Liputan6.com, Washington DC - Penduduk Bumi akan bisa melihat planet Mars secara lebih jelas, terang, dan besar di langit malam selama enam pekan ke depan --sebuah fenomena alam menakjubkan nan memanjakan mata, yang terakhir kali terjadi pada 15 tahun lalu.
Itu karena sang planet merah akan berada di titik terdekatnya dengan Bumi sepanjang Juni hingga puncaknya di akhir Juli. Kondisi ini terjadi ketika Bumi tengah mengorbit dekat di antara Mars dan Matahari.
Pada 31 Juli, ketika Mars akan berada pada titik terdekatnya dengan Bumi, kedua planet hanya berjarak sekitar 57,6 juta kilometer, menurut The Weather Channel, seperti dikutip dari The Business Insider UK (18/6/2018).
Advertisement
Hal tersebut membuat penduduk Bumi mampu melihat Mars dengan mata telanjang sepanjang Juli 2018 nanti.
Puncaknya, pada 31 Juli, Mars diperkirakan akan bersinar lebih terang (karena memantulkan sinar Matahari) ketimbang bintang-bintang lain --terkecuali ada bintang yang mendadak berada pada posisi yang lebih dekat lagi dengan Bumi.
Baca Juga
Kondisi ini disebut dengan fenomena perihelic opposition atau lazim juga disebut dengan istilah oposisi perihelik Mars. Oposisi Mars sebenarnya terjadi rutin setiap dua tahun atau lebih --yang terakhir terjadi pada Mei 2016.
Tapi, tahun ini dianggap istimewa karena, selain dekat dengan Bumi, Mars juga akan mengorbit dekat dengan Matahari. Kondisi itu hanya terjadi sekali setiap 15 - 17 tahun, dengan yang terakhir pada 2003, menurut Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA).
Mars baru akan berjarak dekat lagi dengan Bumi pada tahun 2035.
Bulan lalu, terjadi fenomena perihelic opposition pada planet Jupiter atau disebut dengan 'oposisi Jupiter'. Saat itu, Bumi tengah mengorbit dekat di antara Jupiter dan Matahari -- membuat kedua planet hanya berjarak sekitar 658 juta kilometer.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Badai di Mars Sepanjang Oposisi Perihelik
Ketika Mars terlihat cerah, jelas dan indah dari Bumi, situasi di planet merah tersebut justru dinilai kurang bersahabat sepanjang fenomena oposisi perihelik.
Saat ini, badai pasir sedang menghantam di sekitar 10 miliar hektar permukaan Mars --sebuah area yang setara dengan ukuran gabungan Amerika Utara dan Rusia.
"Badai tersebut salah satu yang paling intens yang pernah diamati di Planet Merah," kata NASA dalam siaran pers.
Belum jelas kapan badai pasir tersebut akan mereda.
Animasi di bawah ini menunjukkan penyebaran badai pasir (berupa gumpalan berwarna jingga) yang berjarak dekat dengan wahana NASA Opportunity dan Curiosity di Mars.
Advertisement