Meneropong Pergerakan Pasar Saham saat Momen Ramadan

Investment Information Head Mirae Asset Sekuritas Roger M.M prediksi transaksi harian saham bakal turun pada momen Ramadan.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 08 Apr 2021, 12:59 WIB
Diterbitkan 08 Apr 2021, 12:58 WIB
IHSG Awal Pekan Ditutup di Zona Hijau
Pejalan kaki melintas dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di kawasan Jakarta, Senin (13/1/2020). IHSG sore ini ditutup di zona hijau pada level 6.296 naik 21,62 poin atau 0,34 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah sentimen vaksinasi dalam negeri, serta momentum ramadan 2021, pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan konsolidasi. Hal itu seiring dengan kondisi makro ekonomi domestik yang belum bertenaga.

Investment Information Head Mirae Asset Sekuritas Roger M.M. prediksi nilai transaksi bursa saham akan terpangkas menjadi kisaran Rp 9 triliun per hari, turun dari rerata Januari, Februari, serta Maret yang masing-masingnya Rp 20 triliun, Rp 15 triliun, dan Rp 10 triliun per hari.

"April ada kemungkinan turun tipis menjadi sekitar Rp 9 triliun per hari, faktor puasa juga biasanya akan membuat nilai transaksi harian lebih lesu dibandingkan dengan sebelumnya,” ujar Roger dalam Media Day Mirae Asset Sekuritas, Kamis (8/4/2021).

Dia juga prediksi IHSG konsolidasi downtrend sebagai support 5.892 - 5.735 serta resisten 6.195-6.281. Roger mengatakan, ada dua faktor positif yang dapat mendukung pergerakan IHSG ke depan, tetapi masih akan terdilusi oleh satu faktor negatif yaitu kondisi makroekonomi.

Sentimen positif pertama adalah laporan kinerja keuangan emiten tahun buku 2020 dan kuartal i 2021. Kedua, yakni aksi korporasi beberapa emiten, utamanya musim dividen. 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Sentimen Dividen

IHSG Ditutup Melemah ke 6.023,64
Petugas Dinas Pertamanan berdiri dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Jakarta, Kamis (10/10/2019). Nilai tukar rupiah berada di level 14.152 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Roger mencatat ada beberapa emiten unggulan (blue chips) yang memiliki imbal hasil (yield) dividen tinggi. Beberapa di antaranya adalah PT Adaro Energy Tbk (ADRO) 3,3 persen, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 3,2 persen, PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) 2,7 persen, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) 2,7 persen, PT Astra International Tbk (ASII) 2,3 persen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2,2 persen, dan PT United Tractors (UNTR) 2,1 persen.

"Dengan demikian, beberapa saham emiten tersebut berkesempatan mendapatkan angin segar dari sentimen dividen yang tinggi,” kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya