Film Catholic School Ungkap Tragedi Kelam Kekerasan Seksual di Italia

Pembunuhan Circeo dibahas di film Catholic School.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 10 Jan 2023, 18:35 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2023, 18:35 WIB
Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)
Ilustrasi Bunuh Diri. (Freepik/Dashu83)

Liputan6.com, Roma - Film Italia berjudul Catholic School menyorot kembali kasus pembunuhan Circeo yang sempat membuat gempar Roma pada tahun 1975. Film Netflix tersebut diadaptasi dari sebuah novel yang berdasarkan kisah nyata tentang penculikan sepasang wanita muda.

Peristiwa ini menimpa Donatella Colasanti (19) dan Rosaria Lopez (17). Keduanya awalnya diajak jalan-jalan ke sebuah vila di daerah Circeo oleh dua pemuda bernama Stefano alias Angelo Izzo (20) dan Giovanni Guido (19). 

Menurut situs Emadion, kedua pemuda itu mengajak Donatella dan Rosario untuk bertemu teman mutual mereka bernama, Carlo. Namun, mereka dijebak ke sebuah villa milik keluarga pemuda bernama Andrea Ghira (22).

Andrea dan Angelo sama-sama pemuda yang pernah memiliki masalah kriminal.

Sesampainya di villa, kedua perempuan itu diajak berhubungan seks, tetapi menolak. Giovanni kemudian mengeluarkan pistol dan mengancam menembak perempuan itu.

Film Catholic School menampilkan adegan serupa. Awalnya, korban Rosaria sebetulnya enggan ikut karena tidak boleh pulang malam. Akan tetapi ia terus dipaksa-paksa agar ikut, hingga akhirnya menyerah dan mengikuti ajakan tersebut.

Perempuan itu lalu mengalami kekerasan seksual oleh dua pelaku. Kemudian, tersangka Andrea melakukan penganiayaan. 

Selama 29–30 September 1975, kedua perempuan itu mengalami malam yang mengerikan. Saat itu belum ada smartphone, sehingga keduanya benar-benar terjebak, jauh dari rumah dan tak bisa meminta pertolongan. 

Menurut Italy 24 News, korban bernama Rosaria akhirnya kehilangan nyawa karena ditenggelamkan. Sementara, Donatella memakai taktik pura-pura mati untuk mengecoh para tersangka.

Pada film Netflix, Donatella berkali-kali dibius namun tak kunjung teler. Andrea lantas meninju Donatella hingga pingsan. Namun, wanita itu berusaha bangun dan menelepon, tetapi ketahuan dan kembali dihajar hingga babak belur. Ia akhirnya dibungkus dan ditaruh di bagasi mobil.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Penangkapan

Ilustrasi Pembunuhan (Istimewa)
Ilustrasi Pembunuhan (Istimewa)

Para tersangka kembali ke Roma setelah mengira Donatella dan Rosaria meninggal. Tubuh kedua perempuan itu ditaruh di bagasi mobil. 

Ketika tiba di Roma pada malam harinya, Donatella langsung menggedor-gedor bagasi ketika menyadari bahwa ketiga tersangka sudah pergi. Beruntung, ada patroli malam yang mendengar kegaduhan di mobil tersebut dan menemukan Donatella. 

Seorang fotografer kebetulan berada di dekat lokasi kejadian dan memfoto Donatella yang berada di bagasi dalam keadaan bugil dan luka-luka. 

Beberapa jam kemudian, Angelo dan Giovanni berhasil ditangkap, namun Andrea berhasil kabur. Foto yang beredar menunjukkan bahwa Angelo tampak nyengir ketika ditangkap. 

Menurut laporan The Cinemaholic, Angelo dan Giovanni berusaha kabur dari penjara pada 1977, namun aksi mereka gagal.

Mereka sejatinya divonis seumur hidup, namun hukuman dikurangi menjadi 30 tahun karena mereka menyesal dan membayar uang ganti rugi kepada keluarga Rosaria. 

Namun, Giovanni tetap berusaha kabur, bahkan hingga ke luar negeri. Ia sempat ditangkap di Argentina, namun kabur lagi hingga ditemukan di Panama pada tahun 1994 ketika bekerja sebagai penjual mobil. 

Ia akhirnya diekstradisi lagi ke Italia dan bebas pada tahun 2009. 


Bunuh Orang Lagi

20160206-Ilustrasi-Pembunuhan-iStockphoto
Ilustrasi Pembunuhan dengan Senjata Tajam (iStockphoto)

Angelo bebas pada Desember 2004, namun ia kembali membunuh orang. Korbannya adalah dua orang wanita, yakni Maria Carmela dan putrinya bernama Valentina Maiorano.

Mereka adalah istri dan anak dari seseorang yang Angelo temui di penjara. Ia pun kembali dihukum penjara seumur hidup.

Sementara, tersangka Andrea berhasil kabur ke Spanyol sebelum ditangkap polisi. Ia bahkan bergabung ke tentara elit Spanyol dengan memakai nama samaran Massimo Testa de Andrés. 

Ia hidup tanpa dipenjara bersama kekasihnya di Kota Melilla yang berdekatan dengan Maroko. 

Meski tak berada di jeruji besi, ia "dipenjara" oleh kecanduannya pada narkoba. Ia kemudian ditemukan meninggal pada tahun 1994 karena overdosis. 

Pada tahun 2005, tes DNA dilakukan dan membuktikan bahwa Massimo memang merupakan Andrea.

Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Dukung Anak dengan Long Covid-19 Kembali ke Sekolah. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya