Liputan6.com, Jakarta - Indonesia telah berkontribusi besar dalam upaya perdamaian dunia, terlebih apa yang terjadi antara Rusia dan Ukraina hingga saat ini. Hal ini dapat dilihat dari kunjungan Presiden Jokowi langsung menemui Vladimir Putin dan Volodymyr Zelenskyy, serta telah menjadi prioritas di KTT G20.
Hal ini pun mendapat apresiasi dari Amerika Serikat, terlebih soal konsistensi Indonesia dalam memperjuangkan perdamaian dunia.
Baca Juga
"Saya ingin memuji pendirian Indonesia melawan agresi Rusia dengan pemungutan suara PBB baru-baru ini yang mengutuk aneksasi wilayah Ukraina oleh Rusia," ujar Duta Besar AS untuk Indonesia, Sung Y. Kim dalam press briefing pada Rabu (7/12/2022).
Advertisement
"Dan saya juga ingin mengucapkan selamat kepada Indonesia atas kepemimpinan globalnya yang cekatan untuk mendorong dialog KTT G20 yang produktif mengenai hal-hal mendesak: di antaranya kerawanan pangan, kesehatan global, serta perubahan iklim, dan memastikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif," sambungnya lagi.
Dalam hal ini pula, kerja sama strategi antara Indonesia dan Amerika Serikat akan semakin difokuskan.
Selain itu di bidang ekonomi, Indonesia dan AS juga telah mencapai kesepakatan kerja sama.
"Saya senang bahwa Indonesia telah memutuskan untuk berpartisipasi dalam keempat pilar Indo-Pacific Economic Framework, atau IPEF. Era ekonomi baru membutuhkan pendekatan baru. IPEF akan menetapkan standar untuk ekonomi digital, mengamankan rantai pasokan, mengelola transisi energi, dan berinvestasi dalam infrastruktur modern yang berkualitas," jelas Dubes Kim.
Investasi Bilateral Meningkat
Dubes Kim juga menjelaskan bahwa investasi antara kedua negara berpotensi akan meningkat.
Amerika Serikat, Indonesia, dan mitra IPEF lainnya bekerja sama dalam menyusun setiap pilar dan menentukan manfaat nyata bagi mitra IPEF untuk melengkapi standar tinggi ini.
"Jadi, singkatnya, kita bekerja sama untuk menciptakan kondisi yang diperlukan untuk kesuksesan yang berkelanjutan – dan perdagangan serta investasi bilateral AS-Indonesia sedang meningkat. Amerika Serikat telah menjadi investor terbesar keempat di Indonesia, dan perdagangan barang dua arah kita meningkat lebih dari 30 persen pada tahun 2021," tambah Dubes Kim.
Advertisement
Kemitraan Jangka Panjang
Ia juga mengatakan bahwa negara-negara G7 memobilisasi $600 miliar pada tahun 2027 untuk investasi infrastruktur yang berkelanjutan, transparan, dan berkualitas di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Dubes Sung Y Kim menambahkan bahwa Presiden Biden dan Jokowi, bersama dengan Perdana Menteri Jepang Kishida dan para pemimpin lainnya, juga mengumumkan peluncuran Kemitraan Transisi Energi Adil – juga dikenal sebagai “JET-P” – dengan Indonesia.
"Ini adalah kemitraan jangka panjang penting yang dirancang untuk mendukung transisi sektor ketenagalistrikan yang ambisius dan adil di Indonesia," ujarnya lagi.
Pentingnya JETP
Dubes Sung Y Kim melanjutkan bahwa JETP merupakan sebuah kesepakatan penting untuk Indonesia.
"JETP akan mengurangi biaya pendanaan Indonesia dan membuka potensi modal swasta dalam jumlah besar," ujar Dubes Kim.
"Paket pembiayaan bersejarah senilai $20 miliar ini akan memungkinkan proyek penonaktifan batu bara dan proyek energi terbarukan untuk terus maju," tambahnya.
Dubes Kim juga memaparkan bahwa biaya pendanaan proyek infrastruktur di Indonesia cukup tinggi, yang membatasi pertumbuhan negara dan transisi ke teknologi hijau baru.
Pinjaman lunak JETP – dengan suku bunga dan persyaratan yang menguntungkan – dan jaminan keuangan akan secara signifikan mengurangi biaya pembiayaan untuk Indonesia – dan, bersama dengan hibah dan pendanaan sektor swasta, akan memfasilitasi transisi energi Indonesia tanpa menimbulkan beban fiskal.
Advertisement