Liputan6.com, Kabul - Pemerintah Afghanistan telah memberlakukan jam malam di hampir semua dari 34 provinsi negara itu untuk membendung kekerasan yang melonjak dilepaskan oleh serangan Taliban yang menyapu yang telah melihat kelompok bersenjata itu membuat keuntungan teritorial yang cepat.
"Untuk mengekang kekerasan dan membatasi gerakan Taliban, jam malam telah diberlakukan di 31 provinsi di seluruh negeri," kecuali di Kabul, Panjshir dan Nangarhar, kata kementerian dalam negeri dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu.
Baca Juga
Langkah itu akan berlaku antara pukul 22.00 hingga 04.00 waktu setempat, Ahmad Zia Zia, wakil juru bicara kementerian dalam negeri, mengatakan dalam pernyataan audio terpisah kepada wartawan.
Advertisement
Â
Wahida Shahkar, juru bicara kantor gubernur Parwan mengatakan bahwa selama ini masyarakat di Parwan belum bereaksi terhadap berita tersebut, tetapi kebijakan itu akan diberlakukan di provinsi utara.
"Sejauh ini, kami beruntung, Parwan masih jauh lebih baik dalam hal keamanan daripada tempat lain, tetapi kami akan mengikuti kebijakan itu untuk memastikan Afghanistan yang lebih aman."
Basir Ahmad Waqef, seorang wartawan di kota Kunduz, mengatakan orang-orang menepis kabar di provinsinya juga.
"Ini tidak positif atau negatif, kita semua hanya mendengarnya di radio dan membaca pernyataan itu."
Tetapi dia mengatakan mengingat situasi keamanan di kota, yang ia gambarkan sebagai "dikelilingi di keempat sudut", orang-orang kemungkinan akan mengikuti langkah itu.
"Pemerintah mungkin harus melaksanakan operasi malam hari, dan salah satu cara untuk memastikan keselamatan masyarakat adalah memastikan mereka berada di rumah."
Â
Merebut Wilayah
Taliban dengan cepat merebut wilayah sejak awal Mei dan merebut penyeberangan perbatasan strategis, karena tentara Amerika Serikat dan NATO terakhir meninggalkan Afghanistan.
Penarikan AS-NATO lebih dari 95 persen selesai dan akan selesai dalam beberapa minggu.
Pada hari Rabu, perwira tinggi militer AS Jenderal Mark Milley mengatakan kepada konferensi berita Pentagon bah Taliban memiliki "momentum strategis" dan mengendalikan sekitar setengah pedesaan saat melaju untuk memotong pusat-pusat populasi dari pemerintah yang didukung Barat di Kabul.
Para pejuang kelompok ini mengancam sejumlah dari 34 ibukota provinsi tetapi masih bergulat untuk mengendalikan salah satu dari mereka.
AS, Jerman, dan negara-negara lain telah meminta Taliban untuk mengakhiri serangan itu.
Sementara itu, Taliban menegaskan tidak akan ada perdamaian di negara itu sampai ada pemerintahan baru yang dinegosiasikan di Kabul dan Presiden Ashraf Ghani dihapus dari kekuasaan.
Advertisement