Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah pada perdagangan Selasa ini. Pelemahan rupiah ini tersengat sentimen dari regional.
Mengutip Bloomberg, Selasa (30/4/2019), rupiah dibuka di angka 14.204 per dolar AS, tak berbeda jauh jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.208 per dolar AS. Menjelang siang, rupiah melemah ke 14.229 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.204 per dolar AS hingga 14.235 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih menguat 1,13 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.215 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.188 per dolar AS.
Baca Juga
"Pagi ini mata uang kuat Asia yen Jepang dan dolar Hong Kong dibuka melemah terhadap dolar AS, yang bisa menjadi sentimen pelemahan rupiah," kata ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih dikutip dari Antara.
Dari eksternal, indeks manufaktur China turun di bawah perkiraan. The Official NBS Manufacturing PMI China pada April 2019 tercatat 50,1, turun dari 50,5 pada Maret 2019, dan di bawah ekspektasi pasar 50,5.
Menurut Lana, turunnya PMI China ini membuat sentimen negatif di pasar modal China yang bisa merembet ke pasar Asia lainnya. Sebelumnya PMI tercatat paling rendah pada Februari 2019 di 49,2, yang merupakan level kontraksi.
"Kemungkinan PMI manufaktur ini akan membaik seiring dengan rencana akan segera ditandatanganinya kesepakatan dagang AS-China," ujar Lana.
Lana memprediksi rupiah hari ini akan bergerak melemah menuju kisaran antara 14.210 per dolar AS hingga 14.230 per dolar AS.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Selama April 2019, Rupiah Menguat 1,17 Persen
Bank Indonesia (BI) mencatat pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan secara point to point sebesar 1,17 persen hingga 23 April 2019.
"Nilai tukar Rupiah pada 23 April 2019 tercatat menguat 1,17 persen secara point to pointdibandingkan dengan akhir Maret 2019 dan 0,58 persen secara rerata dibandingkan dengan rerata Maret 2019," kata Gubernur BI Perry Warjiyo, di Gedung BI, Jakarta, Kamis (25/4).
Bila dibandingkan dengan level 2018, nilai tukar rupiah juga menguat 2,17 persen secara point to point dan 0,80 persen secara rerata.Â
BACA JUGA
Perkembangan ini tidak terlepas dari perkembangan aliran masuk modal asing yang besar ke pasar keuangan domestik, termasuk aliran masuk ke pasar saham yang berlanjut pada April 2019.
Bank Indonesia, lanjut Perry, memandang nilai tukar rupiah akan stabil dengan mekanisme pasar yang tetap terjaga baik. Hal ini sejalan prospek sektor eksternal yang membaik didorong prospek perekonomian domestik yang tetap positif dan ketidakpastian pasar keuangan yang berkurang.
"Untuk mendukung efektivitas kebijakan nilai tukar dan memperkuat pembiayaan domestik, Bank Indonesia terus mengakselerasi pendalaman pasar keuangan, khususnya di pasar uang dan valas," tandas dia.
Advertisement