Studi: Diet Rendah Karbohidrat Berbasis Daging Tidak Berdampak pada Penurunan Berat Badan

Ada banyak cara untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan, salah satunya adalah dengan menerapkan diet rendah karbohidrat. Namun, menurut sebuah penelitian terbaru yang membandingkan lima jenis diet rendah karbohidrat, kualitas dari makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh untuk mencapai berat badan ideal yang didambakan.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 08 Jan 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 08 Jan 2024, 05:00 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi daging sapi. (dok. pixabay.com/PDPhotos)

Liputan6.com, Jakarta - Ada banyak cara untuk menurunkan dan mempertahankan berat badan, salah satunya adalah dengan menerapkan diet rendah karbohidrat. Namun, menurut sebuah penelitian terbaru yang membandingkan lima jenis diet rendah karbohidrat, kualitas dari makanan yang dikonsumsi juga berpengaruh untuk mencapai berat badan ideal yang didambakan.

Dilansir dari CNN, Kamis, 28 Desember 2023, studi tersebut menemukan bahwa orang-orang yang mengonsumsi makanan rendah karbohidrat yang tidak sehat dan berbasis daging mengalami kenaikan berat badan seiring berjalannya waktu. Riset itu membandingkannya dengan mereka yang menerapkan diet makanan nabati yang lebih sehat.

"Ketika orang mengonsumsi makanan yang menekankan karbohidrat dari biji-bijian, minyak nabati non-tropis yang sehat, dan protein nabati, mereka berpeluang lebih besar untuk mencegah kenaikan berat badan berlebih," kata penulis senior studi tersebut, Dr. Qi Sun, profesor asosiasi dari nutrisi dan epidemiologi di Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston, Amerika Serikat.

Studi tersebut membandingkan pola makan rendah karbohidrat secara keseluruhan dengan lima jenis pola makan rendah karbohidrat lainnya. Kelimanya adalah pola makan yang terutama menggunakan protein dan lemak hewani; pola makan yang berfokus pada protein dan lemak nabati; diet rendah karbohidrat sehat yang berfokus pada konsumsi lebih sedikit karbohidrat olahan dan lebih banyak protein nabati, serta lemak sehat seperti minyak zaitun; dan terakhir pola makan tidak sehat yang didefinisikan sebagai pola makan yang mencakup konsumsi lemak tidak sehat, lebih banyak protein hewani, dan biji-bijian olahan. 

 

Pola Makan Berbasis Daging Berdampak pada Kenaikan Berat Badan

Daging
Ilustrasi Daging Sapi Credit: pexels.com/Beccera

"Sepengetahuan saya, meneliti dampak penurunan berat badan jangka panjang dari berbagai varian (pola makan) rendah karbohidrat adalah hal baru," kata Dr. David Katz, spesialis pengobatan pencegahan dan gaya hidup yang mendirikan organisasi nirlaba True Health Initiative, sebuah koalisi pakar global yang didedikasikan untuk pengobatan gaya hidup berbasis bukti, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.

Semua pola makan tersebut mengurangi konsumsi karbohidrat menjadi sekitar 38--40 persen dari asupan kalori harian. Namun, orang yang mengonsumsi makanan karbohidrat tidak sehat yang kaya akan protein dan lemak hewani akan mengalami kenaikan berat badan dalam jangka panjang, dibandingkan dengan orang yang mengonsumsi lebih banyak buah, biji-bijian, dan sayuran non-tepung, serta lebih sedikit mengonsumsi susu, daging merah, daging olahan, dan gula seperti minuman manis, permen, dan makanan penutup.

"Mereka yang menerapkan diet rendah karbohidrat tidak sehat sebagai strategi utama, memperoleh rata-rata kenaikan berat badan sekitar 2,3 kg, atau 5,1 pon, selama 4 tahun," ungkap Binkai Liu, asisten peneliti di departemen nutrisi Harvard T.H. Chan School of Public Health.

Meneliti 67.000 Orang

Sering Ditemukan di Dapur, Makanan-Minuman Ini Tanpa Disadari Bisa Memicu Darah Tinggi
Ilustrasi daging. (Foto: Pixabay)

"Mereka yang menerapkan diet rendah karbohidrat yang sehat sebagai strategi utama kehilangan rata-rata, sekitar 2,2 kg, atau 4,9 pon, dengan rata-rata selisih bersih antara keduanya sebesar 10 pon (sekitar 4,5 kg)," ungkap Liu melalui email.

Studi yang diterbitkan pada Rabu, 27 Desember 2023, di jurnal JAMA Network Open, meneliti data lebih dari 67.000 responden dalam tiga studi longitudinal yang sudah mapan, yaitu Studi Kesehatan Perawat yang dilakukan antara 1986 hingga 2010; Studi Kesehatan Perawat II yang dilakukan antara 1991 hingga 2015; dan Studi Tindak Lanjut Profesional Kesehatan yang dilakukan antara 1986 hingga 2018.

"Ini tentu saja merupakan studi observasional, dan tidak dirancang untuk menetapkan sebab-akibat; sebaliknya, mereka mengungkapkan hubungan," kata Katz. "Namun ketika hubungan yang diamati bersifat kuat, responsif terhadap dosis, sulit dijelaskan dan terikat pada mekanisme yang masuk akal, sebab-akibat terkadang dapat disimpulkan," tambahnya.

Semua peserta dalam tiga penelitian tersebut adalah orang-orang yang sehat, berusia di bawah 65 tahun dan tidak memiliki penyakit kronis sebelumnya. Penurunan atau penambahan berat badan dilaporkan secara mandiri dalam interval empat tahun.

 

Hasil Penelitian

Ilustrasi daging protein seperti ayam dan ikan. (Unsplash/Yulia Gusterina)
Ilustrasi daging protein seperti ayam dan ikan. (Unsplash/Yulia Gusterina)

Penelitian tersebut mencatat bahwa diet rendah karbohidrat yang menekankan "makronutrien berkualitas tinggi dari makanan nabati yang sehat" dikaitkan dengan penurunan berat badan yang lebih sedikit. Sementara, diet rendah karbohidrat yang "menekankan protein dan lemak hewani atau karbohidrat olahan dikaitkan dengan lebih banyak penambahan berat badan."

Penelitian tersebut menemukan bahwa hubungan tersebut lebih terlihat pada orang-orang yang lebih muda, lebih gemuk, dan kurang aktif.

"Intinya adalah bahwa dalam kurun waktu 4 tahun, menerapkan pola makan 'rendah karbohidrat' secara umum TIDAK dapat dikaitkan dengan penurunan berat badan yang bertahan lama di antara mereka yang mencoba menurunkan berat badan. Sedangkan, menerapkan pola makan rendah karbohidrat nabati dan/atau berkualitas tinggi dikaitkan dengan penurunan berat badan yang berkelanjutan," jelas Katz melalui email.

Meskipun penelitian ini berfokus pada pola makan rendah karbohidrat, pentingnya kualitas makanan adalah kunci dalam diet apa pun, kata Sun, yang juga direktur Laboratorium Biomarker Nutrisi di  Harvard T.H. Chan School of Public Health. "Selalu bijaksana untuk memilih pola makan (yang) menekankan buah-buahan segar dan sayuran tidak bertepung, biji-bijian, kacang-kacangan, polong-polongan, minyak zaitun dan minyak nabati lainnya, kopi, teh atau hanya air putih, anggur merah secukupnya jika diminum, makanan rendah sodium, dan bahan-bahan sehat lainnya," ujar Sun.

Infografis Macam-Macam Diet
Infografis Macam-Macam Diet. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya