3-3-1938: Asal-Usul Arab Saudi Jadi Negeri Petrodollar

Hari ini, 80 tahun yang lalu, Raja Arab Saudi yang bersama tim ahli perminyakan dari Standard Oil of California menemukan sumber minyak mentah terbesar di dunia.

oleh Rizki Akbar Hasan diperbarui 03 Mar 2018, 06:00 WIB
Diterbitkan 03 Mar 2018, 06:00 WIB
Raja Abdulaziz (tengah, duduk) bersama Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt (kanan, duduk) pada 20 Februari 1945 (Wikimedia Commons)
Raja Abdulaziz (tengah, duduk) bersama Presiden Amerika Serikat Franklin D Roosevelt (kanan, duduk) pada 20 Februari 1945 (Wikimedia Commons)

Liputan6.com, Riyadh - Hari ini, 80 tahun yang lalu, Raja Arab Saudi bersama tim ahli perminyakan dari Standard Oil of California yang ia sewa menemukan apa yang kemudian menjadi sumber minyak mentah terbesar di dunia.

Semua bermula ketika pada suatu hari, raja Arab Saudi pada masa itu, Abdulaziz bin Abdul Rahman bin Faisal bin Turki bin Abdullah bin Muhammad Al Saud (Raja Abdulaziz) menyewa sekelompok insinyur Standard Oil of California

Para ahli bertugas untuk mengeksplorasi gurun luas yang berbatasan dengan Teluk Persia, sebuah lanskap kering kerontang, hanya ditandai segelintir pohon palem yang menjulang.

Sang raja yang tak seberapa kaya itu berharap, bisa menemukan sumber air, sebagai pelepas dahaga bagi rakyat beserta tunggangannya, kuda maupun unta.

Namun, ada hal lain yang terlintas di benak tim ahli dari Standard Oil of California. Seperti dikutip dari Time.com, minyak kala itu sudah ditemukan di negara lain di wilayah itu. Dan para insinyur itu berharap mereka akan menemukannya berlimpah di Arab Saudi.

Selama 4 tahun mereka telah mengebor lebih dari setengah lusin lubang, hasilnya sia-sia. Di tengah keputusasaan mereka menggali lebih dalam pada sumur No 7 di Dhahran. Hingga kedalaman 4.727 kaki atau 1440,7 meter di perut Bumi.

Upaya itu akhirnya membuahkan hasil. Pada 3 Maret 1938, mereka menemukan apa yang kemudian menjadi sumber minyak mentah terbesar di dunia.

Awalnya sang raja tak begitu tertarik mendengar kabar itu. Hingga akhirnya, setahun kemudian, ia bersama rombongannya yang terdiri dari 400 mobil tiba di stasiun pemompaan Ras Tanura, menjadi saksi tanker pertama yang mengangkut kargo berisi minyak mentah Arab Saudi.

Penemuan minyak itu mengubah sejarah Arab Saudi, Timur Tengah, dan juga seluruh dunia.

"Minyak seperti hewan liar, siapa yang bisa menangkapnya, akan mendapatkan segalanya," demikian ungkapan yang pernah diucapkan industrialis Amerika Serikat, J. Paul Getty, seperti dikutip dari CNN untuk Today in History Liputan6.com (3/3/2018).

Arab Saudi yang awalnya dikenal terkait 2 hal: padang pasir yang luas dan rumah bagi sejumlah situs suci Agama Islam, sontak berubah menjadi salah satu negara paling kaya di dunia dan memiliki kekuatan ekonomi paling signifikan. Yang memiliki posisi tawar terkait pasokan energi global. Menjadi negara 'petro dollar'.

Arab yang penduduknya dulu nomaden, sebelumnya mengandalkan pendapatan dari para jemaah yang beribadah ke Mekah dan Madinah. Setelah minyak ditemukan, negeri tersebut membangun infrastruktur yang kuat, yang terdiri atas sumur-sumur minyak, pipa, kilang, dan pelabuhan.

Pada puncaknya, minyak menyumbang lebih dari 90 persen pendapatan Arab Saudi -- meski kini Riyadh telah berupaya untuk mendiversifikasi pendapatannya dari sektor lain.

Peristiwa Lain

Selain peristiwa itu, pada tanggal yang sama tahun 1878 merupakan momen saat Bulgaria mendeklarasikan kemerdekaannya. Kebebasan itu dia rebut dari kerajaan Ottoman yang sekarang dikenal sebagai Turki.

Peristiwa lain yang terjadi pada 3 Maret 1931 adalah terpilihnya Star Spangled Banner sebagai lagu kebangsaan Amerika Serikat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya