Polisi Tangkap Penyelundup Kosmetik Ilegal Senilai Ratusan Miliar dari Tiongkok

Sejauh ini barang-barang ilegal tersebut sudah diedarkan di sejumlah daerah di seluruh Indonesia.

oleh Liputan6.com diperbarui 15 Agu 2019, 06:03 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2019, 06:03 WIB
Polisi Tangkap Penyelundup Barang Ilegal Senilai Ratusan Miliar dari Tiongkok
Polisi Tangkap Penyelundup Barang Ilegal Senilai Ratusan Miliar dari Tiongkok (Merdeka/Nur Habibie)

Liputan6.com, Jakarta - Subdit I Indag Ditreskrimsus Polda Metro Jaya menggagalkan penyelundupan barang bernilai ratusan miliar. Barang yang berasal dari Tiongkok ini berupa kosmetik, obat-obatan, bahan pangan dan elektronik ilegal.

"Barang-barang kosmetik kan datang dari luar, belum mendapat izin dari BPOM atau izin edar lainnya. Jadi kita nggak tau isinya, bisa menimbulkan kerugian," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Gatot Eddy Pramono di Polda Metro Jaya, Rabu (14/8/2019).

Dalam kasus ini, polisi menangkap 4 orang tersangka yakni PI (63), H (30), EK (44) dan satu warga negara Tiongkok AH (40). Kelompok ini sudah menjalankan bisnis gelap tersebut selama 8 tahun.

Sebelum dikirim ke Indonesia, barang-barang ilegal ini lebih dulu masuk ke wilayah Malaysia melalui pelabuhan Pasir Gudang, Johor. Kemudian barang-barang tersebut dikirim ke pelabuhan Kuching Serawak.

Selanjutnya, barang tersebut dibawa menggunakan truk ke perbatasan wilayah Indonesia untuk diselundupkan melalui jalan darat ke wilayah Jagoi Babang, Kalimantan Barat.

Setelah itu, barang tersebut diangkut menggunakan truk besar dari Pontianak melalui pelabuhan Dwikora. Lalu dikirim menggunakan kapal angkut dan masuk ke pelabuhan Tegar Marunda Center Kabupaten Bekasi.

Saat kapal bersandar di pelabuhan, petugas mengamankan 10 truk pembawa barang ilegal tersebut.

Gatot menyebut, kelompok ini bisa menyelundupkan barang sebanyak 4 kali dalam sebulan. Sekali pengiriman, pelaku meraup keuntungan senilai Rp 67,1 miliar.

"Jika ini dikalikan setahun, barang ini bisa senilai Rp 3 triliun lebih. Setahun negara kita bisa rugi hampir Rp 800 miliar, ini baru satu kelompok," sebutnya.

Dengan dampak kerugian kepada negara yang begitu besar, polisi saat ini masih melakukan pengembangan kasus untuk mencari kelompok lain yang melakukan kejahatan serupa.

"Beredarnya barang-barang ilegal ini tentu merugikan masyarakat, karena barang yang diedarkan tidak melalui uji laboratorium BPOM. Sehingga tidak bisa dipastikan kandungan di dalamnya," ujarnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Diedarkan di Beberapa Daerah

Sejauh ini barang-barang ilegal tersebut sudah diedarkan di sejumlah daerah di seluruh Indonesia. "Pasarnya di Jakarta, Jawa Barat, Sulawesi, Jawa Tengah. Kalau di Jakarta dipasarkan di Asemka," ucapnya.

Para tersangka dijerat dengan pasal berlapis. Yakni Pasal 197 UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Kesehatan, dengan pidana penjara 15 tahun, dan denda maksimal Rp 1,5 miliar. Pasal 140 UU Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan, dengan pidana penjara 2 tahun, denda maksimal Rp 4 miliar.

Pasal 104 UU Nomor 7 tahun 2014 tentang Perdagangan, dengan pidana penjara 5 tahun, denda maksimal Rp 5 miliar. Dan Pasal 62 UU Nomor 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dengan pidana penjara 2 tahun, denda maksimal Rp 500 juta.

Reporter: Nur Habibie

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya