Liputan6.com, Jakarta - Pada perdagangan Kamis (22/9/2022) Rupiah ditutup melemah 26 poin walaupun sebelumnya sempat melemah 45 poin di level Rp 15.023. Sedangkan, pada penutupan perdagangan sebelumnya Rupiah berada di posisi 14.997.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan, Rupiah berpotensi melemah pada perdagangan Jumat, 23 September 2022. "Mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp 15.000 hingga Rp 15.060,” kata Ibrahim dalam keterangan tertulis, Jumat (23/9/2022).
Baca Juga
Secara Internal, hal ini dipengaruhi oleh peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM) berpotensi meningkatkan ruang fiskal. Dengan adanya peningkatan inflasi jika terkompensasi dengan peningkatan upah akan berpotensi meningkatkan pajak pemerintah.
Advertisement
Namun di sisi lain, peningkatan inflasi yang terjadi tidak dibarengi dengan peningkatan upah, maka secara riil pendapatan mereka akan turun dan membuat daya beli menurun.
“Peningkatan inflasi yang tidak diiringi dengan kebaikan upah juga akan membuat kelompok masyarakat di kelas menengah akan tertekan terutama akibat adanya peningkatan harga BBM dan potensi kebijakan peningkatan suku bunga acuan bank Indonesia,” jelas Ibrahim.
Lanjutnya, peningkatan harga BBM akan mendorong peningkatan inflasi, dan peningkatan inflasi ini akan meningkatkan penerimaan pajak pemerintah. Peningkatan inflasi juga akan meningkatkan belanja pemerintah di antaranya belanja subsidi atau belanja bantuan sosial.
Inflasi akan menjadi batu sandungan terhadap target pembangunan jika tidak dikompensasi dengan peningkatan upah yang sebanding dengan peningkatan inflasi karena pendapatan akan turun, namun di satu sisi masyarakat kelas menengah tidak mendapat bantuan sosial.
Selain itu, Bank Indonesia (BI) dalam rapat siang ini memutuskan menaikkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,25 persen, dengan suku bunga deposit facility naik menjadi 3,5 persen dan suku bunga lending facility menjadi 5 persen.
Indeks Dolar AS Menguat
Dolar AS melonjak ke level tertinggi baru 20 tahun terhadap sekeranjang mata uang pada Kamis, memperpanjang kenaikan setelah Federal Reserve menaikkan suku bunga dan mencapai nada yang lebih hawkish dari yang diharapkan dalam pertemuan terbarunya.
The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada Rabu, seperti yang diharapkan. Ketua Jerome Powell memperingatkan bahwa bank akan mempertahankan kenaikan suku bunga pada klip yang tajam, bahkan mempertaruhkan tekanan pada pertumbuhan ekonomi dan pasar tenaga kerja, karena berjuang untuk mengendalikan inflasi yang tak terkendali.
Komentar hawkish memperkuat ekspektasi suku bunga AS akan mengakhiri tahun ini jauh di atas 4 persen ke level tertinggi mereka dalam lebih dari 14 tahun.
Bank sentral juga bermaksud untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama, dengan pemotongan dimulai hanya pada 2024.
Inflasi diperkirakan akan tetap jauh di atas target 2 persen Fed setidaknya untuk dua tahun ke depan, perkiraan bank pada Rabu. Ini juga akan meningkatkan pengurangan neraca dalam beberapa bulan mendatang.
Advertisement
Rupiah Loyo Hampir 5 Persen, Masih Lebih Baik dari Rupee India hingga Ringgit Malaysia
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mengklaim stabilitas nilai tukar Rupiah tetap terjaga di tengah meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global.
Hal ini tercermin dari tingkat pelemahan nilai tukar Rupiah atau Depresiasi yang lebih baik ketimbang sejumlah negara berkembang lainnya.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mencatat, nilai tukar pada 21 September 2022 terdepresiasi 1,03 persen secara point to point (ptp) dibandingkan dengan akhir Agustus 2022.
"Perkembangan nilai tukar yang tetap terjaga tersebut ditopang oleh pasokan valas domestik dan persepsi positif terhadap prospek perekonomian domestik, serta langkah-langkah stabilisasi Bank Indonesia," kata Perry dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (22/9/2022).
Dengan capaian ini, nilai tukar Rupiah sampai dengan 21 September 2022 terdepresiasi 4,97 persen secara year to date (ytd) dibandingkan dengan level akhir 2021. Angka relatif lebih baik dibandingkan mata uang Rupee India yang terdepresiasi sebesar 7,05 persen.
Pun, dengan negara tetangga Malaysia yang mengalami depresiasi sebesar 8,51 persen. Keperkasaan Rupiah juga lebih baik ketimbang Bath Thailand yang terdepresiasi hingga 10,07 persen.
Ke depan, Bank Indonesia terus memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar Rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya untuk mendukung upaya pengendalian inflasi dan stabilitas makroekonomi.
Reporter: Sulaeman
Sumber: Merdeka.com
Rupiah Kembali Tembus Level Psikologis 15.000 per dolar AS Usai The Fed Dongkrak Suku Bunga
Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembelai melemah dan menembus level psikologis 15.000 per dolar AS pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan nilai tukar rupiah ini usai bank sentral AS atau The Federal Reserve (The Fed) memutuskan untuk menaikkan suku bunga.
Pada Kamis (22/9/2022) pagi, rupiah melemah 19 poin atau 0,13 persen ke posisi 15.016 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya 14.997 per dolar AS.
"Nilai tukar rupiah bakal mendapatkan tekanan dari dolar AS Hari ini dengan kenaikan suku bunga acuan The Fed sebesar 75 bps dini hari tadi dan sikap The Fed yang masih akan mempertahankan pengetatan moneter hingga inflasi AS turun signifikan," kata pengamat pasar uang Ariston Tjendra dikutip dari Antara.
Dolar AS melonjak ke level tertinggi baru dalam dua dekade pada akhir perdagangan Rabu 21 September 2022, setelah The Federal Reserve menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi dan mengisyaratkan kenaikan yang lebih besar pada pertemuan mendatang.
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, mencapai level tertinggi baru 20 tahun di 111,63 setelah kenaikan suku bunga Fed, dan terakhir naik 0,7 persen pada 110,97.
Advertisement