Investasi Ilegal Pakai Robot Trading, Begini Ciri-Cirinya

Pengamat menuturkan, penawaran robot trading yang marak di Indonesia hanya kedok, tetapi sebenarnya money game.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Okt 2021, 23:26 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2021, 23:06 WIB
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)
Ilustrasi investasi (Foto: Unsplash/Mayofi)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan menemukan modus paling baru terkait penawaran investasi yang tidak memiliki perizinan dari Bappebti. Salah satunya penawaran paket investasi forex berkedok penjualan robot trading.

Penawaran itu melalui paket-paket investasi dengan menggunakan sistem member get member. Hal itu disampaikan Plt. Kepala Biro Peraturan Perundang-undangan dan Penindakan Bappebti M. Syist.

Sebelumnya Bappebti memblokir 249 domain situs web entitas di bidang perdagangan berjangka komoditi (PBK) yang tidak memiliki perizinan dari Bappebti pada Agustus 2021.

Bappebti menghimpun domain situs web entitas tak berizin pada Agustus secara umum terdiri atas duplikasi situs web dari pialang berjangka yang memiliki izin dari Bappebti, situs web introducing broker dari pialang berjangka luar negeri, dan penawaran paket investasi forex berkedok penjualan robot trading.

Pengamat dan Praktisi Investasi Desmond Wira menuturkan, penggunaan robot trading sudah lama dilakukan oleh trader. Robot trading ini paling sering digunakan untuk trading forex. Robot trading ini, menurut Desmon berbentuk software untuk bantu trading secara otomatis. Ada sebuah file digunakan seperti mq4 dan diinstall di komputer.

Desmond mengatakan, trading forex berlangsung selama 24 jam sedangkan trader juga perlu waktu untuk istirahat. Oleh karena itu, robot trading dipakai trader untuk trading 24 jam.

Namun, saat ini, Desmond menuturkan,  penawaran robot trading yang marak di Indonesia hanya kedok, tetapi sebenarnya money game.

Desmond mengatakan, kalau robot trading yang abal-abal jarang ditemui kerugian. Desmond mengatakan, robot trading asli berbentuk software dipasang di komputer, dan bisa untung rugi tergantung kualitas program.

"Program jelek, sering rugi secara umum, ini robot trading asli. Robot trading palsu jarang rugi, ending bahaya,” kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Sabtu (2/10/2021).

Ia mengatakan, bahaya dari robot trading palsu ini karena sebenarnya memakai skema money game. Oleh karena itu, penawaran investasi berkedok penawaran robot trading ini dengan mencari member baru. “Uang member baru jadi profit untuk member lama,” ujar dia.

Untuk menarik masyarakat agar tergiur investasi tersebut dengan menawarkan imbal hasil tinggi.”Karena ditawarkan dengan profit tinggi, sehari bisa satu persen, dua persen, tiga persen, empat persen dan lima persen,” kata Desmond.

Dengan memakai skema money games saat penawaran investasi berkedok robot trading tersebut, menurut Desmond seperti bom waktu. Apalagi jika tidak dapat member baru dan master mind keluar untuk merealisasikan keuntungan.

“Risiko money game akan ambruk, uang hilang, semua dibawa kabur. Korban akan banyak sekali, bom waktu yang akan meledak,” kata dia.

Oleh karena itu, ia mengingatkan ciri-ciri robot trading abal-abal antara lain:

-TIdak ada flie

-Penawaran paket sekian juta

-Member get member

-Harus di broker tertentu

-Broker tidak teregulasi dengan baik

-Keuntungan cenderung besar

-Jarang loss atau rugi

“Kalau ada salah satu ciri di atas hati-hati saja,” ujar dia.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Marak Robot Trading, Satgas Waspada Investasi Ingatkan Tak Ada Keuntungan Fix

Penjelasan OJK Tentang Fintech di Indonesia
Ketua Satgas Waspada Investasi Tongam L Tobing menjelaskan tentang fintech di Indonesia, Jakarta, Rabu (12/12). Sedangkang P2P ilegal tidak menjadi tanggung jawab pihak manapun. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Ketua Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L. Tobing menegaskan robot trading hanya merupakan alat untuk melakukan perdagangan. Sehingga bisa untung dan juga bisa rugi.

"Tidak akan ada keuntungan yang fix dalam trading. Masyarakat yang ingin menggunakan robot trading hendaknya adalah  orang yang sudah memahami mekanisme trading, sehingga mengetahui risikonya,” kata Tongam, Sabtu (2/10/2021).

Ada beberapa hal yang perlu diketahui adalah, keputusan investasi untuk jual atau beli mestinya berasal dari investor, bukan pihak lain.

"Jangan sekali-kali melakukan investasi perdagangan berjangka komoditi ke pihak lain yang bukan perusahaan perdagangan berjangka komoditi yang berizin dari Bappebti,” ujar Tongam.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya