Liputan6.com, Baghdad - Seutas tambang itu menjadi bagian dari kemelut sejarah Irak. Pada Sabtu 30 Desember 2006, benda tersebut digunakan untuk menjerat leher mantan pemimpin Irak, Saddam Hussein.
Kini, tali gantung itu menjadi barang komersil. Mantan pejabat Irak Mowaffak Al-Rubaie menawarkannya ke publik, 8 tahun setelah ia menjadi saksi eksekusi mati Saddam Hussein.
Seorang politisi senior Irak kepada situs Timur Tengah, Al-Araby al-Jadeed mengungkapkan bahwa sejumlah orang telah mengajukan penawaran.
Mereka adalah keluarga kaya Israel, sebuah organisasi keagamaan Iran dan dua pengusaha Kuwait.
Nilai lelang tambang tersebut kini mencapai US$ 7 juta atau Rp 88 miliar. Namun, Al-Rubaie masih bertahan. Ia menginginkan lebih. Demikian dimuat News.com.au, Sabtu (7/2/2015).
Dalam sebuah wawancara dengan Independent pada 2013, Al-Rubaie mengaku anak buahnya memberinya seutas tambang yang digunakan untuk mengeksekusi mati Saddam.
Penasihat keamanan nasional Irak antara tahun 2004 dan 2009 itu kemudian melingkarkan tali tersebut ke leher patung dada Saddam yang ada di rumahnya di Kadhimiyah.
"Jadi, saya pikir tepat untuk meletakkannya di leher patung Saddam," kata dia saat itu, seperti dimuat situs Chicago Tribune.
Baca Juga
Rubaie, seorang Syiah yang menghabiskan waktu bertahun-tahun di pengasingan selama pemerintahan Saddam, menggambarkan pengalamannya menyaksikan mantan penguasa itu dibawa ke tiang gantungan.
"Saya tidak sedang ingin balas dendam atas 3 kali para bawahannya diperintahkan memenjarakan dan menyiksa saya," kata dia. "Saya hanya berharap melihat dia menunjukkan rasa penyesalan atas kejahatan yang mengerikan, yang membunuh ratusan ribu warganya sendiri..."
Sejauh ini belum ada konfirmasi langsung dari Al-Rubaie, juga dari Pemerintah Irak soal penjualan tali gantung. Namun, hukum di negara itu menyatakan, jika objek semacam itu dijual, maka hasilnya harus masuk ke kas negara.
Saddam akhirnya dimakamkan di kota Auja, tempat kelahirannya, 95 km sebelah utara ibuota Baghdad. Namun, berdasarkan laporan Reuters, pemimpin lokal memerintahkan agar jenazahnya dipindahkan. Secara rahasia.
"Kami memindahkan dia ke tempat yang jauh dari tangan musuh-musuhnya," kata seorang pemimpin suku dari mana Saddam berasal, Albu Nasir kepada Reuters. "Apa tidak cukup bagi mereka untuk membunuhnya sekali. Sekarang mereka takut pada jasadnya." (Ein/Riz)
Advertisement
Baca juga: 30-12-2006: Eksekusi Gantung Saddam Hussein