut adalah PT Nusantara Regas dan PT PGN LNG Indonesia.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Mar 2019, 15:29 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2019, 15:29 WIB
20160921-Pekerja Jaringan Pipa Gas PGN-Jakarta- Helmi Afandi
Pekerja merawat jaringan pipa gas milik Perusahaan Gas Negara (PGN) di Jakarta, Rabu (21/9/2016). (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Anak usaha PT Pertamina (Persero) dan PT Perusahaan Gas Negara (PGN) bersinergi dalam pengembangan potensi fasilitas pengolahan dan terminal gas terapung (Floating Storage Regasification Unit (FSRU) Jawa Barat dan FSRU Lampung serta infrastruktur gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG) di Indonesia.

Adapun anak perusahaan Pertamina dan PT PGN Tbk tersebut adalah PT Nusantara Regas dan PT PGN LNG Indonesia.

Direktur Utama PT Nusantara Regas Taufik Afianto mengatakan,‎ kesepakatan kedua perusahaan yang bergerak di bidang usaha regasifikasi LNG tersebut akan membuka komunikasi untuk berdiskusi, bernegosiasi, dan melakukan kajian, terkait beberapa hal antara lain pemetaan potensi optimalisasi dan efisiensi operasional FSRU Jawa Barat – FSRU Lampung merencanakan pola Regular, Alternative, and Emergency (RAE) dalam operasional kedua FSRU tersebut.

“Melalui kesepakatan ini diharapkan kerja sama ke depan akan lebih strategis dan dapat memberikan benefit yang lebih besar, tidak hanya ke Nusantara Regas dan PGN LNG Indonesia, melainkan juga ke Pertamina dan PGN selaku induk Perusahaan,” kata Taufik, di Jakarta, Senin (25/3/2019).

Direktur Utama PGN LNG Indonesia Mugiono menambahkan, kesepakatan ini akan mendorong kedua belah pihak, untuk pencapaian cita-cita yang lebih besar lagi di sektor regasifikasi LNG dan pengelolaan FSRU.

Kesepakatan ini juga mencakup pertukaran pengetahuan dan sharing sumber, dalam mendukung pengembangan bisnis kedua belah pihak, serta melakukan koordinasi strategis dalam meningkatkan pelayanan kepada konsumen," tutur Mugiono.

Vice President SPBD Pertamina Edwin Irwanto Wijaya berharap, sinergi ini dapat memberikan dampak signifikan bagi perkembangan bisnis Pertamina, selaku holding migas ke depannya.

"Diharapkan dapat memberikan dampak pada perkembangan bisnis holding migas," tandasnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Kementerian ESDM Bangun 6.200 Jaringan Gas di Kabupaten Cirebon

(Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)
Jaringan gas bumi di Probolinggo, Jawa Timur (Foto:Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Sebelumnya, Kementerian ESDM mengaku terus berupaya melayani masyarakat dalam penyaluran jaringan gas ke rumah- rumah, termasuk di Pantura Cirebon.

Menteri ESDM Ignasius Jonan mengatakan tahun ini pihaknya akan membangun 3.509 jaringan gas di Kota Cirebon dan 6.200 di Kabupaten Cirebon.

"Menggunakan dana APBN 2018 untuk pembangunaan tahun ini belum ada maka dari itu saya menyarankan Bupati atau Wali Kota kalau memang diperlukan ajukan permohonan ke kami," kata Jonan usai mengikuti peresmian Jaringan Gas Bumi Rumah Tangga Kota Cirebon dan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya di Lapangan Kebon Pelok Cirebon, Kamis, 21 Maret 2019. 

Selain jaringan gas rumah tangga, Kementerian ESDM juga akan memasang lampu Penerangan Jalan Umum (PJU) tenaga surya di 525 titik untuk Kabupaten Cirebon. Sedangkan, di Kota Cirebon akan dipasang 50 tiang PJU.

Jonan mengatakan, dua infrastruktur tersebut akan ditingkatkan untuk realisasi tahun 2020 mendatang. Pemerintah menargetkan pemasangan jaringan gas alam dalam kurun waktu satu tahun.

"Termasuk air bersih ya kalau bisa kepala pemerintah daerah kirim surat beri tahu kami desa dan wilayah mana yang perlu air. Kami akan bangun sumur bor dengan kapasitas bisa mengairi 3.000-4.000 jiwa," sebut Jonan.

Dirjen Migas Kementerian ESDM Djoko Siswanto mengatakan, jaringan gas yang dipasang di wilayah Kota Cirebon tersebut sudah selesai dilakukan.

"Pemerintah akan terus mengoptimalkan anggaran untuk mewujudkan ketahanan energi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ujar dia.

Dia mengatakan pembangunan tersebut merupakan yang kedua setelah sebelumnya pada tahun 2012 membangun 4.000 jaringan gas. Dia menyebutkan, pembangunan jaringan gas tersebut tidak dikenakan biaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya