Liputan6.com, Tucson - Bagi Anda pengguna blow torch, diminta untuk berhati-hati. Pasalnya, ada seorang pria asal Tucson, Amerika Serikat, yang tak sengaja membakar rumahnya sendiri ketika hendak membunuh seekor laba-laba menggunakan alat tersebut.
Blow torch adalah tabung gas mungil yang dilengkapi dengan alat penyemprot api di ujungnya. Jika ditekan, api akan menyala dan membakar benda yang ada di hadapannya.
Dikutip dari laman Indy100.com, Kamis (19/10/2017), pemilik rumah yang tak disebutkan namanya itu dilaporkan hendak membakar seekor laba-laba yang kala itu masih hidup.
Advertisement
Baca Juga
Laba-laba itu berada persis di bawah karavan miliknya yang diletakkan di samping rumah.
Nahasnya, laba-laba yang terbakar tersebut malah menjadi sumber api yang malah membakar karavan dan rumahnya sendiri.
Dinas Pemadam Kebakaran wilayah Tucson yang menyelidiki kasus tersebut menyakini, api yang disulut untuk membakar laba-laba jadi biang keladinya. Sedikitnya, 23 anggota pemadam kebakaran diterjunkan dalam insiden tersebut.
Butuh waktu hingga 11 menit bagi anggota pemadam untuk mengendalikan api. Namun sayang, rumah dan karavan tersebut sudah hangus terbakar.
Meski demikian, tak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Â
Gadis 15 Tahun Selamatkan 36 Siswa dari Kebakaran
Bicara soal kebakaran, ada cerita heroik yang pernah terjadi sebelumnya. Seorang siswa sekolah menengah pertama asal Malaysia menjadi sosok pahlawan berkat keberanian dan antisipasi yang ia lakukan.
Dikutip dari laman AsiaOne, siswa perempuan tersebut bernama Nur Athirah Izzati Shamsul Murfiz. Gadis berusia 15 tahun yang bersekolah di SMP Islam As Sofa itu berhasil menyelamatkan 36 siswa lainnya dari kebakaran.
Kejadian bermula ketika Nur melihat ada percikan api yang berasal dari langit-langit sebuah ruangan di asrama sekolah. Awalnya, ia tak menghiraukan percikan api tersebut.
Namun, ia baru menyadari jika percikan api tersebut dapat membakar seisi sekolah. Untuk itu, ia berinisiatif untuk menghidupkan alarm agar siswa yang lain dapat menyelamatkan diri.
Norazam Khamis, Kepala Kantor Pemadam Kebakaran setempat, mengatakan, percikan api tersebut semakin lama semakin besar. Salah satu siswa yang berperan dalam hal tersebut adalah Nur Athirah.
Norazam juga menyebut bahwa api menyebar dengan cepat dalam hitungan menit. Untungnya, Nur Athirah segera menghidupkan alarm sehingga 36 siswa dapat menyelamatkan diri sebelum seisi bangunan hangus terbakar oleh si jago merah.
"Pada saat tim diterjunkan, para siswa yang semuanya perempuan telah keluar dari asrama sekolah," ujar Norazam.
"Meski demikian, ada tiga orang anak perempuan yang mengalami kesulitan bernapas dan langsung dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diobati," tambahnya.
Selain siswa, di dalam asrama tersebut, terdapat enam orang lainnya yang merupakan petugas pengawasan dan pegawai sekolah.
"Kami berhasil memadamkan api dalam waktu 30 menit dan penyelamatkan beberapa bangunan lain seperti surau dan aula dari serbuan api," tutur Norazam.
Kepala Pemadam Kebakaran tersebut menegaskan bahwa sekolah yang dikelola oleh Yayasan As Sofa telah mematuhi aspek keselamatan dan memiliki sertifikat kepatuhan.
Meski begitu, ia belum dapat menyimpulkan penyebab kebakaran. Akan ada pemeriksaan lebih lanjut menunggu kondisi anak-anak yang masih dirawat.
Advertisement