Liputan6.com, Berlin - Tiga orang wartawan asal China dikabarkan tengah ditahan oleh otoritas Jerman karena kedapatan mengintip pangkalan NATO secara diam-diam, ketika Kanselir Angela Merkel berkunjung ke sana, beberapa waktu lalu.
Hal tersebut meningkatkan ketidakpercayaan dunia internasional terhadap kantor berita Xinhua, yang dikelola pemerintah China.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari Time.com pada Minggu (26/5/2019), ketiga orang wartawan Xinhua memicu kecurigaan setelah memfilmkan peralatan militer dan mewawancarai tentara NATO tentang rutinitas sehari-hari mereka.
Tindakan tanpa izin resmi itu ketahuan beberapa saat sebelum Merkel datang berkunjung ke area pelatihan Satuan Tugas Bersama Kesiapan Tertinggi milik NATO di Munster, Jerman, pada 20 Mei lalu.
Seorang pejabat intelijen Jerman mengatakan Xinhua telah dipantau selama beberapa waktu, karena kaitannya dengan partai komunis China yang berkuasa.
Intelijen Jerman memandang wartawan Xinhua sebagai perpanjangan tangan propaganda China, untuk bantu mengumpulkan data dan informasi di luar negeri, yang kemudian digunakan secara resmi oleh Beijing.
Diklaim Sebagai Kesalahpahaman
Salah seorang perwakilan untuk biro urusan luar negeri Xinhua mengatakan para wartawannya sudah tidak lagi dalam penyelidikan intelijen Jerman.
Dia mengklaim bahwa ketiga wartawan terkait terlibat salah paham dengan otoritas Jerman, yang mengiranya melakukan kegiatan pemanatuan tanpa izin.
Perwakilan yang tidak ingin disebutkan namanya itu mengklaim bahwa kesalahpahaman dengan otoritas Jerman telah diselesaikan.
Baik pihak berwenang China dan Jerman tidak mengkonfirmasi lebih lanjut masalah ini.
Advertisement
China Diduga Akan Menambah Jumlah Pangkalan Militer
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (AS) memperkirakan China akan menambah jumlah pangkalan militernya di seluruh dunia, guna melindungi inisiatif Jalur Sutera Baru, demikian menurut laporan resmi yang dirilis Pentagon pada Kamis 2 Mei 2019 waktu setempat.
Saat ini, China hanya memiliki satu pangkalan militer di luar negeri, yakni di Djibouti. Tetapi, Pentagon meyakini bahwa Beijing tengah merencanakan pembangunan serupa di tempat lain, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian.
"Kemajuan proyek-proyek China seperti Jalur Sutera Baru mungkin akan mendorong bertambahnya pangkalan militer di luar negeri, guna menyediakan keamanan bagi proyek-proyek besar yang dinaunginya," kata Pentagon dalam laporan tahunannya kepada Kongres AS, mengenai militer China dan perkembangan keamanan.
Laporan itu menambahkan bahwa lokasi target pembangunan pangkalan militer bisa mencakup Timur Tengah, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat.