Liputan6.com, London - Pada 16 Desember 1432, Raja Inggris Henry VI dinobatkan menjadi raja Prancis di Paris saat usianya masih 11 tahun. Sebelumnya, pada 5 November 1429, Henry dinobatkan sebagai raja Inggris di Westminster Abbey dan pada tahun berikutnya ia pergi ke Prancis.
Dilansir dari Wars of the Roses pada Selasa (10/12/2024), Henry lahir pada 6 Desember 1421, sebagai putra Henry V dan Catherine dari Valois. Pernikahan mereka adalah hasil dari Perjanjian Troyes di mana Henry V menjadi pewaris ayah Catherine, Charles VI dari Prancis.
Advertisement
Baca Juga
Henry V meninggal pada 31 Agustus 1422 dan Charles VI wafat pada 21 Oktober di tahun yang sama, menjadikan Henry VI sebagai raja dari kedua kerajaan tersebut ketika ia belum genap berusia satu tahun.
Advertisement
Pada tahun 1444, William de la Pole, Earl of Suffolk dan rekan terdekat Henry, merundingkan gencatan senjata dengan Prancis dan pernikahan Henry dengan keponakan ratu Prancis, Margaret dari Anjou. Mereka menikah pada tanggal 22 April 1445, saat Henry berusia 23 tahun.
Pada tahun 1453, ratunya, Margaret dari Anjou, akhirnya hamil. Namun pada bulan Juli 1453, muncul berita tentang kekalahan besar di Castillon di Gascony. Tak lama setelah itu Henry ambruk secara mental dan fisik, tidak dapat berbicara atau makan sendiri, apalagi menyambut kelahiran putranya, Edward dari Lancaster.
Perselisihan antara para bangsawan senior Henry VI menyebabkan konflik bersenjata. Terlepas dari berbagai upaya keras yang dilakukan oleh Ratu Margaret, banyak rakyatnya yang kehilangan kepercayaan terhadap pemerintahannya.
Setelah kekalahan besar Lancaster pada Pertempuran Towton, Henry digulingkan dari takhta pada tahun 1461 oleh Edward IV. Setelah empat tahun dalam pengasingan atau pelarian, Henry menjadi tahanan di Menara London.
Pertengkaran internal menyebabkan pengembaliannya sebagai raja yang singkat pada tahun 1470, tetapi tahun berikutnya Edward IV kembali naik takhta dan anak tunggal Henry, Edward dari Lancaster, terbunuh dalam pertempuran.
Kematian Henry secara luas diasumsikan sebagai pembunuhan. Asumsi yang tersebar luas bahwa Henry VI telah dibunuh terlepas dari statusnya yang suci sebagai seorang raja mendorong beberapa orang untuk menghormatinya sebagai orang suci. Banyak keajaiban yang diduga disaksikan di makamnya di Chertsey.
Pada tahun 1484, Richard III memindahkan jasadnya ke Kapel St George, Windsor, tempat Edward IV dimakamkan.