15 Ribu Buruh di Finlandia Mogok Kerja Selama 3 Pekan

Sekitar 15 ribu buruh di Finlandia memulai mogok kerja tiga selama pada Senin 27 Januari.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Jan 2020, 08:03 WIB
Diterbitkan 28 Jan 2020, 08:03 WIB
Ilustrasi bendera Finlandia (AFP Photo)
Ilustrasi bendera Finlandia (AFP Photo)

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 9.000 pekerja di pabrik kertas Finlandia memulai mogok kerja tiga selama pada Senin 27 Januari. Mogok kerja dilakukan usai pembicaraan soal upah tak mendapatkan titik temu.

Sebanyak 6.000 karyawan lainnya di pabrik penggergajian kayu, pabrik kayu lapis, dan produk kehutanan lainnya telah merencanakan mogok kerja, sehingga jumlah peserta keseluruhan sekitar 15.000 buruh.

Pengusaha di Finlandia telah berjanji untuk merespons dengan penutupan selusin pabrik mulai 10 Februari, kecuali jika kesepakatan tercapai pada saat itu, semakin melumpuhkan industri kehutanan Finlandia - sumber utama pendapatan ekspor.

"Pemogokan dan penutupan akan dihentikan lebih awal jika hasil negosiasi dicapai antara para pihak dan disetujui oleh kedua belah pihak," kata serikat pekerja Paperiliitto, menambahkan bahwa putaran pembicaraan berikutnya dijadwalkan pada Selasa (28/1/2020).

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Inginkan Upah Lebih Tinggi

Kapal Pemecah Es ini Arungi Laut Sejauh 10 Ribu Km Selama 24 Hari
Bendera Finlandia yang berada di kapal pemecah es Finlandia MSV Nordica saat tiba di Nuuk, Greenland (29/7). Bersama kapal pemecah es MSV Nordica mereka mengarungi laut sejauh lebih 10.000 kilometer selama 24 hari. (AP Photo/David Goldman)

Sementara, serikat pekerja menginginkan upah yang lebih tinggi dan lebih sedikit jam kerja, pengusaha seperti yang diwakili oleh Federasi Industri Hutan Finlandia berpendapat bahwa upah tenaga kerja sudah terlalu mahal dibandingkan dengan negara-negara seperti Swedia dan Jerman.

UPM-Kymmene, Stora Enso dan Metsa Board adalah beberapa perusahaan yang menghadapi penutupan.

Finlandia telah dilanda gelombang konflik perburuhan terkait masalah upah dan jam kerja dalam beberapa bulan terakhir, memicu pengunduran diri mantan Perdana Menteri Antti Rinne pada bulan Desember atas penanganannya terhadap pemogokan pegawai pos.

Rinne digantikan oleh Sanna Marin, perdana menteri wanita pertama di negara itu, dan berusia 34 tahun, perdana menteri pemerintahan termuda di dunia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya