Liputan6.com, Kyiv - Kelompok pemantau perang, Oryx, mengklaim bahwa setidaknya 1.000 tank Rusia berhasil dihancurkan dalam perang Ukraina. Jika jumlah itu digabungkan dengan tank Rusia yang direbut atau ditinggalkan maka akan mewakili setengah dari seluruh tank operasional Moskow pada awal perang.
Oryx mengklaim telah mengumpulkan bukti visual mengenai kerugian peralatan militer di Ukraina sejak invasi Rusia dimulai pada 24 Februari 2022.
Baca Juga
Kelompok itu mengatakan, minggu ini mereka telah memverifikasi 1.000 tank Rusia yang "hilang" dalam perang. Sementara itu, 544 tank Rusia lainnya telah direbut oleh pasukan Ukraina, 79 tank rusak, dan 65 ditinggalkan.
Advertisement
Analis militer yang berkontribusi pada Oryx, Jakub Janovsky, menuturkan bahwa jumlah tersebut tidak termasuk kerugian yang belum dapat dikonfirmasi secara visual oleh Oryx. Dia memperkirakan, jumlah sebenarnya bisa mendekati 2.000 tank.
"Rusia memulai perang dengan sekitar 3.000 tank operasional... jadi ada kemungkinan besar Rusia telah kehilangan setengah dari tank yang dapat digunakan," tutur Janovsky seperti dikutip CNN, Kamis (9/2/2023).
Tank telah menjadi fokus utama invasi Rusia ke Ukraina dan dipandang sebagai kunci, baik bagi Rusia maupun Ukraina, untuk merebut wilayah di medan perang.
Menurut Oryx, pertarungan tank telah "membalikkan keadaan bagi Ukraina". Oryx menyebutkan bahwa lebih dari 500 tank yang direbut Ukraina dari Rusia menutupi 459 tank mereka yang "hilang".
Dan kini, bantuan tank dari sekutu Ukraina tengah dalam proses menuju negara itu. Tank-tank Barat tersebut dipandang memiliki memiliki teknologi yang lebih unggul dibanding yang diterjunkan Rusia ke medan perang.
Pejabat Ukraina telah berulang kali memohon pengiriman tank-tank tersebut, tidak hanya untuk bertahan, namun juga melawan Rusia.
Rusia Masih Punya Banyak Tank, tapi...
Janovsky menuturkan bahwa Rusia memiliki cadangan sekitar 4.000 tank sebelum invasi ke Ukraina dimulai.
"Di atas kertas, Rusia masih memiliki banyak tank, tetapi banyak yang tidak disimpan dengan baik dan mungkin sulit untuk diaktifkan kembali dengan cepat," katanya.
"Bahkan dengan asumsi mereka semua dapat beraksi, Moskow masih kehilangan sekitar 30 persen dari kekuatan tanknya sebelum perang."
Janovsky sebelumnya mengatakan kepada CNN bahwa pembuatan tank pengganti baru akan sulit bagi Moskow.
"Karena sanksi, mereka mungkin harus mengganti sensor dan elektronik dengan alternatif yang lebih rendah dan jumlah yang dapat mereka hasilkan dalam waktu dekat adalah sebagian kecil dari kerugian mereka," ungkap Janovsky pada September.
Oryx mengungkapkan bahwa angka total kerugian peralatan militer Rusia -gabungan kendaraan tempur infanteri, pengangkut personel lapis baja, dan tank- hampir 9.100. Adapun total kerugian dari sisi Ukraina adalah 2.934.
Advertisement