Liputan6.com, Washington, DC - Gedung Putih mengumumkan bahwa Donald Trump melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada hari Kamis waktu setempat. Keduanya berbincang bagaimana mereka dapat bekerja sama menyelesaikan persoalan terkait program nuklir Korea Utara.
Seperti dikutip dari politico.com pada Jumat (15/12/2017), Gedung Putih menyatakan bahwa panggilan telepon tersebut juga dimanfaatkan Trump untuk mengucapkan terima kasih kepada Putin karena mengakui kinerja ekonomi Amerika dalam konferensi pers tahunannya.
"Trump dan Putin bicara sekitar 10 menit dan penasihat keamanan nasional H.R. McMaster tidak berpartisipasi dalam momen tersebut," kata seorang pejabat Gedung Putih.
Advertisement
Panggilan terbaru antara keduanya tersebut dinilai menunjukkan bukti bahwa Trump akan terus menjalin kerja sama dengan Putin, terlepas dari hambatan politik yang ada. Penyelidikan khusus yang dipimpin Robert Mueller yang menginvestigasi dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016 telah memberikan kesan negatif terhadap hubungan Washington-Moskow.
Trump, bagaimana pun, terus melihat Putin sebagai sekutu potensial, terutama ketika berhadapan dengan Korea Utara.
Dalam konferensi persnya pada hari Kamis, Putin menolak pembicaraan mengenai dugaan campur tangan Rusia dalam Pilpres AS 2016. Ia menyebut isu tersebut buatan.
Baca Juga
"Semua ini telah diciptakan, dibuat oleh orang-orang yang menentang Presiden Trump," ujar Putin.
Pada konferensi pers yang sama, Putin juga mengungkapkan bahwa ia memanggil Trump dengan panggilan "Donald" saat keduanya berbincang via telepon. Hal yang sama pula dilakukan Trump. Presiden AS itu memanggilnya "Vladimir".
Terkait dengan kebijakan Trump dalam sektor ekonomi, Putin mengatakan, "Kami melihat beberapa capaian yang cukup serius, bahkan dalam periode singkat, dia sudah bekerja."
"Lihatlah pasar, bagaimana mereka bangkit. Itu menunjukkan kepercayaan investor terhadap ekonomi Amerika. Itu menunjukkan bahwa mereka percaya pada apa yang dilakukan Trump di bidang ekonomi," imbuhnya.
Putin Kembali Calonkan Diri dalam Pilpres Rusia 2018
Belum lama ini, Vladimir Putin mengonfirmasi bahwa ia akan maju dalam pemilihan presiden Rusia yang digelar tahun depan. Selama ini, kabar tersebut masih menjadi tanda tanya besar.
"Ya, saya akan mencalonkan diri sebagai presiden Rusia," kata Putin saat bertemu dengan para pekerja di pabrik Gorkovsky Avtomobilny Zavod di Nizhny Novgorod, Rabu waktu setempat, seperti dikutip dari Russia Today pada Kamis 7 Desember 2017.
"Negara adalah rakyat, seperti Anda semua. Negara adalah pekerja, ilmuwan, insinyur, perancang, guru, dan doktor," tutur Putin di hadapan pekerja dan veteran pabrik tersebut seraya menambahkan bahwa dengan keterlibatan aktif rakyat, Rusia dapat menghadapi tantangan yang paling rumit sekali pun.
Pilpres Rusia mendatang yang dijadwalkan berlangsung pada 18 Maret akan menjadi yang keempat kalinya dalam karier politik Putin. Pria berusia 65 tahun tersebut sebelumnya menjabat Presiden untuk dua periode, yakni pada 2000 hingga 2008. Kemudian, ia menjadi Perdana Menteri pada 2008 hingga 2012.
Jabatan ketiga diemban Putin pada 2012 hingga hari ini. Media Rusia melaporkan bahwa Putin akan maju sebagai kandidat independen, tapi hal ini belum dikonfirmasi.
Putin dilaporkan menikmati tingkat kepercayaan yang tinggi dari rakyatnya. Menurut jajak pendapat yang dilakukan VTSIOM, Putin setidaknya mengantongi dukungan 82 persen pada akhir September.
Advertisement