Donald Trump Puji Indonesia dalam Pidatonya di KTT APEC

Dalam pidatonya di KTT APEC, Donald Trump memuji sejumlah negara termasuk Indonesia. Apa katanya?

oleh Khairisa Ferida diperbarui 10 Nov 2017, 16:42 WIB
Diterbitkan 10 Nov 2017, 16:42 WIB
Presiden AS Donald Trump saat berpidato di KTT APEC 2017 di Da Nang, Vietnam
Presiden AS Donald Trump saat berpidato di KTT APEC 2017 di Da Nang, Vietnam (AP Photo/Andrew Harnik)

Liputan6.com, Da Nang - Dalam pembukaan pidatonya di KTT APEC di Da Nang, Vietnam, Presiden Amerika Serikat Donald Trump lebih dulu mengucapkan belasungkawa terhadap para korban Topai Damrey.

"Saya ingin menyapa seluruh korban Topan Damrey. Rakyat AS mendoakan pemulihan Anda selama bulan-bulan ke depan. Hati kami bersatu dengan orang-orang yang menderita akibat badai dahsyat ini," demikian pernyataan Trump seperti keterangan tertulis Sekretaris Pers Gedung Putih yang diterima Liputan6.com pada Jumat (10/11/2017).

Banjir dan tanah longsor yang dipicu Topan Damrey telah menewaskan lebih dari 90 orang.

Trump juga menyinggung peran Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) yang dianggapnya belum berlaku adil. "Organisasi seperti WTO hanya dapat berfungsi dengan baik bila seluruh anggota mematuhi peraturan dan menghormati kedaulatan seluruh anggota. Kita tidak dapat mencapai pasar terbuka jika kita tidak memastikan akses pasar yang adil. Pada akhirnya, perdagangan yang tidak adil akan menghancurkan kita semua."

"AS mempromosikan perusahaan swasta, inovasi dan industri. Negara lain menggunakan perencanaan industri yang dikelola pemerintah dan BUMN. Kami menganut prinsip WTO dalam melindungi kekayaan intelektual dan memastikan akses pasar yang adil dan setara. Mereka terlibat dalam praktik dumping, barang bersubsidi, manipulasi mata uang dan kebijakan predator," tutur Trump.

"Mereka mengabaikan peraturan demi mendapat keuntungan atas pihak yang mengikuti aturan, menyebabkan distorsi besar dalam perdagangan dan mengancam fondasi perdagangan nasional itu sendiri."

Ayah lima anak itu juga menyampaikan bahwa pihaknya akan menjalin perjanjian perdagangan bilateral dengan negara Indo-Pasifik manapun yang ingin menjadi mitra AS. Namun dengan catatan mereka harus mematuhi prinsip perdagangan yang adil dan timbal balik. "Apa yang tidak akan kita lakukan adalah mengadakan kesepakatan besar yang mengikat tangan kita, menyerahkan kedaulatan kita dan membuat penegakan peraturan nyaris mustahil dilakukan."

Pada kesempatan yang sama, Trump memuji apa yang disebutnya transformasi luar biasa di sejumlah negara seperti Vietnam, Indonesia, Filipina, Thailand, Malaysia dan Singapura.

"Rakyat Indonesia selama beberapa dekade telah membangun institusi domestik dan demokratis untuk mengelola lebih dari 13.000 pulau mereka. Sejak tahun 1990-an, rakyat Indonesia telah mengangkat diri mereka dari kemiskinan ke negara yang paling cepat pertumbuhannya di antara anggota G-20. Hari ini mereka adalah negara demokrasi ketiga terbesar di muka Bumi," tegas Trump.

Gedung Putih: Tak Ada Jadwal Pertemuan Resmi Trump dan Putin

Donald Trump tidak akan bertatap muka secara resmi dengan Presiden Rusia Vladimir Putin ketika keduanya menghadiri KTT APEC di Da Nang, Vietnam. Hal tersebut ditegaskan oleh Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders.

Seperti dikutip dari CBC News, kendati demikian, Sanders tidak menutup kemungkinan bahwa kedua kepala negara akan terlibat pertemuan tidak formal, baik di Da Nang atau di Filipina di mana Trump dan Putin akan menghadiri KTT ASEAN.

"Sekarang, mereka berada di tempat yang sama. Apakah mereka akan menegur satu sama lain dan mengatakan halo? Pastinya mungkin dan bisa saja," kata Sanders. Ia menambahkan, "Namun soal pertemuan resmi yang terjadwal, tidak ada di agenda dan kami tidak mengantisipasinya."

Pernyataan tersebut disampaikan Sanders di Air Force One sesaat sebelum pesawat kepresidenan AS tersebut mendarat di Da Nang.

Sebelumnya, di China, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson mengatakan, tidak ada alasan untuk menjadwalkan pertemuan antara Trump dan Putin jika tidak ada kemajuan signifikan dalam sejumlah isu penting, termasuk Suriah dan Ukraina.

"Poinnya adalah jika kedua pemimpin bertemu, adakah sesuatu yang cukup substantif untuk dibicarakan," kata Tillerson.

Vietnam merupakan negara Asia keempat yang disambangi Trump. Sebelumnya, Presiden ke-45 AS itu lebih dulu menginjakkan kaki di Jepang, Korea Selatan dan China.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya